Diamlah jika bicaramu hanya bisa
menyakiti hati orang lain.~ Forced Wedding ~
Arya berlari mengejar Ameera saat wanita itu keluar dari rumah sambil membawa tas berisi baju, mencekal lengan Ameera saat wanita itu ingin membuka pintu mobil, kepala Ameera menoleh ke belakang. Masih dengan tatapan yang tidak bersahabat seperti semalam.
"Kamu mau kemana?"
"Aku mau ke bogor."
"Ke bogor? Mau ngapain? Kamu aja belum minta izin sama saya."
Ameera tersenyum masam, dia bicara seolah-olah mereka adalah pasutri sungguhan. Tapi sebenarnya tidaklah benar, Arya bertanya hanya sedang belajar menjadi suami yang baik. Untuk Talita kelak.
Tidak mau keributan tadi malam kembali terulang, Ameera mengambil napasnya lalu membuangnya secara perlahan. Dia harus bisa mengontrol emosinya. Api jangan di balas dengan api. Harus ada air yang mampu memadamkan api yang membara.
"Aku ada urusan untuk beberapa hari ke depan di bogor."
"Emang kamu bisa nyetir?"
Mata Ameera terpejam untuk sesaat, baru sadar bahwa dia belum bisa menyetir. Itu artinya dia harus menghubungi Maria untuk menjemputnya, tapi belum sempat Ameera mengambil ponsel di tasnya. Tangannya kembali di cekal, kali ini lebih lembut dari tadi.
"Saya gak izinin kamu pergi."
"Alasannya?" Tanya Ameera ingin tahu.
"Emang harus ada alasannya? Saya gak ngizinin kamu, itu artinya kamu gak boleh pergi tanpa izin saya." Ujarnya, mutlak tak ingin di bantah.
Ameera menghela napas, tidak mengerti dengan jalan pikir suaminya. Akhir-akhir ini sering sekali tidak memberinya izin, mau membantah pun Ameera takut dosa. Walaupun dia sedang sedikit kesal kepada suaminya, tapi Ameera tidak mau karena kekesalannya itu akan membuat satu tumpukan dosa lagi. Naudzubillah.
Ameera melepas cekalan Arya dengan pelan, ingin mengambil ponselnya di dalam tas. Tapi lagi-lagi di tahan, sekarang sorot mata suaminya berubah menajam.
"Saya gak izinin kamu pergi Ameera!"
"Iya, Mas. Ini aku mau ngabarin Maria kalo aku gak jadi ke bogornya. Kamu nih posesif banget, sih."
Cekalan di tangannya langsung terlepas begitu saja, kali ini Arya menatapnya dengan jengah, "Kamu gak usah geer! Saya gak ngizinin kamu karena ada alasan tertentu!"
Ameera tersenyum tipis, "Karena kamu gak mau aku deket sama Mas Yusuf, kan? Mas tenang aja, Mas Yusuf gak ada sangkut pautnya sama acara di bogor kok. Aku ke bogor karena di undang sama temen lama aku di acara pernikahannya."
"Saya gak minta penjelasan dari kamu!" Sewotnya. Ameera tertawa ringan, meskipun tidak tahu alasan apa yang membuat suaminya marah ketika dia dekat dengan Yusuf. Tapi itu membuat hati Ameera senang serta kesal sekaligus.
"Kalo gitu ajarin aku nyetir mobil ya, Mas. Aku mau cepet-cepet bisa nyetir soalnya, biar gak ngerepotin Maria lagi." Pintanya dengan nada yang ceria.
"Gak bisa kayaknya, saya harus anter Talita ke Gramedia."
Senyumnya luntur seketika, Ameera mengangguk pelan, "Okey, aku mau minta tolong sama Mas Yusuf aja. Kebetulan kemarin malem Mas Yusuf nawarin buat ajarin aku nyetir mobil, tapi aku tolak karena aku mau minta bantuan sama kamu. Eh ternyata kamunya gak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
General FictionAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...