"Kita bukan mahram, jadi sebaiknya jaga jarak."
~ Forced Wedding ~
***
Arya sedang berada di proyek, pembangunan Kafenya baru 70%. Lokasinya yang memang dekat dengan Universitas, banyak mahasiswa/i yang berlalu lalang melewati lokasi proyek.
Arya menyipitkan matanya kala sinar matahari siang ini begitu terik, kakinya melangkah menuju ke tempat yang teduh. Kebetulan di dekat proyeknya ada pedagang es kelapa, Arya memutuskan untuk minum terlebih dahulu.
"Pak, es kelapanya satu, ya."
"Siap, Mas!"
Arya duduk di kursi sambil mengeluarkan ponselnya yang bergetar, nama Talita tertera di layar ponselnya. Tanpa berlama-lama dia langsung mengangkat telponnya.
"Honey."
"Assalamu'alaikum."
"Hehehe, wa'alaikumsalam. Kamu dimana? Aku ke Kafe kok kamu gak ada."
"Aku lagi di proyek, bentar lagi balik ke Kafe kok."
"Eh gak usah, by the way aku lagi di jalan. Deket juga sama lokasi proyek kamu. Aku kesana, ya?"
"Iya, aku tunggu, ya."
"Okey, byeee."
"Bye."
Arya menerima gelas es kelapanya setelah memutuskan sambungan telpon. Tenggorokannya yang sedari tadi kering terasa begitu segar ketika esnya mengalir dingin, dia mengecek room chat nya dengan Ameera. Tidak ada pesan dari perempuan itu sedari pagi.
Biasanya Ameera akan mengabarinya akan pulang jam berapa hari ini, tapi hari ini gadis itu melupakan kebiasaannya. Arya memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, merasa tidak mengerti dengan sikapnya sendiri akhir-akhir ini.
"Sayang."
Arya mengerjap, Talita berdiri di hadapannya dengan senyuman yang lebar. Sejak kapan Talita ada di sini? Kenapa dia sama sekali tidak menyadarinya? Begitu dalamnya kah dia memikirkan Ameera yang tidak ada mengabarinya?
"Kita cari makan, yuk. Aku laper." Talita menarik tangannya untuk berdiri. Tapi sedetik kemudian Arya melepas cekalan tangan Talita.
"Kita ke Kafe aku aja."
"Gak mau, aku maunya seafood."
Kini Talita merangkul lengan Arya dengan erat, menarik tubuh Arya agar berdiri dan menjauh dari lokasi proyek. Namun belum sampai pada mobil Arya, lelaki itu sudah melepas rangkulannya dengan pelan.
"Kita bukan mahram, jadi sebaiknya jaga jarak."
Talita memberenggut kesal, "Ini semua pasti karena Ameera kan? Udah lah Arya, kita gak perlu berubah kayak begini. Aku capek harus ini dan itu, aku lebih suka kehidupan bebas aku yang dulu!"
"Kalo kamu mau kayak gitu, gak usah nikah sama aku!"
"Arya!" Panggil Talita, dia mengejar langkah Arya yang lebar menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
Ficção GeralAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...