Berusahalah untuk ikhlas,
karena dengan ikhlas kamu bisa bersabar. Dengan ikhlas kamu bisa menerima takdir. Dan dengan ikhlas kamu bisa merasakan begitu
manisnya buah keikhlasan.~ Forced Wedding ~
***
Selesai shalat shubuh Arya mendatangi kamarnya dengan membawa Al-Qur'an, lelaki itu sangat tampan dengan pakaian shalatnya. Terasa sangat tentram Ameera melihatnya, tapi sayangnya ketentraman itu hanya bisa dia nikmati untuk sementara. Karena ada seseorang yang bisa melihat itu untuk selamanya.
"Saya mau ngaji, tapi saya lupa tajwidnya. Bisa kamu ajarin saya?" Tanya Arya sambil menunduk ke bawah, karena posisi Ameera masih duduk di atas sajadahnya.
"Boleh, kamu duduk di sini." Ameera menepuk sisi sebelah kanannya. Arya duduk bersila di samping Ameera, dia membuka Al-Qur'annya dengan hati-hati.
"Mas udah shalat?"
"Udah, tadi saya shalat di masjid."
Ameera tersenyum, "Alhamdulillah."
"Kita berawal dari surat Al-Fatihah, ya. Mas bisa ngaji kan?" Tanya Ameera.
"Bisa, dulu lancar. Mungkin sekarang terbata-bata." Jawabnya dengan jujur. Sungguh, mereka seperti seorang murid dengan guru ngajinya saja.
"Gak papa, Mas. Justru ngaji yang terbata-bata itu lebih besar pahalanya."
"Oh ya? Saya baru tahu."
"Iya, tapi maksud dari terbata-bata itu bukan yang ngajinya gak lancar. Tapi karena dia ingin menyempurnakan bacaannya, karena dia merasa tajwidnya salah atau panjang pendeknya kurang, jadi dia lebih memilih untuk mengulangi bacaannya. Itu yang di maksud ngaji terbata-bata tapi mendapat pahala yang besar."
"Oke saya ngerti, apapun yang kamu ajarin bakal saya ajarin ke Talita."
Ameera tersenyum tipis, mereka berdua pun mulai mengaji bersama. Setelah selesai mengaji bersama, Ameera menjelaskan setiap tajwid yang terletak di setiap ayatnya. Sesekali Arya mengangguk mengerti, sesekali juga dia bertanya ketika ada yang kurang di mengerti.
Tanpa mereka sadari mereka sudah menghabiskan waktu tiga jam di kamar, membahas soal tajwid, bagaimana kita istiqomah dalam menjalankan hijrah, belajar niat shalat, niat wudhu dan hal-hal dasar lainnya.
Bahkan saat Ameera menawari sarapan pun Arya tidak menolak, mereka sarapan bersama sampai akhirnya sama-sama keluar dari rumah. Arya mengantarnya sampai depan Toko, hal itu membuat Ameera termenung karena baru menyadari perubahan Arya yang sangat drastis.
***
Sepulang dari Toko Ameera menyempatkan waktu untuk mampir ke kontrakannya Ibu Winka, jika di hitung-hitung sudah seminggu dia tidak mengunjungi Ibu Winka. Ameera rindu dengan ketiga anaknya Ibu Winka, apalagi anaknya yang paling kecil.
Ameera sangat menyukai anak-anak, menurutnya anak adalah pintu keberkahan untuk seorang Ibu. Anak adalah anugerah terindah dalam hidup seorang Ibu, anak adalah harta yang paling berharga bagi seorang Ibu. Anak adalah segala-galanya bagi seorang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
BeletrieAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...