Aku tidak akan memaksamu untuk
mencintaiku, cintailah wanita
yang kamu cintai.~ Forced Wedding ~
***
Ameera dan Arya sarapan bersama, sarapan pagi ini hanya nasi goreng dan juga telur mata sapi. Mereka sarapan dalam diam, sama sekali tidak ada yang membuka suara. Tapi biasanya Ameera yang selalu duluan bicara, namun kali ini tidak. Dia memilih diam, bicara hanya di saat-saat tertentu saja.
"Kamu sariawan?" Tanya Arya.
"Enggak."
"Sakit gigi?" Tanyanya lagi.
Kepala Ameera mendongak, "tho the point aja, Mas. Kamu mau ngomong apa?"
"Saya ngerasa kamu berubah."
"Aku bukan power ranger."
Arya tertawa ringan, "Nah ini baru Ameera yang saya kenal."
Ameera tersenyum sambil geleng-geleng kepala, lagipula suaminya ini aneh. Dulu saja dia bawel di marahin, sekarang dia jadi sedikit pendiam di tanyain. Maunya apa, sih?
"Kamu gak cinta sama saya kan?"
Uhuk uhuk
Ameera tersedak saat mengunyah nasi gorengnya, hidungnya terasa perih karena mungkin nasinya masuk ke dalam rongga hidung. Arya memberikannya segelas air, Ameera langsung meminumnya. Dia izin ke toilet untuk membersihkan hidungnya, jika di diamkan lama-lama pasti akan terasa sangat perih.
Sekembalinya Ameera dari toilet, Arya masih menunggu jawabannya. Namun Ameera tak kunjung menjawabnya, tapi jika di lihat dari reaksi Ameera yang terkejut saat dia menanyakan hal itu, bisa di simpulkan bahwa Ameera memang mencintainya.
"Pertanyaan macam apa itu, Arya? Jelas Ameera cinta sama kamu, seharusnya kamu juga sama."
Suara seseorang yang ikut menimpali membuat perhatian kedua orang itu langsung tertuju pada sumber suara. Hasan, Papanya berdiri tidak jauh dari meja makan bersama Mamanya.
"Papa ngapain kesini?" Arya bertanya gelisah, takut jika Papanya akan mengecek keadaan rumah ini.
Hasan dan Maryam mengambil langkah mendekat, "Papa tuh jarang dateng kesini, tapi sekalinya kesini kedatangan Papa malah di tanyain. Ya jelas Papa kesini ada maksud dan tujuannya."
"Jadi tujuan Papa kesini apa?" Tanya Arya dengan cepat.
Hasan menekuk kedua halisnya, "Kayaknya kamu pengen banget Papa cepet-cepet pulang."
"Udah lah Mas, Mama sama Papa dateng kok di tanyain. Mungkin mereka pengen dateng aja. Ayok duduk, Ma, Pa." Ameera menggandeng lengan Maryam menuju sofa, setelah itu dia membuatkan mertuanya minum.
Setelah mereka berempat ngobrol-ngobrol santai, dan juga minum. Hasan akhirnya mengutarakan maksud dan tujuannya datang kemari.
"Papa mau kalian honeymoon."
"Enggak!" Dengan cepat Arya menjawab dengan ekspresinya yang dingin.
"Kenapa, Ar? Papa kira kalian bakal inisiatif sendiri honeymoon, tapi ternyata hal kayak gini aja harus Papa yang turun tangan."
"Papa bukannya turun tangan, tapi Papa terlalu ikut campur sama urusan aku!"
"Papa ngelakuin ini--"
"Demi kebaikan aku?" Potong Arya, "Bahkan setelah aku menikah atas kemauan Papa, Papa tetep ikut campur sama urusan rumah tangga aku!" Lanjutnya, mulai terpancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
Ficción GeneralAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...