Kadang aku ingin egois,
tapi aku sadar aku siapa.~ Forced Wedding ~
Hari minggu, mungkin jika Ameera masih berstatus sebagai seorang murid. Dia akan memanfaatkan waktunya hanya untuk istirahat, tidak akan pergi hang out meskipun kala itu Maria sering memaksanya, tidak akan melakukan pekerjaan lain selain tiduran di atas kasur. Mungkin sebagian besar orang memanfaatkan waktu liburnya untuk main sepuasnya.
Pergi ke rumah teman, menonton bioskop, atau bahkan main ke rumah calon Mama mertua. Tapi Ameera berbeda dengan gadis yang lainnya, dia lebih memilih diam di rumah atau ikut pergi ke Toko bersama Bapaknya. Kebiasaannya sebagai orang rumahan harus hilang saat tanggung jawab Toko beralih kepadanya.
Di saat itulah Ameera bukan lagi orang rumahan, melainkan orang yang sering pergi ke luar rumah. Berangkat pagi, pulang sore. Sebenarnya Ridwan mau-mau saja ikut turun tangan, tapi putrinya terlalu menyayanginya. Ameera tidak mau Bapaknya bercapek-capek di masa tua, jika dia bisa melanjutkan usaha Bapaknya kenapa Bapaknya harus repot-repot mengurusnya?
Bahkan Ameera memilih tidak melanjutkan kuliah demi mengurus Toko dengan serius, dan orang tuanya tidak melarang itu. Mereka bukan tipikal orang tua yang mengharuskan anaknya menjadi seorang Sarjana. Cukup menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan berguna bagi semua orang.
Ridwan dan Fatma tidak pernah menuntut Ameera untuk menjadi seperti ini dan seperti itu, karena sedari kecil, Ameera sudah di ajarkan tentang Ilmu Agama. Mereka rasa itu saja sudah cukup, sekolah hanya lulusan SMA bukan berarti tidak memiliki Ilmu yang luas.
Ilmu bukan hanya di ruang lingkup sekolah, ataupun kuliah. Ilmu berada di mana-mana, contoh kecilnya, kita bisa belajar ilmu kehidupan. Justru, kita akan mendapatkan banyak ilmu dari kehidupan. Bukan hanya mengerti tentang materi di sekolah.
Kita juga bisa mengerti arti dari kehidupan, menghormati orang sekitar, tidak memandang muslim atau non-muslim saat kita berteman. Menghargai satu sama lain, menjalin silaturahmi meski hubungan kita tidak baik.
Mungkin, masih banyak ilmu yang kadang tidak bisa di kuasai oleh sebagian besar orang. Karena mereka lebih dominan menguasai ilmu materi ketimbang ilmu sikap. Ingatlah, attitude itu sangat penting. Kemanapun kamu pergi, ilmu yang kamu miliki pasti kamu bawa. Tapi sejauh apapun kamu pergi, jika kamu tidak memiliki attitude yang baik, orang pintar sepertimu pun akan di cap sebagai orang yang miskin akan sikap.
Begitulah kehidupan, semuanya harus seimbang. Karena kebanyakan orang melupakan hal yang sangat penting bagi hidupnya sendiri.
Baik, mari kita beranjak dari sini.
Ameera dan Arya harus sarapan di luar karena bahan pokok di rumah sudah habis, mereka sarapan bubur di pinggir jalan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Setelah selesai sarapan mereka--- tidak, lebih tepatnya Ameera ingin pergi ke minimarket untuk belanja. Tapi tidak tahu kenapa Arya ngotot ingin ikut juga, padahal Ameera bilang tidak perlu repot-repot. Tapi dengan keukeuh Arya bilang bahwa dia tetap ingin ikut.
Jadi, di sinilah mereka. Ameera sedang mengambil satu persatu barang yang perlu dia beli, mulai dari sabun mandi, sikat gigi, sabun cuci, pewangi, pasta gigi, dan shampo.
Arya yang berada di sampingnya sambil memegang troli, melihat dengan malas, jadi tugasnya hanya mendorong-dorong troli ini saja? Sangat membosankan!
"Ameera, kamu kasih saya tugas kek. Saya juga mau ikutan ngambil-ngambil barang."
Ameera nampak berpikir, "Boleh, kamu cari ayam, buah-buahan sama sayur-sayuran. Emm, kamu bisa kan?" Tanya Ameera ragu, soalnya Ameera takut suaminya mengambil yang aneh-aneh. Kalian tahu lha, tidak semua lelaki bisa belanja. Dan tidak semua lelaki tahu apa itu jenis sayur kol?
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
Ficción GeneralAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...