Assalamu'alaikum, gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Siap-siap deg-degan hehe
Selamat membaca....
Lamaran....sesuatu yang dinanti
seorang perempuan. Jawablah yang
terbaik, memohonlah kepada Dia,
Sang Penguasa Semesta
agar yang dipilih tepat."Udah siap semuanya."
"Sudah Abi"
"Zain kamu sudah siap nak?"
"InsyaAllah"
"Sebelum kita berangkat alangkah baiknya kita baca basmalah dan berdoa agar niat ini tersampaikan."
Selesai berdoa, satu persatu mulai keluar rumah. Seorang laki-laki keluar dengan jalan yang cepat dari gaya berjalannya lagi buru-buru. Dengan tangan kanan yang memegang ponsel ke telinganya, pria tampan, berwibawa, seorang direktur menggunakan jas hitam, terlihat gagah.
"Ali...Ali kamu gak ikut nak?"
Iya, Ali! Masih ingat sosok Ali? Kalau lupa kita flashback dulu yuk. Ali Gibran, seorang ketua rohis SMA Nusa Bangsa eitss! Sekarang sudah mantan ya kan udah lulus hehe. Pria yang dikenal dengan ketampanan dan kealimannya. Memiliki sahabat bernama Nayya Syahfirah masih ingat siapa Nayya? Sahabat kecilnya Ali satu-satunya cewek yang dekat dengan Ali, cantik, pinter, menjabat sebagai wakil ketua rohis, sayangnya punya niat busuk.
Ali.... laki-laki yang pernah Arum cintai semasa SMA segala cara gadis itu lakukan demi mendapatkan cinta Ali, sampai akhirnya salah satu konflik muncul dalam hidupnya membuat gadis itu kecewa atas sikap Ali. Itu dia sedikit flashback tentang Ali ternyata rumit juga ya kisah cinta mereka.
"Hmm untuk saat ini Ali minta maaf ya Umi, Abi, kak Zain, Ra. Ali harus kembali ke kantor InsyaAllah acara akadnya Ali datang, Ali pergi dulu ya Assalamu'alaikum." Ucapnya seraya menyalami kedua tangan orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
Tubuh Ali sudah tak terlihat, mobilnya sudah tidak ada. Inilah Ali yang sekarang kerja, kerja, dan kerja. Hampir setiap hari anak itu tidak istirahat biarpun Ali sibuk ia tak pernah meninggalkan kewajiban seorang muslim dan selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan ceramah dimasjid dekat rumah.
"Yasudah yuk..."
***
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seseorang dari luar pintu masuk.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Yusuf.
"Silahkan masuk...." Sambungnya.
Seluruh kursi sudah terisi, anggota keluarga telah berkumpul dalam satu ruang yang cukup luas. Memiliki aroma terapi yang harum dilengkapi AC dan cemilan. Keluarga Yusuf menyambutnya dengan hangat, senyum kedua keluarga itu tak memudar. Mereka asik berbicara diiringi tawa setiap dialog, kebahagiaan terlukis dikedua keluarga itu. Setelah mengungkapkan maksud kedatangan keluarga itu, Yusuf mempersilahkan Arum untuk keluar.
"Arum udah siap?"
"InsyaAllah kak"
"Bismillah ya, apapun pilihan Arum nanti semoga itu yang terbaik ya sayang. Kakak selalu doaiin kamu." Ucap Aza yang merapikan kerudung Arum.
Arum berjalan dari atas menuruni anak tangga satu persatu ditemani Aza yang berdiri disamping. Tibalah Arum dihadapan kedua keluarga itu, Arum mengangkat kepalanya menyalami setiap anggota keluarga itu sampai akhirnya menyalami seorang wanita paruh baya yang membuat dirinya terkejut, tak menyangka, apa ia salah melihat wanita itu? Apa cuman mirip? Wanita paruh baya itu sangat mengenalnya dengan betul, ia mengelus lengan tangan Arum dan tersenyum tatapannya yang lembut seiring mengode 'nanti ya kita bicara'.
"Alhamdulillah sudah masuk waktu Isya, sebaiknya kita salat terlebih dahulu."
Semua anggota keluarga shalat kecuali Arum dan wanita paruh baya itu. Kedua orang itu memang sedang haid, "Umi apa kabar?" Tanyanya.
"Alhamdulillah umi baik nak."
"Ali sama Z-Zain kakak beradik?"
Tanyanya terbata-bata saat ini jantung Arum sedang berolahraga.Zainab mengangguk ia juga tak percaya ternyata yang ingin dilamar oleh anaknya itu wanita yang pernah Ali cintai.
"Umi minta kamu pilih yang terbaik ya nak apapun keputusannya InsyaAllah kami terima."
"Kamu jangan pikirkan Ali, dia baik-baik aja. Saat ini Ali tidak bisa datang karna ada keperluan di kantornya."
"Makasih ya Umi, Arum mohon sama umi jangan ceritakan ke Ali, kisah kita sudah lama berakhir biarlah itu terkubur."
Zainab mengangguk dan tersenyum sebenarnya ia berat tapi kalau itu yang terbaik buat anaknya Zainab bisa apa? Ibu mana sih yang tidak mau anaknya bahagia? Ibu mana yang sanggup melihat anaknya menderita? Semua anggota keluarga mulai keluar dari ruang Musholla, "Mari makan dulu..."
Saat ini bunyi gesekan sendok kepiring sangat ramai ditambah renyahnya kerupuk. Ada rendang, sate, bakso, ayam, sup ahhhh! Ku jadi laper :) . Arum pergi ke taman belakang rumahnya, ia benar-benar bingung harus jawab apa, ia takut malah salah langkah. "Arum sayang."
"Kenapa sih adik kakak ini kok sendirian, pasti bingung ya."
Gadis itu mengangguk tanpa mengucapkan ternyata Barra sudah lebih dulu tau, firasatnya kuat ya.
"Kakak tau kok, kalau ini bisa buat kamu bahagia terimalah, kalau ini buat kamu sedih kedepannya tolaklah itu hak kamu."Arum terharu mendengar jawab Barra dari dulu laki-laki itu selalu menjaga Arum walau sering baku hantam waktu semasa sekolah, Barra selalu membuat Arum tidak merasa kesepian selalu ada didekatnya "Makasih ya kak selalu ada."
"Iya sayang, masuk yuk gak baik di dalam 'kan ada tamu."
Kedua kakak beradik masuk ke dalam rumah yang saat ini dipenuhi orang.
***
Acara tegangnya sudah dimulai, saat ini tinggal menunggu jawaban Arum. Entahlah akan diterima atau tidak. Yang seharusnya menjadi hari spesial dihari itu juga dia tau kebenaran tentang Zain yang memiliki hubungan darah dengan Ali. Kenyataan yang pahit, laki-laki yang pernah ia cinta mati! Bagaimana dia menghadapi sosok Ali nanti? Selama ini Arum selalu menghindar, menurutnya itu lebih baik dari pada bertemu akan mengingatkan tentang kejadian 3 tahun yang lalu. Setelah Yusuf memberi pertanyaan pada Zain, waktunya Arum menjawab keputusannya.
"Baiklah, anak saya yang bernama Arum Khadijah silahkan menjawab lamaran dari Zain Pratama...."
Jantung Arum saat ini berdetak lebih cepat dari yang tadi, keringat dingin serta gugup yang ia rasanya. "YaAllah hamba harus jawab apa? Hamba takut salah langkah, bantulah hamba mu ini yaAllah." Ucapnya dalam hati.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya Arum Khadijah atas izin Allah dan restu mama papa, saya....."
Bersambung....
Gimana ceritanya? Semoga suka ya dan terhibur. Maaf apabila ada kesalahan, tinggalkan vote dan komen ya dishare juga, terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
JARAK UNTUK KITA ✓
Novela JuvenilBismillahirrahmanirrahim.... Berawal dari seorang gadis yang jatuh cinta pada ketua rohis. Menceritakan kisah perjuangan Arum Khadijah seorang gadis berparas cantik, ramah, dan humoris. Demi mendapatkan cinta Ali seorang lelaki tampan dan memiliki a...