Dia sedang hilang arah, dia tidak tahu sebenarnya perahu mana yang akan membawanya pulang ke rumah. Dia hanya butuh penjelasan dari seseorang, bahwa perahu yang kini dia tumpangi adalah perahu yang akan membawanya pulang.
~ Forced Wedding ~
***
Beberapa orang berlalu lalang di sekitarnya demi mencari tempat duduk yang kosong, memang acara potong pita sore ini di hadiri oleh cukup banyak orang. Ameera tidak mengenal satu dari persatunya tamu yang berdatangan, hanya ada dua orang saja yang dia kenal. Yaitu Baron dan juga adik sepupunya Arya. Yaitu Satya.
Kedua orang tuanya dan mertuanya juga hadir, mereka duduk tidak jauh dari kursinya. Sementara dia sendiri duduk di kursi depan sambil menunggu pendampingnya datang, entah kemana perginya suaminya itu. Tapi tadi Arya sempat izin sebelum melipir pergi dari area tempat duduk.
Di saat keramaian yang mulai memadati area tempat duduk, Ameera justru mencari keberadaan Yusuf. Bukankah dia sepupu suaminya? Kenapa tidak di undang sama seperti Arya mengundang Satya?
Tidak mau memikirkan hal tersebut, Ameera lebih memilih membenarkan tempat duduknya yang bergeser. Samar-samar dia mendengar percakapan seseorang dari belakangnya.
"Gue denger-denger, sekarang Talita udah berhijab. Aura cantiknya semakin terpancar. Beruntung banget Arya dapetin calon istri kayak Talita, meskipun mereka berdua pernah bejad pada masanya. Tapi gue salut sama perubahan mereka berdua, ini namanya pasangan menginspirasi buat generasi milenial." Perempuan berambut ikal memulai gosipnya sambil bisik-bisik, tapi meskipun begitu Ameera tetap bisa mendengarnya.
"Iya, sih. Tapi kan si Arya udah nikah. Pernikahannya tertutup gitu, jadi wajar aja kalo banyak orang yang gak tahu. Jadi mereka nyangkanya kalo Arya sama Talita itu masih pacaran. Tapi kenyataannya emang iya. Hahahaha." Timpal perempuan berambut lurus sebahu.
"Tapi sejauh ini, gue belum ngeliat tuh muka istrinya Arya. Emang gak mau di tunjukkin, atau emang gak penting-penting amat buat di tunjukkin? Hahahaha."
"Kayaknya sih gak mau di tunjukkin. Lagipula, Arya sama Talita kan udah pacaran lima tahun. Eh tau-taunya malah nikah sama orang lain, well, gue tebak ini perkara perjodohan. Karena Arya gak setuju, tapi gak bisa juga nolak permintaan nyokap bokapnya. Jadi dia memilih menikah walaupun terpaksa."
Ameera melihat ke arah lain, entah kenapa sampai saat ini ketika mendengar kata pernikahan 'terpaksa' membuat dadanya terasa nyeri. Ya, dia sadar bahwa itu memang kenyataan. Jika saja keterpaksaan Arya itu tidak ada niat yang lain, Ameera pasti bisa menerima itu. Tapi keterpaksaan yang Arya sematkan bukan hanya sekedar terpaksa. Melainkan ada niat lain yang ingin lelaki itu dapatkan. Yaitu mengembalikkan hubungan yang dulu.
Hubungan yang sudah dia hancurkan tanpa sengaja. Ameera meremas kursi yang dia duduki, mulutnya mengambil napasnya dengan teratur. Baru kali ini berada di ruangan outdoor tapi rasanya begitu sesak napas.
Ameera melirik jam, sudah hampir jam lima sore tapi acara belum di mulai juga. Ameera mengedarkan pandangannya mencari sosok Arya, sepertinya semua tamu juga sudah datang. Apa mungkin suaminya ada di depan guna menyambut para tamu?
Kepalanya berhenti bergerak saat matanya sudah berhasil menemukan Arya, lelaki itu sangat tampan dengan balutan jas warna maroon yang melekat pas di tubuhnya. Berjalan dengan sangat gagah dengan aura kepemimpinan yang sangat kentara. Namun, ada satu hal yang mengganjal di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Wedding
Ficción GeneralAmeera Az-Zahra, demi tujuan yang baik dia mau membantu suaminya untuk bersatu dengan wanita yang di cintainya. Kuat? Tentu tidak. Siapa yang bisa kuat melihat suaminya mencintai wanita lain? Namun dengan hati yang ikhlas Ameera berusaha untuk mene...