32. Nasi goreng buatan Azra

2.1K 134 17
                                    

Tidur Azra terganggu saat merasakan sesuatu yang keras menghantam kepalanya. Ia membuka kedua matanya dan mendapati kaki Reska yang berada tepat di wajahnya.

Kemudian Azra membenarkan posisi tidur Reska dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Azra tersenyum melihat wajah damai Reska saat sedang tidur, terkadang ia ingin tertawa ketika teringat keceroban istrinya ini.

Azra menengok ke arah jam, betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa sekarang ini sudah jam lima pagi. Biasanya, jam alarm yang Azra pasang di handphone nya selalu berbunyi sebelum waktu subuh. Tetapi hari ini ia sama sekali tidak mendengar suara alarm itu.

Lalu lelaki itu bergegas memeriksa di dalam laci, dan benar saja handphone nya sudah tidak ada di sana. Azra memeriksa di bawah bantal-bantal di kasur, ia terkejut melihat kondisi handphone nya yang rusak parah.

"Dekk."

"Dek Reska.."

"Huaaaah... Iya mas, apa? Oh udah subuh ya?" Jawab Reska dengan mata yang masih tertutup.

"Hm."

Reska mendudukkan dirinya dengan terpaksa dan mulai membuka mata. Tapi betapa kagetnya ia saat melihat ekspresi wajah Azra yang nampak dingin.

"Mas kenapa?"

"Gak papa, ayo sholat dulu. Saya kesiangan."

Reska mengangguk dan menyusul Azra yang sudah keluar terlebih dahulu.

Selesai shalat subuh, Azra duduk tegap di hadapan Reska dengan tatapan serius yang membuat Reska gugup.

"Kamu liat handphone saya tidak?"

Reska tertegun, "E-enggak.. aku gak liat. Emangnya kenapa mas?"

Azra menunjukkan kondisi handphone nya yang rusak parah, "Saya tahu ini ulah kamu."

Reska tertunduk, sungguh ia takut jika Azra akan marah kepadanya.

"Maaf."

"Kamu tahu? Di handphone saya banyak dokumen penting Reska. Kenapa kamu merusaknya?"

"M-maaf mas aku gak sengaja", rintihnya.

"Kenapa Reska? Saya rasa selama ini saya sudah cukup sabar menghadapi sikap kamu yang kekanak-kanakan. Ini yang kamu balas kepada saya?"

Terdengar suara isakkan tangis sekarang. Walaupun ada rasa tidak tega di dalam hati Azra, tetapi ia rasa ini sudah keterlaluan.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu masih kepo tentang Citra? Kenapa kamu banting handphone saya?"

"Sa-"

"CUKUPP!!"

"Iya aku tau aku salah, maaf. Aku cuma pengen liat chat-chat kamu sama cewek lain, tapi karena gak ada. Akhirnya aku lempar handphone kamu ke sembarang arah. Aku gak tau kalau bakal pecah gini, maaf."

"Kenapa kamu kesal saat tidak menemukan chat saya dengan perempuan lain? Harusnya kamu senang bukan? Apa kamu ingin saya selingkuh di belakang mu?" Kata Azra panjang lebar.

Hati Reska terasa sesak saat mendengar kata-kata terakhir yang terlontar dari mulut Azra. Padahal niat dirinya bukan seperti itu.

"Kamu jahat.. aku benci!" Teriak Reska dan pergi ke dalam kamar.

Azra mendengar pintu yang di kunci hanya pasrah, ia tidak ingin memperpanjang lagi masalah ini. Biarkan takdir berjalan. Akhirnya Azra memilih untuk tidur di musholla yang tersedia di dalam rumahnya.

Suara tetesan air membasahi genting membuat Azra terbangun, ternyata di luar sedang hujan angin. Ia terbangun sekarang pukul sepuluh pagi, hari ini ia tidak bekerja. Memang hari liburnya.

Azra berjalan menuju kamar, saat memegang gagang pintu. Ternyata pintunya masih terkunci dari dalam, itu berarti Reska belum keluar sedari tadi.

Akhirnya lelaki itu berjalan menuju dapur, menyiapkan bahan-bahan makanan untuk dirinya masak. Hari ini Azra akan membuat nasi goreng, walau ia tidak jago dalan urusan memasak. Tetapi jika masakannya di berikan kepada Reska, pasti wanita itu akan berkata enak.

Azra menghela nafas, ia cukup sedih mengingat kejadian subuh tadi. Ia rasa memang dirinya yang sudah keterlaluan kali ini. Suasana rumah tampak sepi jika tidak ada wanita itu.

"Maaf dek saya egois" batinnya.

Setelah nasi goreng buatan Azra sudah siap, Azra membawa nasi goreng itu menuju kamar Reska. Ia sudah menghiasi nasi goreng itu dengan cintaa.

Tok tok tok

"Dek.. makan yuk?"

Tidak ada jawaban dari Reska.

"Dek buka, maaf saya salah."

"Saya bikin nasi goreng spesial buat kamu."

Cleck

Pintu terbuka, muncul sesosok Reska dengan wajah datarnya.

"Mana sini!" Reska menarik piring dari tangan Azra dan menutup kembali pintu kamarnya.

Azra masih terdiam di depan pintu itu, muncul senyuman tulus dari wajahnya.

Di Tilang Mas Suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang