19 : a night of us

592 76 16
                                    


🔞NSFW🔞

.
.
.

Jaemin berdiri di depan refleksi cermin usai membersihkan wajahnya, menujukan perhatian pada tuxedo kesayangannya yang dikotori oleh tumpahan wine, mendengus resah.

Jaehyun tak perlu mempertanyakan apakah Jaemin baik-baik saja. Raut wajah Jaemin yang dilihatnya dari pantulan cermin cukup mengekspresikan apa yang dirasakan pria manis itu saat ini.

Segala hinaan di masalalu menjadikan pertahanan hati Jaemin semakin keras. Makian pria tua tadi seharusnya tak mengganggu pria itu sama sekali.

"Aku baik. Kembalilah ke pesta." Jaehyun menoleh dengan senyuman tipis, kemudian berlalu dari hadapan cermin, menyeretkan langkah menuju balkon yang ia sukai.

Jaehyun tak mengindahkan perintah itu, walau ia tahu bahwa Jaemin sedang butuh menyendiri. Dihampirinya pria manis itu keluar dari ruangan, berhenti tepat di luar ambang pintu untuk memerhatikan apa yang sedang pria itu lakukan.

Jaemin mengatur napas di hadapan gelapnya lautan, memejamkan mata dengan damai, mendengarkan suara tenang dari sapuan udara dan menikmati tiap hembusannya yang berdesir di wajah dengan lembut. Ia luruh dalam bunyi ombak yang saling bersusulan, membiarkan angin malam meniup helaian rambutnya.

"Tak ada yang perlu dicemaskan." Jaemin berujar, mengetahui bahwa Jaehyun tak akan menuruti ucapannya untuk pergi.

Di belakangnya, Jaehyun kembali mendekat. "Tapi kau selalu saja melakukan tindakan beresiko."

Jaemin menunduk dengan tawa pelan, lantas sedikit membalikkan tubuhnya untuk membalas tatapan pria itu. Senyumannya berubah getir. "Aku tidak ada apa-apanya. Jika Nono ada di sini, dia akan memukul paman yang tadi menggangguku, walau dia sangat tidak bisa berkelahi."

Jaehyun mengerling ke arah lain diiringi lenguhan lelah, sedikitnya merasa terganggu akan nama itu. Langkahnya bergerak maju hingga tak memberi kesenjangan diantara tubuh mereka. Ia letakkan genggaman di sela jemari milik Jaemin, menatapnya serius.

"Nana... Lelaki itu tak akan datang..."

Jaemin menggeleng. "Aku tak peduli jika dia ternyata sengaja menghindariku. Tapi aku yakin takdir akan mempertemukan kami kembali. Aku akan tetap menunggu."

"Tapi aku tak bisa menunggumu lebih lama."

Jaemin memicing, tak lagi ada senyuman yang terpatri. "Tak ada gunanya menungguku. Kau sudah berjanji hanya datang kembali padaku untuk status yang tidak lebih dari seorang kakak. Kau lupa?"

"Aku tidak tahan..."

"Kau lebih baik memohon pada mantan kekasihmu untuk kembali. Dia lebih berhak untuk itu, bukan aku."

"Jangan membahas tentangnya."

"Ada apa? Aku tahu kau masih mencintai Lee Taeyong. Atau, dia yang tak ingin kembali padamu sehingga kau beralih padaku lagi?"

"Nana, dengar." Jaehyun mencengkram kedua lengan pria manis itu, menajamkan tatapannya untuk mengunci bibir Jaemin agar tak berbicara lebih banyak. "Terserah apa yang kau katakan. Aku tak berbohong jika aku sangat menyayangimu."

Jaemin menggeleng lemah. "Aku tidak-"

"Aku tidak bisa melihatmu tersiksa karena terus menangisi Kim Nono. Aku hanya ingin kau berhenti mencari pria itu dan melupakannya. Aku tahu itu akan sulit untukmu, tapi kau hanya harus mencobanya. Karena kau tak bisa terus-terusan seperti ini. Sampai kapan kau tetap keras kepala?"

Bibir Jaemin mengatup dalam kebisuan, tak dapat menyalurkan apa yang sedang batinnya pertengkarkan. Pria itu kembali pada pandangan sayunya yang kosong, membawa kesunyian dalam beberapa waktu diantara mereka

Who Are You ? (Nomin Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang