[flashback part.2]
"Kemana kau akan pergi?"
Jaemin berhenti, tepat selangkah setelah menuruni tangga, tercekat melihat sang ibu sudah berada di sofa ruang tengah. "Eomma, a-aku..."
Nyonya Na menutup majalah, menoleh padanya dengan senyum tipis, lalu mengangkat cangkir teh di atas meja. "Kau berpacaran dengan Lai Guanlin, ya? Ya ampun. Kenapa kau harus menyembunyikannya dariku?"
Jaemin tak dapat menyembunyikan raut kagetnya, terdiam menyaksikan ibunya yang kini meminum teh dengan tenang.
Lai Guanlin. Darimana ibunya mengenal pria itu?
"Tak kusangka kau pandai memilih pasangan." Nyonya Na bangkit, berjalan mendekati Jaemin, merapikan pakaian putranya sembari menarik senyum kecil.
"Guanlin itu anak keluarga terkemuka. Jangan pernah melepasnya. Pertahankan lelaki itu, buat dia semakin mencintaimu, lalu dia akan memberimu segala yang kau inginkan di dunia ini."Tidak.
Jaemin menatap mata ibunya, sedikit sendu.
Ini salah.
Jaemin mencintai Guanlin, karena dia memang cinta pada lelaki itu. Ia tak punya alasan lain.
"Pergilah. Guanlin sedang menunggu."
.
.
.
Waktu berputar terlalu cepat, detik demi detik, hari ke hari, minggu dan bulan terlewati. Jaemin menghabiskan semua itu dengan cukup bahagia.Hanya dengan melewati seluruh hari-harinya bersama Guanlin, ia tak membutuhkan hal lainnya.
Tahun bahkan berganti. Tidak, beberapa menit lagi.
Ramai. Berisik. Gaduh.
Ketiga hal itu sungguh tak Jaemin sukai.
Tetapi pria di sampingnya adalah satu-satunya orang yang menyadari kelemahan itu, yang lantas menggenggam jemari Jaemin. Begitu erat. Begitu hangat.
Jaemin tersenyum, membalas genggaman tangan itu, menatap lurus pada kembang api yang diluncurkan satu persatu, perlahan-lahan menikmati suara sorak sorai lautan manusia yang memenuhi jalan, menanti detik jarum jam berhenti di angka dua belas.
"Nana-ya."
Jaemin menoleh, mengangkat alisnya bingung ketika menemukan raut Guanlin yang sedikit gusar.
"Kuharap kita bisa terus seperti ini."
Jaemin tersenyum. "Kita akan selalu seperti ini."
"Bahkan ketika aku sudah tak mempunyai apapun?"
Jaemin mengangguk mantap. "Bahkan ketika aku sudah tak bisa memberimu apapun?"
Jaemin melepas genggaman tangan mereka, beralih memeluk kekasihnya, menenggelamkan wajahnya di sana, bersama aroma lelaki kesukaannya. "Kau hanya perlu mencintaiku. Aku tak ingin yang lain."Detik berhenti. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Suara jam dan terompet menggema, menyatu pada teriakan riuh dari orang-orang yang menantikannya. Kembang api yang paling megah pun meledak di angkasa, menerangi sepasang kekasih yang saling merengkuh, seakan ada untuk menghangatkan mereka berdua.
Di antara kebahagiaan dunia di malam itu, Guanlin justru meneteskan air matanya tanpa sadar.
Ada ketakutan yang sedang ia pendam.
Ada perasaan aneh yang membuatnya tak tenang.
Seakan-akan, ia tak akan bisa lagi memeluk pria manis yang dicintainya seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...