"Kalau ada nama karakter yang belum diubah atau typo bisa dikomen ya^^
Fakta bahwa ia dan Jeno dipertemukan kembali di kelas yang sama, cukup membuat Jaemin mendesah berat dan memutar matanya malas mendapati pemuda polos itu menyambutnya bersemangat. Mereka berdua hampir saja duduk berdampingan, kalau saja Minhyung tidak menarik paksa Jeno agar menjauh. Jaemin mengerti bagaimana pria itu berusaha mencegah teman autisnya agar tidak berurusan dengan orang sepertinya. Tidak buruk. Jaemin merasa terselamatkan.
Kemudian ia melalui tiga jam mata kuliah dengan jenuh. Dalam hatinya mengucap syukur karena akhirnya dosen paruh baya di depan sana berjalan keluar. Jaemin beranjak sambil merapikan tas dan buku, lalu menghubungi seorang pria di dalam ponselnya sejalan dengan langkahnya yang meninggalkan kelas.
"Jika tepat waktu, aku akan tiba malam ini."
Jaemin berhenti. "Kau tak berkata minggu ini akan datang,"
"Aku sebenarnya ingin merahasiakannya darimu, tapi..."
"Aku akan menjemputmu di bandara."
"Tidak. Cukup tunggu aku di apartement."
Penolakan itu membuat Jaemin menggigit bibir bawahnya, menghela napas pelan. "Taeyong yang akan menjemputmu?"
"Ya..." jawaban di seberang terdengar ragu. "Kau marah?"
"Tidak. Aku akan menunggu. Di kamarmu."
"Jaemin..."
"Hm?"
"Aku mencintaimu."
Kalimat itu masih saja membuat lidah Jaemin menjadi kaku, walau entah sudah keberapa kali pria itu mengatakan hal yang sama. Jaemin bukan seseorang yang pandai bersua akan isi hatinya, bukan orang yang dapat menyuarakan perasaan dengan jujur meski lingkungan sosial menjadi saksi bagaimana bibirnya selalu berbicara frontal dan kasar.
"Aku... juga-" Jaemin berjengit kaget ketika dihadapkan oleh badan besar seorang pemuda. Seketika ia mematikan ponselnya saat itu juga. "Apa maumu?!"
"Sunbaenim, bertemanlah denganku!" Jeno membungkuk.
Jaemin mendengus malas, melipat kedua tangannya dan menelisik pemuda itu dari atas hingga bawah.
Selera berpakaian buruk. Gigi kawat. Tingkah idiot. Kampungan. Tidak menarik.
Bagaimana bisa Jaemin berteman dengan pria seperti itu?
"Tidak." Jaemin menyingkir, berpura-pura menyibukkan diri dengan membaca sebuah buku sambil menyusuri halaman. Tetapi suara langkah kaki di belakang yang sedikit demi sedikit menjadi selaras dengan langkahnya, membuat Jaemin cukup risih dan berhenti berjalan sambil menyentak bahu. "Jangan mengikutiku!"
Jeno tak menggubris, justru sedikit menunduk untuk membaca judul buku di tangan pria manis itu. "Buku itu sangat terkenal di Jepang. Bagaimana kau bisa memilikinya?"
"Karena aku beli, idiot! Pergilah." Jaemin kembali melenggang pergi. Tapi tak sampai beberapa detik setelahnya lagi-lagi ia berhenti, mengecek cover bukunya yang hanya dipenuhi tulisan kanji. Seketika ia menoleh ke belakang, mengernyit pada Jeno yang berdiri seperti orang bodoh. "Kau... bisa bahasa jepang?"
"Tentu saja! Aku kan tinggal di-"
Sial. Jeno nyaris membeberkan bahwa semasa hidupnya ia habiskan di Jepang sebagai anak konglomerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ? (Nomin Remake)
FanfictionOrginal story by @ohpurin on Wattpad. Jaemin tak pernah menyangka bahwa seorang pria dungu tiba-tiba menyapa atensi di antara banyaknya pemuda yang memaki hidupnya sebagai jalang. Jangan membuatnya marah. Siapa pria jelek bergigi kawat itu? ;this fi...