28 . The End

138 17 5
                                    

******
🌵


Keiyona mematut dirinya di depan cermin untuk yang kesekian kalinya.

Cantik. Puji Keiyona pada dirinya sendiri.

Rambutnya dipotong lebih pendek dari biasanya, agak tidak biasa mengingat hari ini adalah salah satu hari penting di dalam hidupnya. Wanita lain biasanya lebih senang membiarkan rambutnya terurai panjang. Menambahkan aksesoris atau hiasan bunga agar terlihat lebih menawan.

Bagi Keiyona, kesenangan Danny jauh lebih penting dari pada yang lainnya. Belakangan ini menurut Danny, Keiyona jauh terlihat lebih cantik saat rambutnya dipotong pendek sebahu. Maka dari itu Keiyona mengabulkannya.

"Justin, please help me!" Panggil Keiyona. Dia butuh orang untuk membantunya berjalan.

"Kenapa memilih gaun seperti ini sih? Nuna kan jadi susah berjalan!" Dumal Justin sambil mengangkat ekor gaun Keiyona yang membuatnya terlihat kewalahan.

"Mau bagaimana lagi, Jane yang memilih gaun ini untukku. Mana mungkin aku menolaknya." Jawab Kei, sambil tersenyum hangat. Sekarang Kei sudah terbiasa dengan perilaku unik Justin. Dia sudah tidak lagi mengomel saat ketololan Justin merusak semua rencananya.

Bahkan kata-kata pedas yang terlontar dari mulut Justin sudah tak lagi melukainya. Kei justru menjadikannya sebagai alasannya untuk tertawa.

"Ok, sekarang pegang tanganku. Kepalaku bisa putus kalau nuna sampai terjatuh." Keiyona lantas tertawa.

"Tidak akan separah itu Justin. Stop melucu, perutku sakit!"

"Aku serius, kalau sampai nuna jatuh, orang pertama yang menghajarku adalah daddy. Nuna tau kan daddy seperti apa?"

"ya.. ya... ya.. " Mereka berdua terus bercanda disepanjang perjalanan menuju ke area pemberkatan.

Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan. Diliriknya Danny yang terlihat gagah dengan setelan jasnya. Bibirnya tak pernah lelah menyunggingkan senyuman. Dia sangat bahagia.

Mama dan papa Kim juga ada di sana. Mereka terlihat sedang mengobrol dengan beberapa tamu undangan. Senang rasanya saat semua orang tersenyum bahagia seperti sekarang.

"Sayang kemarilah!" Teriak Danny. Dia berlarian kecil menuju ke arah Kei yang juga sedang berjalan ke arahnya. "Hati-hati!" Teriaknya posesif.

Danny memberi isyarat kepada Justin untuk melepaskan ekor gaun Keiyona. Kemudian dia tautkan tangan Keiyona di lengannya. Mengambil alih tugas yang sebelumnya diemban oleh adik laki-lakinya, Justin.

"Kau baik-baik saja kan? Kau mau duduk saja, heumm? Sepertinya kau butuh minum." Keiyona terlihat kelelahan, wajar sebenarnya mengingan tempat diselenggarakan acara berjarak cukup jauh dari kamar mereka.

Apalagi acara diselenggarakan di area terbuka, panas matahari sedikit membuatnya tidak nyaman. "Sebentar, aku akan minta seseorang mengambilkan air minum untukmu." Seperti biasanya, Danny mulai diserang rasa panik.

Sekarang, keadaan Danny jauh jauh jauh jauuhhh lebih sehat. Dia berhasil membuka diri untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dia tidak segan sesekali berkunjung ke rumah rekan kerjanya di kantor. Pernah juga Danny mengadakan pesta kecil-kecilan di apartemennya.

Serangan paniknya pun sangat jarang muncul. Kalaupun muncul, sekarang Danny sudah lebih siap dan juga bisa dengan cepat mengendalikan diri.

"Relax sayang, aku baik-baik saja." Kei mengusap peluh yang membasahi pelipisnya. "Tapi aku rasa kau benar, memang aku harus duduk. Di sini panas sekali." Lanjut Keiyona sambil tersenyum.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang