Lelaki gentle itu bukan yang pandai
berkelahi, tetapi yang pandai
menahan emosi.~ Forced Wedding ~
***
Perkelahian terjadi di awali oleh Yusuf, Ameera tidak menyangka lelaki sekalem dia ternyata bisa se-emosi itu. Terlebih lagu lelaki yang di pukulinya adalah suaminya sendiri, melihat Arya yang ikut tersulut emosi juga sehingga mereka adu pukul, Ameera langsung menarik tangan suaminya untuk mundur.
"Mas udah!"
"Salahin dia yang mukul saya duluan!" Semprot Arya merasa kesal, kenapa Yusuf yang memulainya dia yang di sengor?!
Ameera beralih melihat Yusuf yang sedang menahan emosinya sendiri, "Mas Yusuf, udah cukup berantemnya. Gak enak di lihat banyak orang."
Yusuf terlihat sedang mengatur napasnya yang memburu, "Jangan pernah kamu sia-siain Ameera! Atau nanti saya yang bakal ambil apa yang kamu sia-siain!" Ujar Yusuf ambigu di pikiran Ameera, tapi tidak untuk Arya.
Selepas mengatakan itu Yusuf langsung pergi dari restoran, Ameera masih setia menahan lengan suaminya.
"Kamu gak papa?" Tanya Talita khawatir, fokus Ameera kini jadi teralih. Melihat Talita yang berdiri di dekat suaminya. Perempuan itu kini berjilbab, Ameera tersenyum melihatnya.
Namun entah kenapa melihat perubahan Talita yang mulai meningkat, seperti menyalakan alarm berbahaya. Mungkinkah umur pernikahannya tinggal menghitung waktu?
"Aku gak papa. Kamu gak papa? Gak kena pukul, kan?" Tanya Arya khawatir, tidak memperdulikan keberadaan Ameera di sampingnya. Bahkan dia menepis tangan wanita itu yang masih memegang lengannya.
"Aku gak papa, Ar. Cowok tadi siapa sih? Kenapa tiba-tiba mukul kamu? Dia... temen kamu, Ameera?" Tanyanya sambil melihat Ameera yang hanya diam tak berkutik.
"Udah, gak perlu bahas soal tadi. Mending kita pergi dari sini, kamu mau pergi pengajian kan?"
"Iya."
"Ya udah ayok."
Arya benar-benar seperti tidak melihat Ameera, lelaki itu sudah pergi bersama Talita. Meninggalkan Ameera yang masih diam tak bersuara, sementara Maria sedang bersungut-sungut karena merasa jengkel dengan sikap Arya yang sangat keterlaluan kepada sahabatnya.
***
Ameera baru sampai di rumah jam delapan malam, belum sempat dia berjalan memasuki rumahnya. Tiba-tiba suaminya datang dengan senyuman yang menenangkan, mencium keningnya sebentar lalu merangkul pinggangnya mesra. Suaminya kenapa?
Arya membawa Ameera menuju ruang tengah, di lihatnya Bapak dan Ibunya ada di sana. Sedang duduk sambil memperhatikan mereka, Ameera paham sekarang kenapa suaminya tiba-tiba menyambutnya pulang. Ternyata ada orang tuanya berkunjung malam-malam.
"Bapak, Ibu." Sapanya, Ameera menyalimi tangan kedua orang tuanya. Lalu mengambil duduk tepat di samping suaminya.
"Kamu kok baru pulang, Ra? Bukannya kamu yang nyambut suami kamu, eh malah kebalik." Ibunya bertanya, Ameera bingung harus menjawab apa. Karena biasanya mereka memang tidak saling menyambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
General FictionAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...