17 . Let Me Tell You The Story

128 22 11
                                    

****
🌵


Hari itu hujan turun cukup deras, Keiyona duduk bersandar di bawah atap sempit halte sendirian. Langit mulai gelap dihantam mendung dan petir, namun Jarred, kakak laki-lakinya tak juga datang menjemput.

Tadi siang memang Jarred sempat memberi pesan text singkat, memberi tau Kei bahwa dia akan terlambat datang. Hari ini Jarred punya tugas kuliah yang harus dia dan kelompoknya selesaikan secepatnya. Sementara supir satu-satunya keluarga mereka sedang ikut kunjungan bisnis ke luar kota bersama papa mereka.

Sejak Kei memasuki masa sekolahnya, dia tak punya cukup banyak teman selain Selena sahabat kecilnya, Jennie dan Rose yang merupakan teman satu kelasnya di sekolah menengah tingkat akhir ini. Ketiga temannya itu sama-sama punya darah Korea yang membuat Kei merasa nyaman bergaul dengan mereka.

Ada banyak teman yang sebenarnya pernah Kei coba dekati, namun seiring berjalannya waktu mereka seolah-olah perlahan pergi. Bahkan disaat dia ada di tingkat akhir sekolah menengahnya ini, Kei hanya punya teman yang dapat dia hitung dengan jari.

"William." Kei mendongak, uluran tangan putih dihadapannya tiba-tiba menginterupsi. Memudarkan lamunan Kei tentang betapa malang masa mudanya ini.

"Tidak akan ada kendaraan umum yang lewat dijam ini, kau tau kan? Selain taxi. Itupun sangat jarang lewat daerah ini." kata laki-laki itu lagi. Tangan kekarnya dia tarik kembali. "kau Keiyona kan? Aku William." senyum tipis William pamerkan dengan gagahnya. Menurut William jika tidak sekarang, kapan lagi dia bisa berkenalan.

"bisakah kau mengantarkan aku pulang?"

Senyum di bibir William melebar. Tanpa banyak bicara dia ajak Keiyona masuk ke dalam mobilnya. Mobil hitam sederhana namun masih sangat layak pakai tentu saja.

Nyaman dan hangat. Rasa yang terukir cukup dalam di hati Kei sejak saat itu. Siapa juga yang tidak kenal William.

Sekalipun Kei tak punya banyak teman, bukan berati dia tidak tau siapa laki-laki popular di sekolahnya ini. Dia adalah William.

Diam-diam Keiyona yang culun ini menaruh rasa merah jambu untuknya.

***

"Aku janji besok pasti pulang, jadi jangan marah lagi ya. Tugasku harus segera selesai, kau tau kan Mr. Arnold seperti apa?" kata William dari balik telfonnya.

Dia sedang mengerjakan karya ilmiahnya bersama teman-teman sekelompoknya. Entah karena salah pergaulan atau apa, yang jelas William terlalu sering menginap di rumah teman-temannya alih-alih pulang ke rumah.

Tugas kuliah selalu menjadi alasan utama.

Pada awalnya Keiyona tak terlalu banyak protes, mahasiswa semester 2 memang punya deretan tugas yang harus segera mereka selesaikan. Tapi Kei pikir tugas yang dia punya tak memaksanya untuk terlalu sering pergi berkelompok di rumah orang lain.

Mungkin satu atau dua kali wajar, karena dia juga pernah berkelompok dengan teman yang rumahnya sangat jauh. Kei bahkan pernah terpaksa menginap di sana karena tugas selesai terlalu malam, sedangkan William ataupun Jarred tak dapat menjemputnya pulang.

Lain halnya dengan William, beberapa kali bahkan dia tak pamit kepada Kei. Mereka sering putus komunikasi hingga beberapa hari. Aneh sekali. Padahal Kei bukan tipikal kekasih manja yang harus selalu diberi kabar apapun tentang kekasihnya .

Kei hanya butuh setidaknya sebuah komitmen dan kejujuran dalam berhubungan. Kei ingin hubungan yang mereka jalani ini adalah hubungan yang sehat. Itu saja.

Setelah beberapa bulan menjalin kasih, malam ini, untuk yang pertama kali Kei merasa kecewa dengan lelaki pilihannya sendiri.

***

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang