Jaehyun menginjak pedal gas, melajukan mobilnya meninggalkan area drive thru restoran cepat saji semenjak Jaemin berubah pikiran dan menolak untuk singgah di cafe beberapa saat lalu. Tanpa bertanya sebabnya, Jaehyun cukup memahami isi hati pria manis itu. Perilaku Jaemin saat ini dan juga bagaimana mata lelahnya memandangi jalan raya dengan hampa, sudah pasti ada kaitannya dengan pria yang baru saja mereka temui.
"Bagaimana menurutmu?"
Jaehyun sekilas menoleh pada Jaemin yang akhirnya membuka obrolan. Ia tersenyum tipis, tak butuh waktu lama untuk mengerti. "Dia jelas bukan Kim Nono."
"Tapi..."
"Aku tahu. Ya, mereka terlihat sama. Tapi Nono bukan tipikal pria yang seperti dia, bukan?"
Jaemin mendengus berat, mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Aku harap dia memang bukan Nono."
"Kenapa?"
"Aku tak suka orang itu. Lee Jeno."
"Tapi dia sangat tampan?"
"Lee Jeno menjengkelkan dan bersikap seenaknya, hanya karena dia pewaris Keluarga Lee yang sangat terkenal itu. Dia juga memindahkan section kerjaku untuk menjadi asistennya. Dia gila."
"Kalian baru bertemu dan dia menjadikanmu asistennya? Tidak masuk akal..." Jaehyun mengernyit heran. Otaknya yang mempercayai bahwa Jeno dan Nono bukan pria yang sama, perlahan-lahan timbul celah keraguan. Benar. Benar bahwa semua itu bisa jadi sebuah kebetulan. Tapi Jaehyun benar-benar tak habis pikir, mempertanyakan bagaimana bisa seseorang yang terlihat seperti salinan Kim Nono, tiba-tiba muncul dan langsung datang pada Na Jaemin?
"Yosano-san bilang dia yang merekomendasikanku pada Tuan Lee. Entahlah. Sejujurnya aku tak yakin bisa bekerja di bawah sifat pria itu. Tapi aku akan mencobanya dulu. Setidaknya gajiku bertambah berkali-kali lipat."
Jaehyun terkekeh. "Kau yakin? Kau mungkin akan selalu teringat dengan Nono tiap kali melihatnya."
"Mungkin tidak juga. Aku tak suka dia memiliki wajah Nono dengan sifatnya yang seperti itu."
"Tapi bagaimana jika kenyataannya... dia dan Nono adalah orang yang sama?"
Jaemin membungkam, menoleh pada pria itu dengan bibir mengatup rapat dan pandangan tak setuju. Beberapa saat, ia menggeleng, kembali meluruskan atensi ke depan. "Dia bukan."
"Jika iya?"
"Dia bukan Nono. Jika iya... dia... dia pasti akan terus terang bahwa dia Nono. Walau mungkin dia membenciku."
"Sudah." Jaehyun menyadari perbincangan kali ini tak perlu dilanjutkan ketika mendengar nada suara pria manis itu semakin sendu. Detik sesudahnya ia memberhentikan mobilnya di belakang garis persimpangan lalu lintas.
Beberapa saat perhatiannya hanya fokus pada tatapan Jaemin yang hanya mengedip kosong, lalu memalingkan wajahnya kembali untuk melajukan mesin ketika lampu hijau terlihat dan kendaraan lain di sekitar mulai mendahului. "Lagipula Jeno dan Nono jelas orang berbeda. Intinya kau harus istirahat hari ini. Besok kita lanjutkan untuk mencari Kim Nono, oke?"
.
.
.
Mulanya, Jaemin sama sekali tak peduli dengan kedengkian beberapa karyawan yang terus-menerus mempertanyakan alasan mengapa jabatannya naik dan berubah begitu drastis. Akan tetapi, begitu sepasang telinganya mendengar secara langsung sindiran bahwa ia menggunakan tubuh untuk merayu Lee Jeno, Jaemin jelas tak bisa seacuh begitu saja.
Langkahnya terhenti seketika dengan iris yang mengarah pada seorang pegawai sales yang duduk di pool bar bersama seorang sales lainnya. Dan tak butuh sepersekian detik untuknya menghampiri kedua wanita itu untuk menggebrak meja dengan tangan kirinya, hirau pada beberapa tamu dan bartender yang ada di sana. "Jadi tujuan kalian duduk di sini adalah untuk membicarakanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...