Keringat dingin membasahi kening Jaehyun yang memucat pasca suara desahan yang saling bersahutan dari kamar mandi begitu menyengat telinganya.
Pria itu menjauh dari resort yang Jaemin tinggali, disertai dengan alis bertaut geram dan wajah menekuk marah seakan ingin membunuh siapa saja yang mencoba menegurnya.
Ia tak bisa memahami sama sekali akan situasi yang baru saja terjadi. Jeno dan Jaemin bercinta, bahkan dalam keadaan sadar seperti saat ini. Entah Jaemin yang selama ini sudah menipunya, atau Jeno yang mencoba merebut Jaemin darinya dengan cara gila. Atau bahkan, keduanya benar.
Apa alasan yang membuat Jaemin selama ini menghindari kontak fisik dengannya, namun justru menjalani pergumulan panas bersama Lee Jeno?
Apakah hanya karena Jeno memiliki banyak kemiripan dengan Nono?
Jaehyun membuang napas kasar, dalam hati mengakui kekalahannya terhadap Lee Jeno, bersamaan dengan rasa kebencian yang semakin dalam.
Detik setelahnya, ia mendadak menghentikan langkah. Kepalanya menoleh ke arah kamar resort milik Jeno di ujung pandangannya, dimana seorang staff room boy hotel yang baru saja keluar, sedang menuntun seorang wanita sexy yang berpenampilan acak-acakan.
Jaehyun mengayunkan kakinya mendekat, mengembalikan room card cadangan kamar Jaemin kepada staff tersebut, seraya menujukan atensi pada si wanita yang membopong Jeno tadi malam.
"Kenapa kau ada di dalam?" Jaehyun memicing, mengetahui ada sesuatu yang tak beres.
"Entahlah. Tadi malam, Jeno tiba-tiba sangat marah dan berperilaku aneh saat mabuk, lalu memasukkanku ke dalam lemari dan aku mendengarnya pergi keluar kamar. Beruntung aku tidak tewas."
Jaehyun mengerjap kaget. "Apa yang semalam ia katakan?"
"Dia hanya menyebut Jaemin-sunbae. Aku tak tahu. Dia berbahasa korea, aku tak mengerti apa yang ia katakan sama sekali."
Sebuah kernyitan terbentuk di kening tegas pria itu. Perasaan bingung semakin nampak jelas di raut wajahnya. Bibirnya membeku tanpa mengeluarkan sepatah kata sebagai reaksi.
Jaehyun tak pernah lagi memercayai bahwa Nono dan Jeno adalah orang yang sama. Tapi pengakuan wanita Jepang itu membuat batinnya menciptakan dugaan sekaligus mencoba meyakinkan bahwa semua ini hanyalah kebetulan.
Pun apabila Nono benar-benar adalah sosok Lee Jeno di masalalu, maka mengapa ia tidak mengatakan kebenarannya pada Jaemin yang selalu mencari-cari Nono setiap saat?
Apakah selama ini, Kim Nono adalah sebuah nama palsu? Atau sebaliknya?
Tidak. Lee Jeno jelas bukan nama palsu, menilik dari marganya yang memiliki reputasi penting seantero Jepang.
Nono hanyalah pria miskin, sehingga identitasnya tak dikenali sama sekali oleh masyarakat. Bahkan warga di Tokyo tak ada yang mengenali rupa seorang Nono sama sekali.
Tetapi mengapa keduanya terlihat begitu kembar, terlepas dari gaya hidup mereka? Bahkan suara Jeno tak ada bedanya sekali dengan Kim Nono, walau Jaehyun akui suara Jeno terdengar lebih menjengkelkan.
Jaehyun mengerjap, tersadar akan dering telepon yang berasal dari saku celana. Ia menerima panggilan tersebut, seketika melangkah tergesa-gesa ketika rekan kerjanya di seberang telepon, mengatakan bahwa mobil yang akan membawa mereka ke bandara telah tiba sejak sepuluh menit silam.
.
.
.
Jeno benar-benar membatalkan penerbangannya hari ini, tak mengindahkan rapat internal perusahaan di Tokyo yang seharusnya ia hadiri nanti malam. Terlepas dari keterlambatan jam terbang, Jeno juga sama sekali tak memiliki energi untuk menempuh perjalanan jauh. Ia merasakan tubuhnya telah membuang cairan terlalu banyak ketika mabuk kala berhubungan intim semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...