Bab 14

148 21 13
                                    

Assalamu'alaikum sebelum baca follow yuk, jangan lupa tinggalkan votenya ya!

Jangan terlalu dikejar jika memang
sudah jalannya pasti Allah memperlancar
-Ali bin Abi Thalib-

*****

"Are you coming to the party tonight?"

"No, because I have an appointment." Ucap gadis itu pada teman sekelasnya seraya berjalan menuju ruangannya.

Seorang lelaki menatap Arum dari satu meter ruang kelas gadis itu. Lelaki itu mendepankan dirinya dari dinding sehingga Arum tidak melihat sosok laki-laki itu.

"Okay, next time." Ucap seorang perempuan berdarah Amerika.

Kedua gadis itu masuk ke dalam ruangan dan membawa buku tebal di tangan kanannya. Di meja Arum terdapat secup es krim rasa cokelat. Entah siapa yang menaruh situ, apa itu milik orang lain? Atau ada yang menaruhnya untuk Arum? Gadis itu bertanya pada salah satu temannya.

"Excuse me, do you know whose ice cream is?" Tanyanya pada seorang perempuan.

"I don't know, because when I came the ice cream was already on the table."

Gadis itu termenung sambil melihat es krim yang dia ambil dari atas mejanya. Tidak ada surat yang menunjukkan es krim itu untuk dirinya. Arum yang kebingungan pun termenung, jika ku buang mubazir atau milik orang lain, tapi jika es krim itu di sini meja ku akan basah.

"What's wrong Arum?"

"There is not anything, Missel."

Arum membiarkan es krim itu berada di atas mejanya dan melapisi dengan tissue yang di berikan Missel agar tidak menggangu saat dia belajar. Gadis itu mengambil ahli tempat duduknya membuka buku seraya menunggu dosennya datang. Skedul hari ini sudah berakhir gadis itu pikir untuk pergi ke Masjid ,ya, setiap sore memang ada pengajian di salah satu Masjid di London. Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai ke Masjid, gadis itu melepaskan sepatu bootsnya dan masuk ke area tempat wudhu. Sambil menunggu pengajian Arum melaksanakan salat ashar, waktu pengajian pun di mulai gadis itu duduk seraya menyimak materi yang di jelaskan. Banyak pelajaran yang bisa di dapat dari tentang bersyukur, mengikhlaskan, dan memaafkan.

***

Tak terasa kajianpun berakhir.Hari sudah larut sore sebentar lagi magrib pun tiba, Arum langsung pulang ke apartemen yang tak jauh dari Masjid itu. Gadis itu membersihkan tubuhnya, azan mulai berkumandang di langit London. Selepas salat Arum ke dapur untuk masak makan malam, menu kali ini sangat simple roti bakar di lapisi alpukat salah satu makanan kesukaan Arum semenjak di London. Menunggu beberapa menit akhirnya roti keluar dari toaster dan di temani secangkir coffee, gadis itu duduk di balkon kamar apartemennya menikmati udara sejuk di malam hari.

Sambil menikmati rotinya Arum membuka aplikasi Instagram. Tiba-tiba notif pesan masuk dari Instagram, gadis itu mengklik fitur tempat chat masuk. Terpampang sebuah akun dengan username Deaakhalisa, ada kepentingan apa Dea ngedm? Bukankah akhir-akhir ini sudah jarang Dea ngechat bahkan, untuk tanya kabar saja sudah tidak pernah lagi. Arum mengklik pesan dengan unsername itu, Arum terperanjat selepas membaca dm untuknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JARAK UNTUK KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang