15 . My Name

114 21 6
                                    

****
🌵


Maserati biru milik Danny sudah terparkir dengan rapi di halaman rumah mewah Keiyona sore itu. Dan hari ini genap 3 hari Keiyona tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas.

Hari ini juga tepat 7 hari yang lalu Keiyona bertemu lagi setelah 3 tahun berpisah dengan Willam. Betapa menyedihkannya malam itu, begitu pikir Danny.

Dia harus menyaksikan sisi rapuh wanita yang begitu tampak kuat selama ini. Malam itu pula Danny benci kepada dirinya sendiri karena menjadi penyebab Jun terluka. Malam itu pula awal mula kembalinya sifat dingin di diri Keiyona.

Gadis itu awalnya masih bisa diajak bicara selama di pesawat perjalanan pulang. Lalu tiba-tiba suara indahnya perlahan menghilang di hari-hari berikutnya.

Keiyona hanya sibuk bekerja. Dia tidak menanyakan kabar Jun, tidak juga memperhatikan Danny walau pria itu mencoba berbagai macam cara supaya dapat sedikit perhatian darinya. Telinga Nara juga sudah siap dijadikan pendengar namun ternyata telinga Nara tak ada gunanya sama sekali. Kei tidak bicara, dan itu menjadi alasan terbesar Danny tersiksa.

Dua hari yang lalu Jun sudah sampai di Korea. Jun kembali dalam keadaan baik, dia bahkan tinggal di apartement Danny seperti biasanya. Anehnya Danny masih merasa tidak tenang. Masih ada satu hal lagi yang membuat hari-harinya uring-uringan. Keiyona.

Setelah bergelut dengan perasaan dan pikirannya sendiri pada akhirnya dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Keiyona. Dia harus mendapatkan jawaban dari kegalauannya selama satu minggu ini.

"Selamat sore." Danny membungkukan badan 90⁰ setelah seorang ibu cantik membukakan pintu untuknya.

"Nugu?" Pandangan mama Kim sangat kalem namun juga penuh selidik. Ibu cantik ini seperti melakukan scan mulai dari kepala hingga ujung kaki. Bagaimana tidak, setelah sekian lama, pada akhirnya ada sosok laki-laki muda yang berkunjung ke rumahnya.

"Saya teman satu kantor dengan Keiyona tante."

"Oh, silahkan masuk."

Danny kemudian menuruti perintah ibu cantik yang Danny yakini pasti beliau adalah mamanya Keiyona. Danny tampak sedikit tertekan namun juga antusias begitu memasuki rumah itu, hadiah dan makanan ringan yang Danny bawa ikut bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti irama langkah kaki Danny.

"Silahkan duduk, mama ambilkan minum dulu."

"Tidak perlu repot-repot tante. Saya belum haus." Jawab Danny sekenanya. Jantungnya mulai berdegub tidak karuan sekarang. Padahal dia datang ke sana dengan maksud baik. Namun mengapa Danny merasa sedikit takut?

"Tidak repot." Jawab mama Kim tak kalah singkat. Sepertinya Danny tau, sifat dingin Keiyoa diturunkan oleh siapa.

"Siapa yang datang ma?"

Danny reflek memutar kepalanya. Dia dapati satu orang pria paruh baya dan satu orang lelaki cantik berjalan ke arahnya secara bersamaan.

"Teman Keiyona?" Tanya papa Kim to the point.

"Iya om, saya partner disainer proyek yang sedang Keiyona kerjakan sekarang om."

"Oh." Papa Kim yang sempat duduk sebentar di dekat Danny lalu bangkit. "Ikut papa ke belakang, kita ngobrol di taman saja."

Wajah Danny begitu tegang. Bagaimana tidak, kali pertama dia bertemu dengan keluarga Keiyona tanpa ada Keiyona yang seharusnya membimbingnya, melindunginya. Semoga saja Danny tidak melakukan kesalahan fatal yang membuat papa dan mama Kim ilfil terhadapnya.

"Di sini lebih nyaman."

Papa Kim duduk di bangku paling ujung, di dekatnya ada kakak laki-laki Keiyona. Danny kebagian duduk berhadapan dengan papa Kim karena dia tidak mungkin mengambil kursi di dekat papa Kim, sudah pasti tempat itu dikhususkan untuk mama Kim seorang.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang