chapter 22

9.4K 726 24
                                    

"Jadi pada akhirnya kita semua bakal mati yah? " Tanya killa sendu

"Engga, selama kita bersatu buat hadapin ini semua, kita gak sendiri, ada lo dan gw, dan jangan lupa ada Melody yang bersama kita" Kata via penuh tekad

Ehem

"Wow kalian gosipin gw, gak ngajak ngajak. " Seru seseorang mengejutkan keduanya

"Melody"

"Yap ini gw, "

"Lody, kamu dari kapan ada disini"
"Dari tadi kok, kalian aja yang gak sadar"

"Btw sumpah gw gak percaya, ternyata didunia ini ada juga transmigrasi, dan lebih parahnya lagi kita hidup didunia novel

"DUNIA INI NYATA, contohnya kayak dunia Falarer"

"Eeh kok gw rasa merinding yah" Ucap melody memegang lehernya bingung, sedangkan killa dan via berdehem dan berpura pura sibuk dengan aktifitas masing-masing

Disisi lain

"Sayang aku kangen banget sama kamu, kita udah jarang loh ngedate lagi" Ujar seorang gadis sambil memeluk kekasih nya.

Pria itu tersenyum, sambil mengusap rambut kekasih nya, dua gejoli itu adalah sena dan Alvaro, ada yang penasaran bagaimana mereka jadian? Oke aku ceritainn

Flashback on

Selama ini theo sudah memerhatikan Alvaro dari jauh, tidak bukannya tertarik, masa iya seorang pria setampan Theo belok ya gak?

Dan setelah diperhatikan lagi, Alvaro selalu perhatian pada sena, memang mereka adalah teman masa kecil, jadi wajar kalo varo sangat memperhatikan sena, tapi ada beberapa kejadian membuat varo memperlihatkan ekspresi yang tak biasa dia perlihatkan.

"Lo suka sama sena bro? " Tanya theo to the point

Hari ini dia dan sahabat nya pergi ke sebuah kafe, yang lagi populernya, yah walaupun ada sedikit pengganggu, alias dari dafa dkk dan jangan lupakan pacar bangsatnya delia.

Varo yang saat ini sedang berada di depan cermin wastafel pun berpura-pura bingung dengan perkataan theo, dia memasang wajah andalan nya, datar

"Gapapa bro kalo lo suka, mending lo jujur aja dari pada dinanti nanti, Ehk  keburu direbut senanya, nanti lo nyesel" Ujar theo memberi nasehat, theo memang ahli dalam memberi nasihat tentang cinta, tapi percintaan dirinya sendiri selalu gagal, poor theo.

"Gw harus gimana? Gw takut kalo sena tau perasaan gw dia jadi benci sama gw" Ujar Alvaro akhirnya mengaku, theo tersenyum sinis

"Pengecut lo, justru dengan lo yang kayak gini, bisa buat salah paham, lo cowo men masa nyerah sebelum berjuang"

"Terus gw harus gimana" Sahut varo setelah sekian lama terdiam
"Ya tembak lah bro, masalah diterima atau kagak itu urusan belakang, dan kalo misal perasaan lo bakal ngaruh sama persahabatan lo lo kan bisa ngomong secara baik baik, gw yakin sena cukup dewasa buat menyikapi hal itu" Alvaro mengangguk anggukan Kepala nya

"Oke, gw harap lo secepatnya buat nyatain perasaan lo, gw gak mau nanti lo nyesel, gw kedepan dulu yah "

"Tunggu yo" Cegah Alvaro, Theo berhenti, dengan gaya cool berbalik,

"Caranya? "

"Hah? " Seketika Theo nge-blank, Alvaro kalo ngomong setengah setengah rasanya pengen tak jitak

"Gw gak pernah nembak cewek, yang ada cewek duluan yang deketin gw, gw gak tau tutorial nembak cewek dengan romantis"

Oke sekarang Theo ngerti, yah memang benar, Alvaro itu tipe cowok kaku, bahkan dia tak tau cara pdkt dengan perempuan, karena biasanya cewek duluan yang nembak Alvaro duluan, bisa dibilang pengetahuan Alvaro soal percintaan sangat minim

Figuran Polos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang