《6》

1.4K 168 5
                                    

Setengah jam berlalu, Minho sudah setelah jalan menjawab ujiannya. Namun dia merasakan tiba-tiba kepalanya sangat sakit, dan mulai itu kembali muncul tiba-tiba.

"Kenapa ini?" Gumam Minho tiba-tiba tumbang. Pria itu pingsan jatuh ke lantai, hal itu sukses membuat seisi ruangan itu panik.

"Dia kenapa?" Chan langsung mendekat ke arah pria yang tidak sadarkan diri itu.

"Tadi dia memegang kepalanya lalu jatuh ke lantai" jawab orang yang duduk di samping Minho. Chan lalu menggendong Minho ala bridal dan membawa pria itu ke ruangan kesehatan.

Chan menidurkan Minho di ranjang itu, hanya ada mereka berdua di sana. Chan dengan jelas bisa melihat wajah pria itu sangat pucat.

"Kau kenapa?" Tanya pria Bang itu sambil menatap ke arah Minho, saat melihat wajah itu membuat Chan ingat malam di mana dia melakukan itu bersama Minho.

"Aiss sebaiknya aku menghubungi orang tuanya" kata pria Bang itu.

"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Han saat melihat mata pria itu terbuka. Minho benar-benar kebingungan di mana dia saat itu.

"Dokter!" Panggil Han refleks saat melihat Minho bangun.

"Minho kau baik-baik saja kan? Ayah sangat mengkhawatirkan mu" kata pria paruh baya itu terlihat sangat cemasnya hanya menunduk saat melihat sang ayah di sana, apa dia bisa menyembunyikan keadaannya?

"Ayah" suara itu terpotong saat dokter datang. Pria itu menatap Minho dengan cemas.

"Minho kau harus diperiksa dokter dulu, Han mengatakan beberapa hari ini kau terlihat pucat dan lemas" kata ayah Minho. Entah kenapa mata Minho berkaca-kaca sambil berbaring.

"Kau meminum obat bebas?" Tanya dokter itu. Minho lalu mengangguk saja.

"Sangat berbahaya mengkonsumsi obat bebas saat hamil" celetuk dokter itu. Minho sudah tahu apa yang terjadi, Han dan ayahnya nampak terdiam.

"Apa dia hamil?" Tanya sang ayah. Dokter itu langsung mengangguk, dia lalu menyuruh Minho membuka bajunya, terlihat dengan jelas perut anaknya buncit.

"Anda bisa mendengarkan detak jantung janinnya" dokter itu lalu mengambil sebuah alat dan mengarahkannya ke perut Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda bisa mendengarkan detak jantung janinnya" dokter itu lalu mengambil sebuah alat dan mengarahkannya ke perut Minho. Detak jantung itu terdengar dengan jelas. Minho menunduk sambil menangis, dia tidak tahu bagaimana akan menghadapi mereka.

"Janinnya sehat" kata dokter itu.

Suasana hening saat mereka sampai di rumah, Han pun ada di sana juga menemani Minho.

"Maafkan aku ayah" suara lemah itu membuat pandangan mereka teralihkan. Tiba-tiba tamparan itu mengenai pipi Minho.

"Asal kau tahu, aku bekerja membanting tulang untuk menghidupkan mu dan menyekolahkan mu hanya untuk ini? Apa kau tahu seberapa besar mimpi dan harapan ku pada mu Minho, dan kau hamil seperti ini di pertengahan kuliah" Minho hanya diam saat sang ayah marah padanya.

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang