21 . The Invitation

137 21 5
                                    

*****
🌵

Ice Americano menjadi andalan Danny untuk tetap mempertahankan kesadarannya akhir-akhir ini, pikirannya sedikit kacau, tubuh lelahnya butuh istirahat. Ditambah lagi kemarin Kei tidak jadi pulang ke Seoul, dia justru harus terbang ke Paris karena Mr. Will memintanya untuk menemui salah satu investor penting di sana. Nara dan David tentu saja menemani Kei juga.

Apakah Danny kecewa? Tentu saja tidak. Dia tak punya waktu untuk kecewa. Laki-laki itu hanya sedikit rindu. Badannya terasa sangat remuk, dia pikir seharusnya pelukan dari Keiyona dapat mengobatinya. Untuk sekarang tidak ada pilihan lain selain menunggu, Danny harap dia bisa bertahan hingga Kei pulang.

"Dan, kau sudah berjanji untuk tidak minum kopi lagi kan? Awas saja sampai kau kebablasan!" Kevin menyerahkan satu gelas ice Americano yang baru saja dia beli. Itu gelas kedua Danny hari ini.

"Hanya untuk hari ini saja, okey. Pekerjaanku harus selesai malam ini."

Danny sangat beruntung memiliki tim yang kompak. Mereka selalu siap sedia dimintai tolong, sehingga Danny bisa focus menyelesaikan revisi disain yang klien minta. Sementara pekerjaan lain dia percayakan kepada timnya. Khusus untuk urusan disain, Danny hanya dibantu oleh Kevin. Dari dulu memang dia tidak begitu suka bekerja dengan jumlah orang yang terlalu banyak. Apalagi masalah untuk urusan disain.

"Adakah pekerjaan lain yang bisa aku bantu selesaikan?" tanya Kevin. Satu jam yang lalu sejujurnya Kevin baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Semua orang di tim ini sangat bekerja keras, bukan hanya Danny seorang.

"tidak ada, kau sudah menyelesaikan semua pekerjaanmu. Kau istirahat saja, ah.. kau bahkan boleh pulang sekarang." bukan tanpa alasan Danny mengatakan hal itu, Kevin juga terlihat kelelahan, dia juga butuh istirahat dengan tenang.

"Aku sudah makan siang, sekarang kau pergilah makan siang dulu. Pekerjaanmu bisa dilanjutkan lagi nanti. Aku janji menemanimu begadang lagi malam ini."

Danny tersenyum. Kevin orang yang paling sering menemaninya lembur walaupun tidak menemani Danny hingga akhir. Rasanya aneh punya partner kerja sedekat ini selain Jun dan Keiyona. Tanpa disadari sebenarnya Danny sudah membuka dirinya, walaupun yah... hanya sedikit.

"Aku sudah pesan makanan, jangan khawatir."

"Ingat Dan, proyek ini masih sangat panjang, jangan sampai kau tumbang di tengah jalan."

"Itu tidak akan pernah terjadi."

"Baiklah jika tidak ada pekerjaan yang bisa aku bantu, aku pergi dulu. Sebaiknya aku membantu Sarah menyiapkan dokumen untuk meeting besok." Danny hanya mengangguk. Lalu mengantarkan kepergian Kevin dengan tatapan sayunya. Dia ingin tidur.

*****

"Kau minum kopi?" tanya Jun heran. Seingat Jun, Kevin tak pernah bisa minum kopi. Dia lebih suka coke atau air mineral. Rasanya aneh sekali melihat Kevin menenteng dua gelas ice Americano di tanganya.

"Milik Danny, nanti sore ada meeting dengan klien, dia butuh kopi supaya tidak mengantuk."

"Memangnya tadi malam dia pulang jam berapa?" tanya Jun penasaran.

Jun belum minta maaf kepada Danny, sejak pertemuan terakhir saat itu dia tidak datang ke kantor pusat di Seoul, ada sedikit masalah di kantor cabang yang harus Jun selesaikan saat itu juga. Tidak heran jika Jun ketinggalan info mengenai Danny, ditambah lagi insting keponya sedikit mengendur akhir-akhir ini.

"Sepertinya dia tidak pulang. Aku datang sekitar jam 7 pagi karena hari ini mungkin aku harus pulang lebih awal, aku lihat anak itu sedang menata berkas-berkas di atas meja. Sendirian." Jun hanya geleng-geleng kepala. Dia hanya meninggalkan Danny beberapa hari saja namun sifat gila kerjanya sudah menjadi-jadi.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang