Tidak ada ikhlas yang benar-benar nyata, yang ada hanya terpaksa untuk ikhlas.
~ Forced Wedding ~
***
Pukul delapan pagi Hasan dan Maryam sudah mendatangi rumah Arya, mereka berdua masuk ke dalam rumah Arya yang sunyi. Dugaan Hasan salah, dia kira putranya masih tidur karena pengaruh minuman alkohol semalam. Tapi ternyata Arya sedang menonton TV sambil memakan camilan.
Entah ada dorongan dari mana, Hasan langsung berjalan cepat menuju putranya. Menarik kerah baju Arya lalu melayangkan tamparan ke pipi mulus putranya, melihat itu Maryam terkejut. Dengan tergesa dia memisahkan suaminya dan putranya, jika tidak Arya akan habis di tangan Papanya sendiri.
"ANAK GAK TAHU DI UNTUNG!"
Maryam menahan dada sang suami yang ingin maju satu langkah, matanya melihat Arya yang menunduk seperti merasa bersalah. Sudut bibir Arya berdarah, itu pasti karena tamparan dari Hasan. Maryam membisikkan kalimat istighfar di telinga Hasan, supaya lelaki itu juga bisa mengikutinya agar jauh lebih tenang.
"SEJAK KAPAN KAMU MINUM ALKOHOL, HAH?" Bentak Hasan. Rupanya dia belum bisa mengontrol emosinya, apalagi ini bersangkutan dengan alkohol. Minuman keras yang di larang dalam islam.
"Sejak di Amerika, Pa."
"KETERLALUAN KAMU, ARYA!"
Maryam membawa Hasan untuk duduk, posisi mereka cukup jauh. Takut sewaktu-waktu Hasan akan hilang kendali, Maryam menatap anaknya dengan tajam. Lagi-lagi dia tidak menyangka putranya bisa melakukan hal yang di luar batas.
"Mama gak nyangka kamu bisa ngelakuin itu, Arya. Kamu tahu kan minuman keras itu di larang sama agama kita? Kamu gak mikirin akibat dari perbuatan kamu itu?!"
Kepala Arya mendongak, membalas tatapan Mamanya yang penuh dengan kekecewaan, "Maafin Arya, Ma. Arya kebawa-bawa pergaulan di sana, Arya gak bisa nahan itu."
"Dulu Papa kuliah di tempat yang sama kayak kamu, tapi sekalipun Papa gak pernah nginjek tempat kotor kayak gitu!" Sergah Hasan tajam.
"Maafin Arya, Pa."
"Ini semua pasti gara-gara Talita! Pasti dia yang ngajak-ngajak kamu minum alkohol, kan?" Tuduh Hasan begitu saja.
Arya tidak bisa menjawab karena apa yang di ucapkan Papanya memang benar, karena jika bukan ajakan dari Talita, perempuan yang dia cintai. Arya pasti tidak mau melanggar aturan dari Allah. Tapi karena satu wanita saja, dia berani melanggar aturan itu.
"Apa yang selama ini kita ajarin ke kamu itu gak ada gunanya sama sekali! Kamu tahu apa yang kamu lakuin itu ngebuat Papa sama Mama merasa gagal ngedidik kamu, Arya!"
Arya menggeleng, "Bukan Papa yang gagal ngedidik aku. Tapi aku yang melanggar didikan Papa sama Mama."
Hasan menyandarkan punggungnya pada kepala sofa, tidak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Sekarang yang harus di lakukan adalah memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi.
"Papa sama keluarganya Ameera udah nentuin tanggal pernikahan kalian. Kalo kamu ngerasa bersalah dan mau memperbaiki semuanya, kamu harus terima pernikahan ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
General FictionAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...