"Gue gak peduli dia bekas siapapun, yang intinya sekarang dia milik gue!"
.......................
"Morning!" Della menyapa Nara yang tengah berjalan disisi Kairo.
"Acieee, yang udah gandengan tangan..." Arkan menoel bahu Kairo yang membuatnya mendapat tatapan sinis dari Kairo.
"Gue ke kelas dulu yah udah mau masuk soalnya." Kairo mencubit hidung Nara lalu berlari meninggalkan Nara yang hendak mencubitnya.
"Resek banget sih!" Nara menghentakkan kakinya.
"Hahahah.." Tawa Della dan Arkan yang melihat wajah kelas milik Nara.
"Eh btw, lo siap-siap aja Ra..bentar lagi bakalan ada yang nyamperin lo karena lo deket sama Kai." Ujar Della yang kini tengah berjalan menuju kursinya.
"Siapa?"
"Alula siapa lagi, secara kan kai itu mantannya, dan lo orang yang pertama kali berani ngelawan dia, bahkan sampe ngatain dia 'tante girang' jadi lo siap-siap aja." Della bergidik ngeri saat membayangkan nanti akan ada adu mulut antara nara dengan kakak kelasnya yang terkenal sangar itu.
"Alay..gitu doang lo takutin?" nara menaikkan sebelah alisnya. " Kemaren aja adu mulut sama gue langsung mingkem tuh Devil !" Celetuk Nara yang langsung mendapatkan tepuk tangan dari Della dan Arkan.
"Nara dilawan..yah dimakan lah." Celetuk Arkan yang langsung disambut gelak tawa oleh keduanya.
Suasana kelas kini kembali ramai karena bel masuk sudah berbunyi, membaut seluruh anak murid memasuki kelasnya masing-masing sebelum guru datang. Semua murid tampak kelihatan gelisah karena hari ini adalah pelajaran yang sangat mereka hindari, ya apa lagi jika bukan Matematika.
Tak lama kemudian suara langkah kaki terdengar dari arah luar, membuat semuanya menatap ke arah jendela dan mendapati Pak Guntur yang sekarang sudah berada didepan papan tulis putih itu. Tatapannya tajam membuat semua orang bergidik ngeri.
"Selamat pagi semuanya!" Sapanya dengan nada datar khasnya guru kiler.
"Pagi pak!" Jawab mereka serempak.
"Bagaimana PR-nya sudah selesai semua?" Pak Guntur tersenyum miring siap melahap siapapun yang tidak mengerjakan PR.
"Pak, buku saya ketinggalan!" Arkan mengangkat tangannya.
"Gak apa-apa, asal jangan jantung kamu aja yang ketinggalan , biar saya bisa menghukum kamu." Ujar pak Guntur yang langsung membuat gelak tawa pecah.
"Yaelah pak, segitunya.." Arkan memanyunkan bibirnya yang membuat semua mata yang melihatnya merasa jijik.
"Ada lagi yang tak mengerjakan PR, yang bukunya ketinggalan, yang baru setengah mengerjakan, yang bukunya dijual, yang bukunya disobekin sama adeknya?" Pak Guntur barjalan bolak-balik sambil memukul-mukul penggaris panjang ketangannya, yang membuat semua orang menelan ludahnya. "Silahkan maju!"
"Kalo tau gini jadinya mah mending gue bolos aja!" Arkan bergumam yang membuatnya mendapat sikutan di lengannya dari Juan teman sebangkunya.
"Bego!" Celetuk Juan, karena sedari tadi pak guntur memperhatikannya.
Akhirnya Arkan memilih untuk maju dan diikuti beberapa anak lelaki lainnya. Kini mereka sedang mendapatkan tatapan tajam dari Pak Guntur. Namun pak Guntur hanya menggelengkan kepalanya.
"Lagi-lagi kalian..bosen saya liatnya." Pak guntur mengambil sepidol lalu melukis wajah anak murid kesayangannya itu.
"Kita juga bosen kali pak!" Celetuk Arkan yang membuat Pak Guntur mengelus kepalanya lalu melukis wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAJENGGA
Teen Fiction"Kata orang Jika itu cinta, Dia akan kembali. Tapi kata Nara Jika itu cinta, Dia tidak akan pergi." Zathoya Narajengga. "Maaf... Aku emang jahat. Aku memang lelaki brengsek yang selalu mengingkari janjiku. Tapi percayalah... Semesta tahu mana yang t...