"Kalau ada nama karakter yang belum diubah atau typo bisa dikomen ya^^
"Kita... mau kemana?" Jeno bertanya penuh hati-hati, melirik cemas pada Jaemin yang berjalan mendahuluinya.
"Sudah ikut saja." Pria manis itu mengusap sisa-sisa air mata di pipinya yang lembab, sejujurnya berusaha keras menutupi rasa malu karena telah menunjukkan sisi lemahnya pada pemuda yang tak begitu akrab dengannya.
Jaemin memiliki berjuta alasan mengapa ia seringkali tiba-tiba mengeluarkan tangis di saat yang tidak tepat. Alasan-alasan itu tak seluruhnya berdasar dari perasaan sakit, terkadang berakar dari sebuah kekecewaan yang bertubi. Namun kekecewaan itu bukan berasal dari Jaehyun yang memeluk kekasihnya dengan mesra ketika mereka berpapasan tanpa sengaja. Jaemin hanya kecewa pada dirinya sendiri, lelah diliput rasa bersalah pada Taeyong yang terlalu mencintai Jaehyun dengan begitu lugunya.
Memasuki wilayah parkir, Jeno mendadak berhenti ketika melihat sebuah mobil mencolok berbunyi begitu Jaemin menekan kunci di tangannya. Mulutnya sedikit terbuka, menatap mobil itu kaget dengan kening berkerut.
Mobil itu sama persis seperti mobil yang baru dibeli Kibum tahun ini dan itu adalah jenis mobil yang paling tidak Jeno sukai.
"Ada apa?" Jaemin yang baru membuka pintu mobil, terheran mendapati Jeno yang tak kunjung bergerak. Lantas Jeno menggeleng cepat.
"Bisakah kita... naik bus saja?"
Pertanyaan itu sontak membuat Jaemin memicing tak suka. "Memangnya ada apa dengan mobilku??"
Demi apapun Jeno trauma pada mobil sport merah yang pernah membuatnya masuk angin selama satu malam akibat sang hyung yang dengan usil mengajaknya balap mobil di jalan raya beberapa bulan lalu.
"T-tidak. Aku hanya penasaran bagaimana rasanya naik bus. Jadi... bisakah kita..." Jeno berkata jujur. Pemuda itu tidak pernah menaiki bus selama hidupnya. Terutama sepeda motor, taksi, atau apapun itu yang menurut Tiffany akan membuatnya jatuh dalam malapetaka.
"Jadi maksudmu kau memilih bus daripada mobil ini?!"
"Aku tidak suka mobilmu,"
Jaemin mendelik, sehingga Jeno segera melipat bibirnya ke dalam begitu menyadari ia salah memilih kata.
"Maksudku... aku lebih tertarik dengan bus." lanjut Jeno dengan suara yang diperkecil.
Jaemin membuang napas jengkel. "Lalu bagaimana?! Kau mau aku meninggalkan mobil mahalku di sini?!"
Bentakan itu membuat Jeno tertunduk. "Tapi kan itu cuma mobil biasa..."
"M-mobil..." Jaemin menganga tak menyangka, menghampiri si pemuda dengan pukulan keras di kepalanya. "Kau ini tolol, idiot, bodoh, atau bagaimana?! Bahkan harga kepalamu tidak akan bisa membeli mobilku!"
Maaf-maaf saja, tapi... Jeno sebenarnya memiliki banyak mobil yang lebih mahal dari itu.
"K-kata noonaku aku tidak tolol dan bodoh. Jika aku mengadukanmu padanya, dia akan langsung memanggil para penga--"
"Kakakmu akan memanggil siapa?! Pengawal pribadi?! Polisi?! Bodyguard?! Satpam?! Lihat dirimu! Membeli pakaian yang bagus saja kau tidak bisa! Berlagak memanggil pengawal! Lagipula semiskin apa dirimu sampai-sampai naik bus saja tidak pernah?!"
'Tapi aku memang punya pengawal banyak, kok!' ini yang batin Jeno katakan ketika Jaemin membuatnya kalah telak dengan gerutuan pedas.
"Jangan cerewet! Ayo naik!" sentak Jaemin kembali, mencoba menarik lengan Jeno yang masih saja enggan bergeming dari tempatnya berdiri. "Kenapa kau ini keras kepala sekali?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...