"Yang Pergi Bisa saja Kembali, Tapi Yang Berubah Akan Sulit Dikenali."
................
Happy Reading!
"GUE BENCI SAMA LO!" Teriak Nara dalam kamarnya.
"Hiks..Gue benci...Hiks..."
Setelah kembali dari rumah Reza, Nara langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan Rizky yang bertanya dari mana ia selama empat jam itu.
"Ra buka pintunya Ra!" Titah Rizky yang khawatir dari balik pintu kamar Nara yang dikunci.
"ARGHHHH!" Nara membenamkan wajah dibantalnya.
"Tuh anak kenapa sih?" Gumam Rizky, seraya mencari kunci serep kamar Nara di laci.
Rizky pun langsung berlari untuk membuka pintu kamar adiknya itu. Setelah berhasil masuk, betapa terkejutnya Rizky begitu mendapati Nara yang sedang menangis dengan keadaan rambut yang berantakan.
"Heh, Lo kenapa?" Tanya Rizky seraya berjalan menghampiri Nara.
Saat baru saja duduk di atas kasur Nara pun langsung memeluk tubuh sang kakak, yang membuat Rizky semakin tak mengerti ada yang terjadi. Namun Rizky berusaha untuk membiarkan adiknya itu tenang dahulu.
"Hiks..Hiks." Rizky mengusap punggung Nara dengan lembut.
"Kenapa dia bohong sama gue kak?" Ujar Nara yang membuat Rizky mengernyitkan alisnya.
"Kairo?"
"Bukan.." Nara menggelengkan kepalanya dalam pelukan Rizky.
"Lah terus siapa?"
"Reza kak..."
"Bentar-bentar..Maksud lo, Reza anaknya Tante Eva?" Rizky berusaha memastikan.
Nara pun langsung mengangguk dan mengelap air matanya dengan punggung tangannya.
"Lo ketemu dia dimana?"
"Di rumahnya kak.."
"Tell me everything!" Titah Rizky seraya menggenggam kedua bahu Nara.
Kemudian Nara pun langsung menarik nafasnya dalam-dalam lalu menggembuskannya kembali.
"Awalnya itu.."
---------
Nara pun tersenyum begitu ada seseorang dihadapannya. "Benar dugaan gue, kalo lo emang ada disini." Ujar Nara yang membuat pria tersebut menoleh kebelakang.
Reza membelalakan matanya begitu tahu siapa yang ada dihadapannya. "Ra, kok..." Reza tampak terkejut, yang membuat senyum Nara menghilang.
Tanpa pikir panjang Nara pun langsung berlari kearahnya dan memeluk tubuh yang selama ini ia rindukan. Nara dapat merasakan aroma khas dari tubuh Reza, bahkan ia bisa mendengar detak jantung Reza yang sama kencangnya dengan degupan jantungnya.
"Ara selalu rindu sosok Eja yang biasanya gak pernah mau jauh dari sosok Ara.." Ujar Nara dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Kemudian Nara melepaskan pelukannya dan kini matanya berusaha menatap lekat mata Reza yang masih tertuntuk itu.
"Za,Liat aku..." Titah Nara lalu tangannya terangkat menyentuh pipi Reza dan menolehkan paksa.
"Kenapa pergi gitu aja?" Nara menatap sendu Reza.
Tak kunjung mendapat jawaban dari yang ditanya, Nara pun berdecak sebal. lalu menurunkan kedua tangannya dan mengusap air matanya yang sudah mengalir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAJENGGA
Teen Fiction"Kata orang Jika itu cinta, Dia akan kembali. Tapi kata Nara Jika itu cinta, Dia tidak akan pergi." Zathoya Narajengga. "Maaf... Aku emang jahat. Aku memang lelaki brengsek yang selalu mengingkari janjiku. Tapi percayalah... Semesta tahu mana yang t...