14. Perhatian Azra

7.3K 284 2
                                    

"Dek.." panggil Azra sambil menggoyangkan punggungnya di atas motor. Karena Reska masih tertidur di punggung Azra, bahkan sampai datang di halaman rumah gadis itu masih tertidur pulas.

"Dek Reska."

"Dekk...." Panggilnya sekali lagi.

Reska samar-samar mendengar suara maskulin, ia pun membuka matanya. Heran melihat sekelilingnya, padahal itu rumahnya sendiri.

"Apa mas."

"Turun, mas mau kerja lagi."

Reska kemudian turun dari motor besar itu, mencium punggung tangan Azra. Dan Azra membalasnya dengan ciuman di kening Reska dengan cukup lama.

Azra tersenyum, "gak marah lagi nih?"

Reska terlihat bingung, seolah bertanya maksud Azra apa?

Azra yang mengerti langsung berdehem "Ekhm, gak usah di pikirin lagi dek. Mas berangkat dulu ya".

"Iya, hati-hati."  Jawabnya lalu melambaikan tangan.

Reska masuk ke dalam kamar, melemparkan tas nya kesembarang arah dan membantingkan tubuhnya di atas kasur.

"Huft."

"Ngantuk banget aaa, padahal tadi lagi enak-enak nyender di punggung mas Azra. Malah di bangunin." keluhnya.

Reska perlahan menutup matanya, memposisikan tubuhnya senyaman yang dia mau sampai tertidur lelap. Hari mulai gelap, matahari sudah terbenam. Reska masih nyaman dengan posisinya. Hingga pintu terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang di cintainya.

Azra melihat gadisnya yang tertidur dengan kaki yang turun ke bawah, tangan yang terbentang luas. Dan rambut kusut yang menutupi wajah cantiknya. Ia kemudian tersenyum geli.

Lelaki itu ikut merebahkan tubuhnya di samping Reska. Lalu memandang wajah cantik itu, tangan pelan-pelan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Reska.

"Kalau pake hijab pasti kamu lebih cantik " batinnya.

~~

Keesokan paginya, keduanya sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Untung saja tadi ada kucing ribut di halamannya yang membangunkan mereka berdua, jika tidak pasti mereka akan terlambat lagi.

"Dek kok tadi gak pasang alarm sih, gimana coba kalau gak ada kucing ribut".

"Maaf."

Seseorang berkali-kali mengelakson mobilnya di kediaman mereka. Reska sudah menebaknya dan segera lari ke luar. Azra yang sibuk mencari kaos kakinya, kaget melihat Reska yang berlari-lari riang melintasinya.

"Awas dek nabrak."

"Gak bakal, aku punya mata mas. Jadi bisa lihat," katanya di ambang pintu sambil menatap Azra yang tengah linglung.

"Itu siapa memang?" Tanya Azra.

"Rere."

Azra menaikkan sebelah alisnya, "Yang kemarin mas tilang bukan?"

"Iya mas."

"Kamu mau berangkat bareng dia?"

"Iyalahh!"

"Jangan dek!"

"Lohh kenapa gak boleh?" Tanyanya heran.

"Kemarin saja kamu bawa mobil sama dia ngebut-ngebutan gitu, apalagi sekarang. Dengan keadaan kamu yang hampir telat ke kampus, apa memungkinkan untuk tidak ngebut seperti kemarin?".

Reska menghela nafas kasar, suaminya ini benar-benar. Apa salahnya ngebut-ngebutan? Itu kan asik, selain menghemat waktu juga bisa cepat sampai ke tujuan. Itulah yang Reska pikirkan.

"Berisik mas!"

"RESKA DENGARKAN SAYA" Kata Azra dengan suara lantang, sampai suaranya terdengar eh Rere di luar. Reska tidak akan pernah mau nurut jika Azra tidak menunjukkan kemarahannya.

"Iya-iya, trus aku harus naik apa?"

"Bareng saya".

"T-tapi Rere udah jemput mas, kasian kalau suruh balik lagi."

"Biarkan saja, salah dia kemarin sudah kabur dari tilangan saya."

Reska hanya mengangguk pasrah, ia benar-benar tidak bisa mengelak permintaan suami nya jika sedang mode serius. Kemudian pasutri itu keluar, di luar sudah ada Rere yang menunggu sambil menyender di mobil. Rere melotot saat melihat kehadiran Azra di belakang Reska.

"E-eh selamat pagi pak," katanya sambil tersenyum kikuk.

Tak ada jawaban sama sekali dari Azra, orang itu hanya menatapnya datar.

"Ih bener-bener nih orang, dingin banget. Gimana Reska gak betah di rumah coba, orang suamimya aja ngeselin kek gini"  Batin Rere.

"Dek Reska berangkat bersama saya hari ini. Kalau sama kamu, saya takut istri saya kenapa-napa," ucapnya dingin.

Reska masih menunduk, tidak enak jika dia melihat reaksi Rere yang kecewa karena telah menjemputnya jauh-jauh. Tapi dirinya malah berangkat bersama Azra.

"O-ohh gitu ya, yaudah saya duluan ya" jawab Rere gugup.

Setelah mobil Rere meninggalkan pekarangan rumah mereka, Reska lega. Ia langsung menghembuskan nafas nya ke udara.

"Mas aku gak enak banget sama Rere, kamu sih!"

"Kenapa? Lebih baik kita berangkat sekarang, kamu sudah telat."

TBC

Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang