04. Kisah dahulu

8K 379 0
                                    

*saya skip pas bagian tes ya, soalnya bingung mau nulis gimana.

Setelah menjalani beberapa tes, akhirnya Reska merasa terbebas dari siksaan yang membuatnya terpaksa untuk bangun pagi. Sebentar lagi ia akan menjadi ibu Bhayangkari, dan istri dari seorang Azra.

Saat masa masa SMP-SMA, Reska ingin sekali menjadi istri seorang abdi negara. Tapi setelah mengetahui proses proses untuk menjadi Istri seorang abdi negara. Niat nya ia pungkiri, karena Reska tidak suka hal yang ribet. Walaupun dia sendiri orangnya ribet.

Tanpa dia sangka, kini hajatnya terwujud. Ia benar-benar akan menjadi istri seorang Polisi yang galak dan datar. Seperti keinginan nya dulu, tapi ternyata jika di dunia nyata sikap seperti itu sama sekali tidak sesuai dengan yang di novel novel. Hmm sungguh terlalu.

Azra memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan.

"Kamu mau makan dulu?" Kata Azra membuyarkan lamunan nya.

"Eh, engga deh gue gak laper."

"Yasudah kamu tunggu saya makan disini." Azra meninggalkan nya sendirian di mobil, dan pergi ke rumah makan itu.

"Lah kok ditinggal sih, jahat banget ish." Ringisnya.

Akhirnya Reska turun menyusul Azra yang sudah duduk sambil menunggu makanannya.

"Tadi katanya tidak mau." Azra menatap Reska lalu menaikkan satu alisnya.

"Ya emang gak mau! Cuma mau duduk aja disini, bosen kalau di mobil terus," ketusnya.

"Jangan ketus ketus ngomongnya, bentar lagi kamu jadi istri saya. Masa mau ketus terus nanti sama suami," kata Azra.

"Terserah."

•••

Setelah kemarin-kemarin menjalani tes dan terpaksa bangun pagi, kini Reska kembali tidur hingga matahari sudah memancarkan sinarnya dengan terang.

"Duh, badan gue kok sakit semua sih. Pasti gara-gara kemarin bolak-balik kantor," keluh Reska.

Reska berjalan ke luar, menghampiri bundanya yang sedang menonton TV. "Bunda, lusa aku gak disini lagi huhu."

"Yahh bunda bakal kangen kamu nak," cemberutnya.

Lila mengusap surai rambut panjang Reska. "Nanti kalau sudah nikah, jangan lupa main ke rumah ya?"

Reska menyengir, memperlihatkan gigi nya yang terbaris rapih. "Iya dong! Aku gak akan lupa buat main kesini bun."

"Kalau bohong, bunda bakal kesel sama kamu. Kamu kan anak bunda satu-satunya."

"Iya bunda.."

"Oh iya, bikinin cucu banyak-banyak ya. Biar gak sepi lagi nih rumah kalau kamu mampir, masa iya rumah segede gini isinya cuma beberapa orang aja nak." Kata Lila.

Reska melongo, "bunda apaan sih! Mikirnya kejauhan tau, aku aja belum nikah. Udah minta cucu banyak aja huh."

"Soalnya bunda gak mau rumah ini sepi lagi."

"Gimana nanti aja bunda, aku gak mau berharap. Lagian si Azra itu aku gak kenal banyak, ketemu aja baru minggu kemaren."

"Dia baik nak, kamu gak inget suka main bareng dia?" Tanya Lila untuk meyakinkan Reska.

Reska berpikir sejenak. "Main? Main apa bun? Aku baru ketemu dia pas di jalan lho."

"Main nikah-nikahan kalian juga pernah haha. Bunda inget banget, kamu dulu masukin boneka ke perut. Dan Azra belagak jadi suami kamu. Kamu main itu sama temanmu yang lain juga lho."

Reska syok mendengar pernyataan bundanya, bisa-bisanya ia se polos itu dahulu.

Lila tertawa terbahak-bahak, setelah itu ia berkata. "Taunya sekarang beneran bakal terjadi ya nak. Gak nyangka deh bunda."

"Bunda jangan bohong, aku kan gak se polos itu tau." Protesnya.

"Emangnya kamu tau apa? Bunda tau kok semua cerita tentang diri kamu, rahasiamu juga bunda tau."

"Ah bunda ini, jangan ngomong gitu."

"Hehe, intinya jangan lupa sering-sering mampir ke rumah ini nanti ya!"

"Siap bunda!!"


Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang