24 . Jujur - Dari Jun

88 19 0
                                    

******
🌵


"Bukankah taman ini terlalu jauh dari kamar Danny? Kenapa harus sejauh ini hanya untuk merokok?" Tanya Jun. Dia duduk di samping Keiyona dengan tenang. Kemudian dia letakkan dua botol air mineral di dekat Keiyona. Mereka berdua tidak minum kopi, Jun juga malas membeli sesuatu di kantin. Lantas dia bawa saja apa yang dia punya dari kamar inap Jane, air mineral.

"Di sini sepi, merokok di tempat yang terlalu banyak orang rasanya tidak nyaman."

"Kau bisa merokok di balkon saja sebenarnya. Di sana kau bahkan bisa jungkir balik tanpa ada orang yang protes." Mereka berdua terkekeh.

Biasanya Jun sangat pandai menghidupkan suasana. Namun kali ini sepertinya sedikit gagal. Mungkin karena cuaca pagi ini cukup dingin. Membuat selera humor Jun ikut menciut juga.

"Aku tidak punya cukup banyak waktu, Danny pasti mencariku saat dia bangun nanti."

"So...?"

"Jangan pura-pura bodoh Jun. Kau dan Jane punya banyak hutang cerita kepadaku!" Gadis itu bersungut-sungut. Jun tidak sedang berpura-pura. Dia benar-benar terkejut saat membaca pesan dari Keiyona yang memintanya bertemu di taman pagi ini juga. "Tell me the truth Jun, jika kau tidak bisa, aku bisa minta Jane saja yang bicara. Aku rasa dia juga sudah tidak tahan menyimpan rahasia ini lebih lama."

Terdengar jelas nafas berat yang Jun hembuskan dari paru-parunya. Bagaimana mungkin Jun dihadapkan dengan dua orang wanita yang hampir tidak punya filter saat bicara. Bukankah dia sedang mendapatkan ancaman dari wanita cantik ini? Sama seperti yang sering dia dapatkan dari Jane kan?

Ah... Kei mungkin lebih parah.

"Kei, aku rasa sebaiknya kau minta Danny dulu yang bercerita. Setelah itu aku tidak akan keberatan menjawab semua pertanyaanmu. Untuk Jane, kau tidak perlu bertanya kepadanya. Kau mungkin bisa salah paham jika mendengar cerita dari sudut pandang dia, lagi pula Jane hanya orang luar yang kebetulan tau tentang rahasia ini lebih dulu darimu. Selebihnya urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan dia sama sekali." Bela Jun.

Tentu saja Jun sangat tau Jane pasti tidak akan mengadu domba mereka. Gadis cantik itu pasti akan mengatakan segalanya sesuai dengan apa yang dia ketahui selama ini. Namun apa yang Jun katakan itu tidak ada salahnya sama sekali. Jane bisa saja melibatkan perasaan pribadinya saat bercerita kepada Kei. Dan Jun takut, emosinya akan menggiring Keiyona ke arah yang tidak tepat. Bisa jadi keduanya justru berakhir di kesalah pahaman.

"Well, sejujurnya Danny sudah bercerita tadi malam. Menurutku Danny sama sekali tidak berbohong kepadaku, dia hanya sedikit mengurangi bagian-bagian yang tidak ingin dia ceritakan. Menurutku, bagian itulah yang justru sangat penting."

Jun terlihat menyimak Kei yang sedang berbicara. Diam-diam Jun mulai menggigit kukunya. Sedikit panik dan bingung juga ternyata diinterogasi tiba-tiba seperti ini.

"Aku dengar bulan depan adik Danny akan menikah, jadi Jun, bantu aku agar aku bisa menolong Danny. Aku ingin Danny mengangkat kepalanya tinggi-tinggi di sana nanti."

Jun yang semula sedikit ragu akhirnya mulai yakin. Ya, kali ini dia harus ikut campur urusan Danny. Sedikit saja tidak apa-apa, lagipula ini permintaan Kei kan? Kei berhak mengetahui kebenarannya. Toh tadi malam Danny sudah membuka jalan, Jun hanya tinggal melanjutkan saja.

"Kau ingin dengar mulai dari mana?"

"Dari awal." Jawab Kei mantap.

***

"Ini cerita yang aku dengar dari daddy beberapa tahun yang lalu. Alasan kenapa aku memilih kuliah arsitektur di London. Karena memang kampus di sana sangat bagus, dan juga karena aku ingin bertemu Danny." Kata Jun. Dia meraih satu batang rokok milik Kei. Tak menunggu lama kepulan asap mulai beterbangan ke mana-mana.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang