26 . Another Rendezvous

112 19 6
                                    

*****
🌵



Bukan untuk yang pertama kalinya Jane melihat Jun murung dan menjadi pendiam seperti ini. Ada baiknya memang, telinganya diberi kesempatan untuk istirahat sejenak tanpa rengekan Jun yang sering membuatnya risi. Tapi lihatlah, indahnya sunset tak membuat Jun tersenyum barang sekali.

Jane mulai khawatir.

"Need something to eat huh? Or maybe some drink?"

Jun menoleh, dia dapati Jane menghampirinya setelah dia selesai mandi. "Coffee please." Pinta Jun sedikit berbisik.

"Tidak ada kopi, bahkan teh juga tidak ada." Kata Jane setelah dia mengobrak abrik isi kamar hotel mereka.

"Jangan bohong!" Kata Jun, kepalanya dia putar kembali menghadap arah matahari.

"I am not bebe, siapa juga yang minta menginap di sini?"

Jun memang menolak ajakan daddy dan Danny untuk menginap di hotel yang sama dengan mereka. Dia beralasan ingin pergi berkunjung ke beberapa tempat yang dulu sering kali dia singgahi semasa kuliah.

Mr. Will sangat paham posisi Jun saat ini. Beliau tau Jun tidak pernah nyaman saat harus berkumpul dengan keluarga Winchester yang tak pernah absen mencurigai setiap polah tingkahnya.

Dan di sanalah mereka. Jun menyewa sebuah kamar kecil di hotel sederhana yang terletak di tepi pantai. Agak jauh memang dari tempat diselenggarakannya acara besok. Tak apa, toh Jun tak akan bergabung bersama mereka.

"Ah... I just remember, Kei brought me a red wine, it's special for you. She said that you will need it." Kata Jane bersemangat. Gadis itu tak pernah cemburu akan kedekatan yang mulai terjalin antara Jun dan Keioyona. Dia bahkan tak pernah punya pikiran apakah Jun mungkin masih menyukai Kei atau tidak. Well, Jane pikir sekalipun Jun memang masih punya rasa itu tidak masalah. Yang penting Jun berakhir bersamanya, itu saja cukup.

"Kei?"

"Yeah... Keiyona, Danny's girlfriend soon to be wife."

"I mean, why she gave you a wine?"

Jane melepas bathrobenya, lalu dia segera memakai kaos oblong oversize untuk menutupi tubuhnya yang sebelumnya hanya berbalut underwear.

"Dia sudah menebak, kau pasti akan galau. Kau pasti sedang mengkhawatirkan kakakmu kan? Tenanglah, ada Kei yang menemaninya. Dia pasti baik-baik saja." Kata Jane sambil menuangkan wine ke dalam gelas bekas es krim yang sudah habis Jun makan.

"Minumlah sedikit, setelah itu kita harus pergi makan dulu, baru boleh kau habiskan semua wine ini."

Jun mengangguk sambil tersenyum, sangat gemas. Mr. Will benar, Jane itu wanita yang tepat untuk Jun. Dia bisa menakhlukan Jun yang brutal dengan mudah.

***

Kei mengulurkan tangannya, kemudian Danny menyambut tangan Kei dengan hangat. Berkali-kali Kei belai punggung tangan lelakinya itu sambil berbisik ~relax, ada aku bersamamu~

Kali ini mantra itu rupanya tak cukup mujarab. Danny masih sering diserang rasa panik. Terkadang sebelah kakinya bergetar tak karuan, lalu kemudian keringat dingin mulai bercucuran.

Pemberkatan sudah hampir dimulai, Danny mencoba duduk dengan lebih tenang. Ibu Choi dan tuan Winchester duduk bersandingan paling depan. Mereka sudah bertemu tadi. Untung saja saat itu Danny berhasil mengendalikan diri.

Setelah berbincang singkat lalu berpelukan, Danny akhirnya berhasil melarikan diri. Beruntung Kei tak pernah lepas dari Danny. Tugasnya hari itu adalah berkamuflase menjadi permen karet. Dia akan terus menempel walau yang ditempeli sudah sangat ingin melepaskan diri.

PARADISE CITY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang