03. Pertemuan

9.7K 424 1
                                    


Hari ini, mereka akan kedatangan tamu spesial dari sahabat kedua orangtua Reska. Kemarin malam mereka sudah memberitahu Reska untuk bangun lebih pagi, namun tetap saja anak itu belum bangun sampai saat ini.

Sudah berkali-kali bu Susi bolak-balik kamar Reska, tetapi tidak membuahkan hasil. Bu Susi tidak bisa membuat Reska terbangun, pintunya saja di kunci oleh Reska. Terpaksa Lila harus turun tangan.

Tok..tok..tok..

"Reska cepat temui bunda dan papa di ruang keluarga, ada hal yang mau kami bicarakan." Titah Lila.

"..."

"RESKA!"

Hilang sudah kesabaran Lila, akhirnya ia mengambil kunci cadangan untuk mengobrak-abrik kamar gadisnya.

Akhirnya Lila berhasil memasuki kamar Reska, gadis itu masih tertidur dengan nyenyaknya setelah gedoran pintu berkali-kali menghantam pintunya.

"Bagus ya kamu belum bangun. Kemarin bunda sudah bilang kamu harus bangun lebih awal lho."

Byurr

Ide licik itu sudah Lila laksanakan, cukup ampuh untuk membangunkan anaknya yang tidur seperti kebo ini.

"ALLAHUAKBAR TSUNAMI! BUNDA, PAPA ADA TSUNAMI!!" Teriak Reska dengan mata yang masih terpejam.


"Heh," tegur Lila.

Reska akhirnya berhasil membuka matanya. "Bunda? Kokini semua basah sih? Terus kok rumahnya masih utuh?" Tanya Reska linglung.

"Kamu bunda guyur. Lagian kebo banget sih!"

"Astagfirullah bunda. Aku tadi mimpi tsunami, terus tiba-tiba keguyur air. Kirain beneran," ketusnya.

"Yaudah cepet siap-siap!" Titah Lila.

"Kemana bun?"

"Kamu lupa ya ternyata? Ada tamu di bawah noh, kamu harus gunakan pakaian yang sopan sekarang. Cepet!"

Reska mengangguk pasrah. "Iya iya, aku mandi dulu.

•••

Reska berdiri di depan cermin dengan ragu, ia memiliki kesulitan untuk memilih baju yang terlihat sopan untuknya. Karena Rata-rata baju di lemarinya baju pendek dan ketat.

Reska tersenyum puas melihat baju yang ia kenakan kali ini, setelah ia berkali-kali berganti pakaian untuk mencari pakaian yang pas dengan suruhan bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reska tersenyum puas melihat baju yang ia kenakan kali ini, setelah ia berkali-kali berganti pakaian untuk mencari pakaian yang pas dengan suruhan bunda.

"Bagus juga nih, kok gue gak tau punya baju se-bagus ini sih." Gumamnya.

Lagi-lagi terdengar suara teriakan Lila di luar sana. Reska segera keluar dengan berlari kecil.

"Iya bun," balasnya dengan teriak.

Reska turun, dan terkejut melihat seorang pria yang berbalut jas hitam yang duduk menunduk.

Reska dengan ragu duduk di samping bundanya, "dia siapa bun?"

Lila tersenyum. "Nanti juga tau kok."

Reska mengernyitkan keningnya, mengapa orangtuanya bertingkah aneh saat ini. Tamu di hadapannya juga tampak senyam-senyum sedari tadi.

"Bunda jangan macem-macem sama aku ya," bisik Reska.

"Di jamin suka!" Kata Lila dengan yakinnya.

"Jefan, ini anak saya. Reska namanya." Kata Jaka membuka suara.

"Iya saya tau Jaka, Reska kan sering main bareng Azra pas kecil." Jawab lelaki paruh baya yang bernama Jefan itu sambil tertawa kecil.

Azra, nama itu langsung berputar di dalam kepala Reska. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu, tapi.. kapan. Dirinya mudah sekali lupa.

"Dia siapa sih bun, pa?"

"Calon suami kamu lho ca," jawab Jaka.

"Hah? Apaan sih pa! Aku gak mau ya." Tolak Reska cepat.

"Azra," panggil Lila lembut.

Pria yang bernama Azra itu mengangkat kepalanya, ia menatap Reska lekat. Sebenarnya Azra tidak kaget, bahkan ketika ia di paksa untuk di jodohkan dengan wanita bernama 'Reska' pun. Azra sudah tahu bahwa wanita itu pernah bertemu dengannya kemarin.

"LO?" teriak Reska.

"IHH PAPA AMIT-AMIT DEH, AKU GAK MAU YA SAMA POLISI INI."

Azra hanya diam menatap tajam anak manja di hadapannya ini. Dasar drama.

"Anda pikir saya mau?" Kata Azra tiba-tiba, menghentikan rengekan Reska.

"Kalau gak mau kenapa lo sok sok an pasrah gitu? Alesan emang!!" Bantah Reska.

"Pokoknya kalian itu harus nikah. Kalau gak mau, ya harus mau!" Ucap Jefan.

"Pa, ini bukan jamannya siti Nurbaya lagi lho?! Ngapain sih pake cara jodoh jodohin aku segala!"

"Takdir sayang," jawab Lila.

"Kita atur tanggalnya mulai hari ini."

Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang