34. Handphone baru

2K 130 16
                                    

Malam itu, Reska dan Azra sudah bersiap dengan pakaian yang rapih. Mereka berdua akan pergi untuk membeli handphone baru Azra.

Sebenarnya Azra tidak ingin membeli sekarang-sekarang ini, karena ia juga sedang menabung untuk biaya persalinan Reska nanti. Tetapi wanita itu tetap memaksa Azra untuk membeli, sebagai perasaan bersalahnya karena telah memecahkan handphone Azra.

Flashback on..

"Mas maaf ya udah mecahin handphone kamuu.."

Azra menggeleng. "Gak papa dek, saya paham maksud kamu."

"Tapi aku gak enak, itu kan isinya banyak dokumen penting mas," kata Reska.

"Saya bisa ambil memori handphone nya, daripada saya kehilangan memori sama kamu. Iya kan?" Kata lelaki itu seraya tersenyum kepada Reska.

"Ihh pokoknya kamu harus beli handphone nya! Entar kalau ada yang penting kan gak bisa hubungin kamu mas."

"Gak bisa sekarang dek, uang tabungan saya untuk biaya persalinan anak kita nanti. Itu kan gak lama lagi, lagian saya gak terlalu butuh handphone itu," jawab Azra tulus.

"Pake uang aku lah mas.. kan aku toh yang rusakinnya."

"Gak usah dek, saya gak mau ngerepotin kamu."

"Udah ish jangan gitu, ini salah aku. Aku mau tanggung jawab!" Ucapnya lalu mencubit kecil lengan Azra.

"Baiklah, terserah kamu saja dek."

Flashback off..

Kini mereka berdua sudah sampai di hadapan mall terbesar di kota nya. Reska melihat banyak sekali remaja yang bergandengan tangan dengan pasangannya masing-masing.

Udara malam itu cukup dingin, tetapi hawa hati Reska terasa panas. Sampai-sampai ia lupa bahwa dirinya sudah mempunyai pasangan juga.

Azra melihat Reska yang menatap datar ke berbagai arah, tentu saja lelaki itu melihat perubahan suasana mood istrinya.

Azra menyenggol lengan Reska. "Ada apa? Kok liatin mereka gitu?".

"Enggak, cuma iri aja."

"Iri?"

Reska menghentikan langkahnya, "iya iri, soalnya pasangan aku gak mau ngegandeng".

Azra tertawa renyah. "Hahaha astagfirullah dek, kode alam nih maksudnya?" Katanya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kode alam dari hongkong! Makanya jadi suami tuh peka dikit".

"Iya iya maaf, saya keasikan liat-liatin toko baju tadi. Maaf ya?".

Reska mengangguk dan menyipitkan matanya, "iyaa.. Gandeng aku sekarang!".

Azra dengan cepat meraih lengan Reska. Sedangkan Reska saat ini sedang tersenyum sumringah di balik masker.

Azra dan Reska sekarang memasuki toko handphone. Bukannya Azra yang antusias, kini kebalikannya. Reska melepaskan gandengan tangan Azra dan berlari menuju etalase yang berisi handphone mewah.

"Baguss ini mas!" Pekiknya dan berlari kecil lalu menarik lengan Azra.

Lelaki itu menghela nafas, berusaha sabar melihat tingkah laku istrinya.

"Kamu mau?" Tanya Azra.

"Hah? Gimana sih, kan kamu yang mau beli. Kok malah nawarin aku".

"Katanya bagus."

Reska melotot, "kalau aku bilang bagus berarti aku mau gitu?!"

"Enggak sih. Maaf ya, saya salah."

Reska mengalihkan pandangannya lagi ke handphone-handphone tadi.

"Kamu cocok pake yang warna item ini, soalnya keren kayak orangnya" ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah handphone yang dimaksud.

"Bisa aja. Saya mau yang mana saja, asal tidak memberatkan kamu" jawabnya.

"Yaudah aku beliin yang ini ya?"

"Gak kemahalan dek? Saya yang lain aja deh."

Reska menggeleng, "Enggak kok, aku kan nyari yang sepadan sama yang aku rusakin. Handphone kamu yang kemarin mahal, masa aku ganti sama yang murah."

Azra tersenyum mendengar itu, "terimakasih ya dek". Azra mengecup kening Reska, pengunjung lain ketar ketir melihatnya.

 Azra mengecup kening Reska, pengunjung lain ketar ketir melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Reska: Mas foto dulu! Biar readers iri. Hahaha ]

~~

Malam sudah larut, tetapi kedua pasutri itu belum juga pulang ke rumahnya. Itu karena Azra mengajak Reska untuk makan di resto bintang lima. Reska sempat kaget dengan penawaran suaminya, tapi setelah Azra meyakinkannya, Reska akhirnya setuju.

"Mau pesan apa?" Tanya Azra.

"Duhh harganya mehong-mehong amat mas. Nanti dompet kamu menipis lho" jawab Reska yang masih kaget dengan harga menu-menu disana.

"Dompet saya emang udah tipis dek haha. Tapi ada kartu yang lebih tipis dan kartu itu bisa membuat dompet tebal kembali."

Reska tertawa sampai tangannya spontan memukul Azra. "Bisa aja. Jokes bapak-bapak memang membutuhkan logika ya."

"Enak aja bapak-bapak."

"Iyalah bapak-bapak! Emang kamu mau dipanggil apa? Berondong?"

"Suami. Saya kan suami kamu, jadi panggil suami saja hehe."

"Ihh apa sih garing".

"Jadi mau pesan apa ini? Mbaknya udah nungguin tuh".

"Ngikut kamu aja, aku bingung."

"Kenapa gak daritadi dek."

"Ya tadi kan aku gak tau kamu mau pesen apa."

"Yasudah deh. Mbak saya pesan ini, ini, dan ini." Ucap Azra sambil menunjuk menu satu persatu.

~~

Maaf up nya lama.




Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang