7. FW : Acara Syukuran Pernikahan

796 66 1
                                    

Ada hati yang tergerak untuk melakukan hal ini. Dan hal itu masih menjadi misteri.

~ Forced Wedding ~

***

Mobil Arya sudah terparkir sempurna di halaman rumah orang tuanya, mereka berdua turun dari mobil. Arya menyodorkan tangan kanannya di hadapan Ameera, tentu saja Ameera mengerti apa maksudnya. Mereka harus tampil mesra di hadapan kedua orang tua mereka.

Setelah jemari Ameera bertaut dengan jemari Arya, mereka berdua langsung berjalan menuju taman belakang rumah. Dengan jemari yang saling bertaut, keduanya merasakan perasaan yang berbeda. Seperti ada sengatan-sengatan kecil seperti listrik.

"Eeeeh pengantin baru."

Ujar salah satu sepupunya, mereka sudah sampai di taman belakang. Ameera hanya tersenyum ramah untuk menanggapinya, sedangkan Arya memberikan pelukan persaudaraan.

"Berisik lo jomblo!" Hina Arya sadis.

"Gue gak bakal jadi jomblo lagi kalo lo sia-siain Ameera." Guyonnya. Arya hanya memutar bola matanya, tidak Baron tidak Satya sama-sama saja. Bisa-bisa semuanya hancur sebelum waktunya.

Arya kembali menautkan jemarinya dengan Ameera, dia membawa Ameera ke circle keluarga mereka. Terlihat dari sini Papanya sudah merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukannya, Arya berhambur memeluk papanya dengan erat. Memang tidak bisa di pungkiri, meskipun Papanya sering mengendalikan hidupnya tapi Arya tetap menyayangi Papanya.

"Ini mantu Papa? Kok tambah cantik setelah menikah?"

"Papa bisa aja." Ameera menyalimi tangan kedua mertuanya, lalu berhambur memeluk Ibunya. Tak lupa dia juga menyalimi tangan kedua orang tuanya.

"Arya gak galak sama kamu kan, Ameera?" Tanya Papa mertuanya.

"Enggak, Pa. Mas Arya baik kok sama Ameera. Ya kan, Mas?" Tanyanya pada Arya sambil menggandeng lengan suaminya.

"Iya Pa, gak mungkin aku galakin Ameera. Justru dia yang galak." Katanya memutar balikkan fakta yang Ameera saja terkejut mendengarnya.

Papanya tertawa ringan, "Oh ya? Mantu Papa galak gimana emangnya?"

"Kalo aku susah di bangunin shalat shubuh, dia pasti bakal marah-marah terus nyubitin aku. Iya kan, Sayang?"

Tubuh Ameera membeku mendengar kata sayang yang keluar dari bibir suaminya, entah kenapa jantungnya berdebar hebat mendengarnya. Debaran itu menjalar ke pipinya hingga bersemu merah. Papa mertuanya menyadari itu, Bapaknya juga. Dan berakhir dia di tertawakan karena pipinya yang bersemu.

"Udah kasian istri kamu malu, jangan di ceritain." Kata Mama mertuanya.

Aksi perbincangan singkat mereka pun berakhir saat sang MC mulai membacakan susunan acara, acara pertama adalah pembacaan Ayat suci Al-Qur'an. Yang kedua adalah ceramah singkat yang di sampaikan oleh Ustadz Arifin. Dan yang terakhir adalah do'a.

Sepanjang acara semua orang terdiam mendengarkan setiap sesi acara, begitu juga dengan Arya. Selama Ustadz Arifin menyampaikan isi ceramahnya, dia selalu memandangi Ameera. Mencerna setiap untaian kata dan berusaha untuk yakin bahwa mereka tidak mungkin bisa selamanya jika tidak ada kata cinta dalam hatinya untuk Ameera.

Hatinya sudah terpaut erat dengan hati Talita sejak lama, bahkan dia sudah mengenalkan Talita ke keluarganya sebagai calon istrinya. Tapi baik Papa maupun Mamanya tidak memberinya restu, justru malah menjodohkannya dengan gadis yang ada di sampingnya ini. Katanya perjodohan ini sudah lama Papanya rencanakan, bahkan Papanya tidak meminta pendapatnya dulu sebelum membicarakan soal itu.

Forced WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang