"Nono-ya..."
Jaemin beranjak dari kursinya, berucap lirih dengan mengerjap sayu, memastikan dengan benar bahwa apa yang ada di hadapannya bukanlah delusi yang ia ciptakan sendiri.
Jaemin mencoba mendekat, mengernyit penuh ragu saat pemuda itu hanya mengedip polos memandangnya, tak menunjukkan sebentuk reaksi apapun.
Tapi Jaemin yakin kali ini perkiraannya tak salah. Ia benar-benar menemukan Nono.
"Nono-ya... Ini aku..." Jaemin menarik senyum getir, tak dapat menahan haru kerinduan yang ingin segera ia tumpahkan pada pemuda itu. Langkahnya berhenti di hadapan sosok Kim Nono yang menjulang, masih tak juga bergeming, sehingga Jaemin beralih menatap dengan sorotan bingung. "Nono-ya... Kau tak mengenalku? Ini aku..."
Jawaban berupa gelengan kepala pemuda itu membuat Jaemin tercekat, seketika dapat merasakan bola matanya perlahan hangat, berlinang dan siap mengalir deras kapan saja. "Nono... kenapa-"
"Aku tak mengenalmu..." Lee Jeno. Andaikan Jaemin tahu bahwa sosok Nono di hadapannya adalah Lee Jeno, mungkin pria manis itu akan tidak terlihat bodoh dan menyedihkan seperti saat ini. Jeno telah menciptakan semua skenario pertemuan mereka dengan sengaja, dan justru membuatnya semakin sulit. Dengan penampilannya saat ini, Jeno seakan terbawa pada kenangan di masalalu, entah bagaimana dapat kembali pada watak dan ekspresi seorang Kim Nono dengan begitu mudahnya.
"Nono kau sungguh... tak ingat padaku?" Air mata merembas turun dalam satu kedipan, dan Jaemin tak peduli akan itu.
"Aku tak mengingat siapa kau." Jeno menggeleng kembali. Namun tatapannya kini berangsur tajam. "Aku tak mengingatmu! Dan aku tidak mau mengingat semua tentangmu!!"
Jaemin tercekat ketika Jeno tiba-tiba lari dari hadapannya untuk menghindar. Pula mengejutkan Sana yang memandang tegang ke arah Jaemin yang kini turut meninggalkan kedai untuk mengejar pria itu.
Sana mengernyit. Awalnya tak mengerti akan permasalahan yang ia saksikan sampai akhirnya gadis itu meraih ponsel, mencari foto Nono di sana, lalu membeo lebar menatap pintu kedai yang tertutup. "Oh?! Kim Nono!!"
.
.
.
Jaemin berulang kali meringis pada denyut yang menyerang kepala, namun pandangannya yang terkadang buram masih dapat menemukan kemana kaki Jeno menjauh darinya. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Jaemin berlari mengejar dengan cepat agar tak kehilangan pria yang selama ini ia cari.
Berbelok ke sebuah jalanan di dekat taman yang tak begitu ramai, salah satu kaki Jaemin terkilir dan Pria manis itu limbung pada pagar sisi taman, nyaris ambruk seandainya ia tak menyangga tangannya di sana.
Maka Jeno otomatis menghentikan langkah mendengar suara pekikan kecil dari Jaemin di belakang sana, menahan kekhawatiran segenap raga.
"Nono... Jangan lari..." Jaemin memanggil di sela napas tersengal, susah payah menegakkan tubuhnya untuk berjalan mendekati pria itu dengan kaki kirinya yang sakit. "Nono-ya. Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sana? Kita tidak mungkin bertemu secara kebetulan, bukan? Atau... Lee Jeno yang memberitahukan semuanya padamu? T-tapi mengapa dia tak mengabariku lebih dulu..."
Jeno tak bergeming, memejam erat mendengar suara dari rentetan pertanyaan Jaemin yang semakin mendekat, tak mampu mengeluarkan sepatah jawaban.
"Hey... Nono... Tidak bisakah kau berbalik sekarang... dan bicara denganku walau hanya sebentar?" Dengan mengandalkan sisa tenaga yang tak seberapa, Jaemin mencoba berjalan tanpa tertatih, menempatkan diri pada situasi yang akan membuat siapapun berasumsi bahwa pria manis itu sangat baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...