********
"Terlalu manis." Danny begidik ngeri setelah meneguk kopi buatan Jun untuknya.
"Jangan manja! Tiga sendok kopi dan satu sendok gula. Aku membuatnya sesuai takaranmu." Jun merampas cangkir yang Danny pegang dengan kasar, dia teguk kopi buatannya itu kemudian menunjukkan ekspresi yang sama dengan milik Danny tadi. "Ini pahit sekali bodoh!"
Danny terkekeh. Sengaja memang dia bermain-main dengan sahabat sekaligus teman sekantornya itu.
"Maafkan aku, besok tolong kurangi jumlah kopiku, dua sendok saja dengan setengah sendok gula. Hehe." Kekeh Danny lagi sambil memamerkan gigi putihnya.
"Arasso!" Jawab Jun acuh. Sebenarnya tahun lalu Jun memberi kado Danny sebuah mesin penyeduh kopi, sangat praktis digunakan. Dan lagi ada banyak macam kopi enak yang bisa Danny coba, tapi anak itu tetap setia dengan kopi hitamnya.
"Sudah lima hari ini kau pakai kacama minusmu lagi?"
Kalian tau? Selain jahil, sebenarnya Jun adalah sahabat terbaik yang pernah Danny punya. Mungkin dia terlihat tengil dan usil. Tapi Jun sudah seperti saudara kandungnya. Dia tau apapun, hampir segalanya tentang Danny.
Danny mengangguk singkat, lalu melepas kaca matanya. Dia pijat pangkal hidungnya pelan. "Mataku sedikit kabur, untuk sementara aku tidak bisa pakai lensa."
"Perlu aku antar ke rumah sakit?"
"Terima kasih, aku bisa pergi sendiri."
"Kapan?" Cecar Jun. Dia tau pasti Danny sangat ahli dalam melakukan ini. Dia seringkali lupa diri saat pekerjaannya terlalu banyak.
"Segera Jun. Sungguh."
"Dengar, kau tau aku bisa melakukan apapun jika kau mulai teledor. Kau dengar aku!" Jun menekankan kalimat terakhirnya. Danny tau sahabatnya itu tidak sedang bercanda.
"Nanti siang kita pergi makan bersama, sekarang kau bisa pergi, urus saja pekerjaanmu, aku juga." Usir Danny tanpa basa-basi.
Jika dibiarkan lama-lama di sini Jun bisa terus menceramahinya tanpa henti. Danny sampai heran, semua orang diperusahaan mereka sedang sangat sibuk sekarang. Tapi Jun masih bisa bersantai, dia bermain ke sana ke mari. Dia bahkan masih sempat menggoda para gadis yang sedang meeting santai di loby.
Jangan lupakan kejadian pagi ini di ruangan Danny. Jun bukan OB, tapi setiap pagi selama Kei cuti, dialah orang yang membuatkan danny kopi.
Ya. Selama lima bulan bersama, Kei lah yang membuatkan Danny kopi, setiap pagi, setiap hari. Danny sampai lupa bagaimana cara menyeduh kopi sendiri.
"Aku atasanmu, kau tidak bisa memerintahku."
Baiklah, Danny mengaku kalah. Dia baru ingat sahabatnya itu adalah senior arsiteknya, sekaligus atasannya di perusahaan ini. Siapa juga yang bisa mengingat jabatan Jun jika pekerjaannya bukan untuk mendisain melainkan membuat kopi?
"Baiklah bos, maafkan aku. Aku mohon bos meninggalkan ruangan ini sekarang juga. Aku sedang sibuk dan sedang tidak ingin di ganggu."
Jun mendelik kesal. Dia baru saja ingin mengatakan bahwa dirinya akan menjadi bagian dari tim Danny untuk proyek ini, tapi rasanya Jun tak ingin mengatakaannya lagi.
Biarkan saja Danny mengetahuinya nanti. Saat proyek sudah mulai dijalankan. Jangan tanya bagaimana Jun bisa lebih tau dari pada Danny. Tentu saja karena dia Jun, Mr. Will pasti akan memberi taunya terlebih dahulu sebelum yang lain.
"Kau jadi mudah marah semenjak Kei cuti." Danny yang sedang membaca proposal dengan teliti tiba-tiba berhenti. Dia letakkan bolpoin merah yang ada di genggamannya. Lalu dia paksa kepalanya menatap Jun yang bersender manis di dekat pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/285604070-288-k990906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADISE CITY [Complete]
RomansaSepenggal kisah tentang Danny dan Keiyona. Danny, lelaki yang berhasil menyembuhkan luka Kei tanpa gadis itu sadari dengan sendirinya. With Love. 19/09/21