14 . Rendezvous

130 19 11
                                    

****
🌵


Kevin senang ternyata tidak ada kesalah pahaman yang terjadi antara dirinya dan Danny. Kei bilang Danny buru-buru menyeretnya pergi karena dia pikir waktu mereka sudah cukup mepet untuk belanja dan pergi ke salon. Danny belum tau jikalau salon bukanlah tempat favorit Kei selayaknya wanita kebanyakan.

Berkali-kali Kevin tersenyum canggung saat tak sengaja berpapasan dengan Danny. Hal itu justru membuat suasana sedikit aneh sampai Kei menjelaskan semuanya. Danny baik-baik saja, dia cukup dewasa untuk menyikapi segala macam hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

"Lalu di mana dia Kei? I mean Danny?"

"Dia menemani Jun bertemu dengan beberapa orang penting di sana!" Kei menunjuk sebuah tempat yang cukup jauh dari tempat mereka berada. Kevin bisa melihat samar Danny berdiri di samping Jun. laki-laki yang sekarang memimpin tim mereka itu masih menggunakan tongkat untuk membantunya berdiri dan berjalan. Jun belum sepenuhnya sembuh.

Kei dan Danny sudah tiba di pesta itu sejak 30 menit yang lalu, kemudian Danny langsung pergi menemani Jun begitu mereka berdua sampai di menit pertama. Kei tidak protes, itu bukan haknya. Lagipula dia teringat obrolannya dengan Kevin tadi sore. Mungkin kali ini memang giliran Jun untuk mendapatkan perhatian Danny. Lagi pula masih ada Kevin dan tim lainnya yang menemaninya di pesta malam itu. Kei tidak kesepian.

"Ayo kita ke sana Kei, kau harus coba kue-kue di sana. Rasanya enak sekali." Dengan semangat Jane mengajak Kei mencoba berbagai macam kue yang tertata rapi di atas meja.

Semua kue itu tampak cantik dan enak. Jane sudah mencoba beberapa, kini giliran Kei yang mencobanya.

"Ah.. maaf."

"Tidak apa-a.." Kei tak melanjutkan kalimatnya. Gaunnya basah terkena minuman dari laki-laki yang tak sengaja menabraknya.

"Keiyona." Bulu kuduk Keiyona meremang. Entah mengapa suara yang keluar dari mulut laki-laki itu membuat Keiyona merinding. Jantung Keiyona berdegub kencang, bahkan sendi lutut Kei rasanya melemah, membuatnya hampir terjatuh.

"Aku harus pergi." Keiyona meletakkan kue yang baru diambilnya tadi di atas meja. Rasanya Kei ingin segera pulang saja.

"Kei tunggu!" Laki-laki itu mencengkram lengan putih Keiyona, membuat gadis itu otomatis menghentikan langkahnya.

"Sakit! Lepaskan aku!" Kei ingin sekali mengumpat, kenapa dia harus terpisah dari Jane dan yang lainnya? Kemana teman-temannya pergi?

"Dengarkan dulu penjelasanku Kei!"

"Lepas!" Kei sedikit berteriak. Kedua matanya mulai berair karena marah.

"Oh waw, siapa yang aku temui malam ini? Sahabat terbaikku Keiyona rupanya."

Ya Tuhan. Bertemu William saja sudah membuat dada Kei ingin meledak, kenapa dia juga harus bertemu Selena malam ini?

"Apa yang kau lakukan di sini Kei? Oh.. aku tau.. kau pasti sedang ingin menggoda bos-bos kaya kan?"

Demi Tuhan Kei ingin merobek mulut Selena sekarang.

"Aku tau sifat aslimu Kei, yang bisa datang ke acara malam ini hanyalah orang-orang kelas atas, kau pasti ingin mendapatkan salah satu diantara mereka kan?"

Keiyona masih terdiam. Bukan karena tidak berani, dia hanya tidak ingin membuang energy hanya untuk meladeni celotehan tidak penting sahabat –read: mantan sahabat- yang sudah merebut calon suaminya itu.

"Kei!" Panggil Kevin dan Jane bersamaan. Kei tampak lega mendapati keduanya berlarian mendekatinya.

Tadi Jane keasyikan memilih makanan, sedangkan Kevin sibuk menggoda pelayan-pelayan cantik yang menawarinya minuman. Mereka berdua tidak sadar jikalau Kei sudah terpisah dari mereka.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang