Senior Baik

8 1 0
                                    

Hari ini Embun sangat bersemangat berangkat bekerja. Embun sengaja naik bis lebih pagi dari biasanya. Dari rumah Eni, dia harus naik angkot menuju tol bekasi timur. Sampai di sana, sudah banyak sekali penumpang mengantre. Tapi bis sudah tidak terlalu sesak, walaupun tetap saja gadis itu tidak mendapat tempat duduk. Pagi-pagi begini para penumpang masih kelihatan segar, wangi dan penuh semangat.

Bis terus melaju sampai di pintu keluar Cibitung. Lajunya tidak terlalu kencang karena banyak kawasan industri, sehingga banyak penumpang naik dan turun dengan jarak berdekatan. Sebuah tulisan besar di sebelah kiri membuat Embun tersenyum. Taman Aster, sebuah oerumahan yang cukup strategis di daerah Cibitung. Beberapa bulan yang lalu, Embun pernah kesana. Membantu memintakan tanda tangan persetujuan skripsi dari pembimbing Bayu.

"Ah, Bayu, bagaimana kabarnya sekarang?" pikirnya. Embun belum pernah bertemu lagi dengannya sejak acara wisuda. Dia sepertinya masih marah, karena Embun mengajak Awan menjadi pendamping wisuda.

"Nggak konsisten lo, katanya nggak pacaran, tapi dia aja dampingin lo wisuda," protesnya waktu itu. Embun yang nggak bisa menjawab hanya menyengir saja.

"Warung Bongkok... Warung Bongkok..." suara kondektur terdengar keras membangunkan Embun dari lamunan. Embun bersiap turun dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkot. Lima belas menit kemudian, dia sudah sampai di tempat tujuan.

"Mas, aku telat ya?" sama Embun pada Mas Depra.

Hari ini seniornya itu memberi kesempatan pada Embun untuk membantunya panel tes.

Panel tes ini merupakan tes organoleptik yang dihadiri oleh perwakilan semua departemen. Analis dari Quality Control akan melakukan teknik memasak mi instan sesuai dengan prosedur yang tertulis dalam kemasan. Mulai dari jumlah air yang dimasak dari awal akan ditakar. Lama waktu perebusan mi juga dihitung dengan ketat menggunakan stopwatch. Semua dilakukan sama persis seperti yang tercantum dalam label.

Hari ini Mas Depra yang bertugas memasak. Dia menawarkan pada Embun untuk membantunya, karena hari ini akan menggunakan tiga kompor, sedangkan seniornya yang baik itu hanya bisa memegang dua kompor. Embun pun dengan senang hati membantu. Gadis itu senang karena bisa belajar hal baru.

Panel tes ini biasa dilakukan pada saat pengembangan produk. Entah perubahan formula mi, maupun menciptakan cita rasa baru.

Dari mi yang sudah dimasak sesuai klaim di label kemasan itu, selanjutnya akan dicicipi oleh seluruh panelis yang hadir. Mereka diharuskan mengisi form yang tersedia dengan jawaban seobyektif mungkin. Ada beberapa parameter yang menjadi poin penting, mulai dari tingkat kekenyalan, hingga tentunya dari segi rasa.

Hasil panel tes ini kemudian akan dijadikan acuan evaluasi selanjutnya oleh tim riset dan pengembangan produk.

"Makasih banyak, Em. Panel tesnya lancar. Kalau nggak ada kamu, wis embuh tadi," ucap Mas Depra sambil menyerahkan bingkisan untuk Embun.

" Loh, opo iki, Mas?" tanya Embun kebingungan.

"Semua yang ikut panel tes dapat bingkisan, Em. Termasuk kita juga. Isinya produk buat dibawa pulang. Bebas dari security soalnya ada surat dan tanda tangan manajer." jelas pria manis berkemeja biru langit di hadapan Embun.

Salah satu keuntungan Embun bekerja di pabrik ini, bebas menikmati segala varian mi dari sisa sampel in process control maupun sisa sampel stabilitas. Hanya boleh makan di tempat, tidak boleh dibawa pulang.

Itu pula yang dimanfaatkan teman-temannya di lab. Bisa sarapan atau makan malam gratis. Kompor juga tersedia di laboratorium lengkap dengan peralatan makannya.

Yah, asal jangan keriting saja terus-terusan menyantap makanan itu.

Embun masih melakukan peregangan, saat Sigit masuk membawa satu box plastik berisi sampel.

"Ini sampel urgent, harus beres sebelum kamu pulang," ucapnya tanpa basa-basi.

Embun hanya bisa mangap, melihat jumlah sampel di depannya seketika membuat perutnya melilit.

"Sebenarnya Mas Sigit kenapa sih? Nyebelin," ucapnya bermonolog. Mau tak mau dengan sigap gadis itu mulai mengerjakan tugasnya.

Slice Of Life (Cerita Kita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang