23 . Jujur - Dari Danny

116 19 9
                                    

******
🌵




Kei baru saja akan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya sebelum dia merasakan kepalanya seperti terkena sebuah pukulan. Itu tangan Danny, maksut hati mungkin ingin membelai kepala Kei namun gagal. Tenaganya belum cukup kuat hanya untuk mengayunkan sebelah tangan.

"Selamat siang sayang, tunggu sebentar, aku harus membersihkan diri." Tanpa menunggu jawaban, Kei segera berlari ke kamar mandi. Tidak lama, hanya sekitar 10 menit.

"Buka matamu, kau sudah tidur sejak kemarin. Sekarang saatnya kau bangun." Kei menepuk pelan pipi Danny. Memaksa lelaki itu untuk membuka matanya kembali.

"Jangan hiperbola, aku sudah bangun sejak kemarin sore asal kau tau." Kilah Danny.

"Tapi kemudian kau tidur lagi Dan, sangat lama. Aku sampai ketakutan karena kau tidak segera bangun."

Danny tersenyum. Dia memberi sebuah isyarat agar Kei lebih dekat dengannya. Gadis itu pun paham. Segera dia peluk kepala Danny sambil menciuminya berkali-kali.

"Maafkan aku, kau seharusnya istirahat di rumah. Kau pasti lelah."

Kei tidak menjawab, dia memilih untuk menyembunyikan wajahnya di leher Danny. Mereka hanya berpisah beberapa hari, tapi Kei merasa rindu sekali.

"Jangan sakit lagi, aku mohon." Kali ini giliran Danny yang tidak menjawab.

"Untung saja Woo Sik oppa dan Kevin bergerak cepat, aku tidak tau apa yang terjadi jika mereka tidak ada."

"Hmm... aku harus segera berterima kasih kepada mereka." Rancu Danny.

Kei melepas pelukannya. Dari jarak yang sangat dekat, Kei bisa melihat lelakinya itu kurus sekali, bibirnya kering, kulitnya pucat. Bagian bawah mata kanannya bahkan sedikit menggelap.

"Kau bahkan belum sempat potong rambut huh! Apa kau sesibuk itu?"

"Tidak, aku sengaja menunggumu." Bohong.

Selama ini Danny yang sangat memperhatikan penampilan tak pernah sekalipun bergantung kepada orang lain. Saat dia merasa rambutnya mulai berantakan, tanpa menunggu lama dia pasti langsung pergi ke salon untuk merapikan diri.

"Kei, tolong bantu aku berdiri, aku ingin ke kamar mandi." Sekalipun dia sakit, Danny paling anti dengan yang namanya badan kotor. Mana mungkin dia tahan dengan tubuhnya yang lengket karena terus mengeluarkan keringat.

"Tunggu sebentar, kau masih lemas, aku tidak mungkin kuat membantumu ke kamar mandi sendirian."

"Aku bisa berjalan sendiri."

"Jangan sok kuat, bangun dari posisimu saat ini saja tidak bisa, mana mungkin mau berjalan sendiri!" Bentak Kei.

Gadis itu sejujurnya sudah ingin menangis sejak tadi pagi, namun dia berusaha untuk menahan. Bagaimana tidak, Kei yang sengaja pulang ke Korea terlebih dahulu sendirian hanya untuk memberi kejutan kepada Danny justru berakhir dialah yang mendapat kejutan.

Kevin yang mengetahui jadwal kedatangan Kei sejak tadi malam sengaja membiarkan gadis itu istirahat dulu sebelum pada akhirnya memberi tau Kei tadi pagi. Jangan tanya bagaimana perasaan Kei saat itu. Lututnya bahkan melunak, dia tertunduk lesu di depan pintu kamarnya karena terkejut. Beruntung Jarred ada di rumah, kakak laki-lakinya itu dengan setia mendampingi Kei hingga rumah sakit.

Kevin bilang, Danny kelelahan, nutrisi di tubuhnya tidak tercukupi dengan baik, ditambah lagi lelaki itu cukup stress dengan banyaknya revisi disain yang harus segera dia perbaiki dan juga pekerjaan yang harus dia tangani. Hasilnya, Kei bisa lihat sendiri. Lelaki yang selalu dia klaim sebagai bayi itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang