25. Double date

3K 142 2
                                    

Sedari tadi aku terus bersendawa, mas Azra sampai kesal mendengar itu. Pasalnya lelaki ini sangat tidak suka dengan bunyi sendawa, menjijikan katanya. Padahal kalau dia sendiri sendawa, roh nya udah kaya mau keluar.

"Dek minum sana," titahnya.

"Males hahaha, eee." Tuh kan, lagi dan lagi.

"Kamu masuk angin?"

"Enggak."

"Terus? Kenapa bersendawa terus menerus? Mas udah bosen dengarnya."

Aku menatapnya sinis "Ya gak tau!"

Lelaki itu mengehela nafas, lalu memijat mijat bagian leherku yang sering sekali pegal. Aku pun menikmati itu, ya karena emang di lokasi itu sekarang sedang pegal.

"Disebelah sini mas, pegel banget." Tunjukku ke arah pundak.

Mas Azra pun menuruti kemauanku "sekarang masih pegel?"

"Udah mendingan mas," balasku dengan senyum manis. "Eh btw pijitan kamu enak banget, serasa lagi di tukang urut aku. Kenapa kamu gak jadi tukang urut aja mas?"

Mas Azra melotot kaget "yeuhh.. yakali mas jadi tukang urut, lagipula emangnya kamu mau punya suami tukang urut?"

Aku menggidikkan bahu acuh "Kenapa enggak coba?".

"Berarti kalau saya urut cew-" belum selesai mas Azra melanjutkan kalimatnya, aku sudah menamparnya terlebih dahulu. Haha rasain!

"Aduhh sakit loh, saya bercanda kok." Katanya sembari senyum sumringah.

"Cih modus banget, dasar buaya darat!" Caci ku.

Mas Azra kemudian mengelus dadanya dengan wajah yang pasrah dan tertekan, aku yakin orang ini pasti lagi ngebatin.

"Udah deh di urutnya. Mas mau ke rumah Alan sekarang," ujarnya.

"Wahh berarti mas mau ke rumah Rere juga dong? Aku ikut!! Ya? Please" Pintaku menampilkan puppy eyes andalan.

"Hm ya."

~~

Akhirnya setelah setengah jam di perjalanan, kami sampai di depan rumah milik keluarga Rere sekarang. Rumah mereka memang jaraknya cukup jauh dari rumahku, tetapi jika kami saling membutuhkan. Pasti selalu ada dan dateng kok.

"Assalamualaikum... Tingg!"

Aku sengaja memencet bel rumah berpagar tinggi itu, mereka pasti tidak akan mendengar walau teriak-teriak di luar. Karena jarak dari pagar dan rumah cukup luas dan jauh, maklum sultan.

"Assalamualaikum," suara berat itu pun turut mengucapkan salam.

"Waalaikumsakam, eh bestie masuk yukk!" Rere tiba-tiba berlari tadi saat hendak membuka gerbang, suara gerbang yang tiba-tiba terbuka pun mengagetkanku.

Lalu kami berdua di persilahkan duduk di sofa hangat itu. Desain rumah mereka sangat aesthetic dan modern, membuatku semakin betah disini.

Aku pun bergerak untuk lebih mendekat dan merapatkan dudukku ke arah mas Azra yang sedang mengobrol bersama Alan.

"Mass" bisikku sedikit ngegas. "Mas kaya gini nih rumah yang aku maksud kemarin-kemarin ituu."

Mas Azra menoleh ke arahku dengan tatapan yang bingung "hah?"

Rere tertawa terbahak-bahak melihat itu, sebenarnya ia tahu apa yang akan di katakan oleh ku kepada mas Azra.

Alan pun kaget mendengar suara tertawa keras milik Rere, lalu memberikan isyarat untuk diam.

"Ihh mas malu-maluin aku tau gak! Katanya Polisi, tapi kok budek sih ihh!" Jutekku.

Mas Azra semakin tidak mengerti dengan suasana ini.

"Maksudnya apa? Dek".

"Kwjajwiwhwksihdbznwjuwiwnajaikwnaiwhdhahh" kata Rere tiba-tiba.

Kami bertiga pun refleks menatap Rere yang tersenyum kaku.

"Kamu kenapa?" Tanya Alan.

"E-enggak kok hehe, aduh pak polisi sama pak suami jangan liatin aku gitu dong. Berasa di interogasi aku Res HAHAHA." Katanya dan di akhiri dengan memukul bahu ku.

Aku menatap bingung dirinya "apasih re, gak jelas."

"Aaaargh udah ah gak usah di bahas. Jadi to the point aja nih, kalian berdua mau ngapain sih malem-malem ke rumah gue?!" Tanya Rere dengan nada bicara tinggi.

"Dek.." panggil Alan lembut.

Rere menyadari akan kesalahannya sekarang "m-maksudnya, kalian ngapain malem-malem ke rumah kita?"

"Ekhem. Jadi sebenarnya kami berdua (Azra,Alan) sudah ada niatan untuk pergi liburan dalam waktu dekat ini".

Sontak aku dan Ree berteriak tidak percaya "APA?!"

Mas Azra dan Alan menutup telinga mereka masing-masing ketika mendengar pekikan dari para sang istri.

"Dih mas kok jahat mau ninggalin aku? Kamu kan udah mau punya dede bayi! Masa mau ninggalin kita berdua disini" ucapku tak terima.

"Tau nih kok bang Alan tega banget mau ninggalin aku di rumah sendiri ih."

"Bisa diem gak sih? Saya belum selesai berbicara." Tegas mas Azra.

Aku dan Rere pun langsung terdiam tak berkutik mendengar suara tegas itu.

"Kami ajak kalian kok, namanya juga kan double date. Masa gak ajak pasangan kita, iya tidak zra?"

"Betul itu, kalian bakal di ajak. Tapi dengan syarat.."

Sedikit spoiler, double date nya bnyk perkara hahaha

Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang