22 . Side Story

122 16 5
                                    

Guys, maafin aku. Tapi Chapter ini panjuangggg banget ^^ mungkin bisa dibaca sampai tiga harian... wkwkwk 

Anw, Enjoy ^^

*****
🌵



Paris

Hotel - Jun's Room - Restaurant

"Kenapa pilih kamar yang letaknya jauh dari loby sih Mr. Jun?" Kalimat sapaan Jane pagi itu. Gaya bicara Jane sudah tidak malu-malu lagi namun keduanya belum begitu bebas berekspresi.

Maklum saja, untuk Jane yang punya image gadis baik-baik rasanya terlalu sulit untuk bisa akrab dengan bos buaya macam Jun. Walau kenyataannya justru sangatlah berbanding terbalik.

"Danny yang pilih, tapi dia justru keasyikan tidur di kamar Keiyona dan melupakan aku di sini." Ucap Jun sambil meringis.

Dia sedang memakai kaus kakinya, terlihat sekali Jun masih kesulitan bergerak sendiri. Tidak heran jika Kevin terus mengingatkan Jane supaya cepat pergi ke kamar Jun pagi ini.

Tadi pagi-pagi sekali Kevin kembali ke kamarnya, dia harus segera mandi karena punya agenda pribadi. Kata Kevin itu acara rahasia yang bahkan negara pun tidak berhak mengetahuinya. Terserah.

"Biar aku bantu!" Jane berjongkok di bawah kaki Jun lalu meraih sebelah kaos kaki Jun yang belum terpasang. Sementara sebelah kaos kakinya sudah berhasil melekat di kaki kanan Jun walau letaknya sama sekali tidak pas.

"Jangan! Aku bisa sendiri!" Jun menahan tangan Jane segera. Ini bukan tugas Jane. Sekalipun itu Kevin, dia tidak akan membiarkan Kevin melakukan hal itu untuknya. Itu terlalu berlebihan.

"Tidak apa-apa, biar aku bantu. Jangan sungkan." Kata Jane ngeyel.

Jun mengenakan kaos oblong polos dan celana pendek katun. Begitu juga dengan Jane yang hanya mengenakan pakaian santainya saja. Mereka berdua pergi ke restaurant untuk sarapan bersama, dengan bantuan Jane yang setia mendorong kursi roda bosnya.

"Aku bisa pakai tongkat saja sebenarnya, kau tidak perlu repot-repot mendorong kursi rodaku." Jun meneguk air putihnya, lalu dia ambil beberapa potong buah yang tadi Jane siapkan di hadapannya.

"Terlalu lama, aku sudah kelaparan. Kalau Mr. Jun pakai tongkat jalannya pasti semakin lama." Jun mengangguk setuju. Walau sebenarnya dia sudah banyak mengalami kemajuan, adakalanya kakinya masih sering kram. Hal itu membuatnya harus tiba-tiba berhenti sejenak untuk beristirahat.

"Jane tolong ambilkan aku sup." Jane mengangguk. Dia ambilkan sup jagung dengan roti khas Perancis yang terlihat sangat nikmat. "Terima kasih." Kata Jun tulus.

"Oya, setelah ini Mr. Jun mau pergi ke mana? Teman-teman mungkin pergi tamasya, Kei dan Danny juga begitu pastinya, jangan tanya Kevin, dia punya banyak rahasia." Celoteh Jane panjang lebar.

Jun dan Jane memperhatikan sekeliling mereka. Terlihat Kevin yang tergesa-gesa meninggalkan mejanya setelah dia teguk orange juicenya. Mungkin dia akan pergi ke tempat rahasia yang dia maksud. Sementara staff lainnya masih menikmati sarapan mereka di meja lain dengan santai. Pakaian mereka tampak rapi, sepertinya benar, mereka akan pergi jalan-jalan hari ini.

Jangan tanyakan Kei dan Danny. Mereka berdua tidak terlihat sama sekali.

"Kembali ke kamar saja, aku butuh tidur sebelum besok kita mulai bertempur." Jane tersenyum mendengar jawaban dari Jun.

Rasanya lucu melihat sisi tenang Jun yang jarang sekali diketahui banyak orang. Ternyata Jun bisa juga jadi laki-laki manis tanpa kata gombalan disetiap kalimatnya. Ternyata Jun yang seperti ini membuat perasaan yang dulu pernah Jane kubur tiba-tiba kembali berbunga-bunga.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang