11 . Pillow Talk

127 22 8
                                    


Guys... Aku apdet lagi ^^

***
🌵

"Fuck you!" umpatan paling spesial yang dilontarkan Jun untuk Danny malam itu.

Mereka berdua terbiasa berbicara berbagai macam hal. Mulai dari hal paling remeh hingga serius. Sesekali Jun juga mengeluarkan umpatan yang juga Danny timpali dengan umpatan lainnya. Namun kali ini tidak.

Jun berteriak cukup keras hingga otot lehernya hampir meledak. Sementara Danny hanya menyunggingkan senyuman, dia pergi begitu saja.

****

"Selamat malam." Keiyona terkekeh.

"Ini sudah pagi by the way. Come in!"

Danny mengekor ke dalam kamar Kei. Gadis itu tidur sendirian di kamarnya, berbeda dengan staff lain yang memilih untuk tidur berkelompok. Termasuk Danny yang seharusnya juga tidur bersama Jun malam ini.

Kamar Kei mungkin tidak terlalu luas seperti kamarnya. Namun pemandangan jauh lebih indah dilihat dari sana dari pada dari kamarnya. Langit malam ini sangat cerah, bintang berhamburan seolah sedang berpesta.

Anehnya, cuaca begitu mudah berubah. Baru beberapa jam yang lalu Danny merasa cuaca cukup dingin, namun sekarang Danny merasa cuaca semakin panas.

"Are you drunk?" Tanya Kei asal saat dia melihat Danny melepas jaketnya, lalu dia lemparkan asal di atas meja.

"Nope!"

"I just miss you Kei. Satu minggu ke belakang aku bahkan tidak mendengar suaramu. It's crazy."

"That's not my mistake."

Danny terkekeh. Tentu saja itu bukan salah Kei. Bukan juga salah Danny tentunya.

"Kau belum mengantuk?" Keiyona menggelengkan kepalanya pelan.

"Can't sleep. Mungkin aku sedikit mengalami jet lag. Sudah lama aku tidak bepergian ke luar negeri." Kali ini Keiyona yang terkekeh.

Mungkin juga karena usianya yang semakin bertambah. Dia juga jadi mudah resah saat menjelang malam.

"Mau aku buatkan susu?" Tawar Kei. Dia tidak akan menawarkan kopi tentu saja.

"Kei kau tau, semua orang memperlakukan aku seperti laki-laki hebat, normal dan juga keren. Tapi kau selalu memperlakukan aku seperti bayi." Danny bersungut-sungut.

Dia sibakkan selimut berwarna putih itu lalu dia posisikam tubuhnya senyaman mungkin di sana.

"Kau memang masih kecil Danny. Kau baru lahir satu bulan yang lalu."

Terkadang mereka berdua juga tak mengerti kenapa rasa itu muncul tanpa bisa mereka kendali. Kadang-kadang Danny takut bertemu Kei, dia tidak ingin mengumbar semakin banyak sisi lemahnya di hadapan wanita itu. Di sisi lain dia rindu Kei setengah mati. Dia rindu perhatian Kei, dia rindu sentuhan lembut Kei.

Keiyona pun begitu. Dia benci saat Jun menyita perhatian Danny, namun disisi lain dia juga benci perhatian Danny yang kadang-kadang terasa berlebihan. Dia ingin mempertahankan citra wanita mandiri di dirinya, namun sering kali dia begitu lemah tanpa bantuan dan perhatian Danny untuknya.

"As you wish Kei!" Danny menyerah. "Lagi pula, kenapa juga kau selalu membawa susu ke mana-mana sih?"

"Just in case kau butuh, tentu aku perlu menyiapkan susu untukmu." Keiyona tak kuasa menahan tawanya. Melihat Danny marah sambil menyembunyikan kepalanya di balik bantal.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang