《11》

1.1K 153 5
                                    

"Hai lihat siapa ini?" Suara itu membuat Minho menoleh. Dia benar-benar terkejut saat melihat tiga orang yang sangat dia kenal menghadangnya sekarang.

"Lihatlah dia, Hmmm si mawar merah sekarang hamil. Padahal biasanya dia yang menghamili orang" kata salah satu dari mereka. Minho meneguk salivanya saat melihat mereka.

Dengan kondisi Minho yang seperti ini, mustahil dia bisa menang melawan mereka.

"Hmm Bagaimana jika kita mencicipinya secara bergilir" ide itu terdengar dari seorang pria dengan marga Hwang.

"Hyunjin diam!" Teriak Minho, dia benar-benar ingin memukuli pria itu sekarang.

"Kenapa Minho? Ahh kau takut? Kenapa? Bukannya kau suka berhubungan bukan?" Tanya pria itu yang kini mendekat ke arah Minho.

"Jika di lihat keadaan mu sekarang, sepertinya kau benar-benar tidak berdaya" mereka saat itu mengerumuni Minho.

Dengan napas yang terengah-engah, Minho berusaha pergi, tapi mereka benar-benar menahannya.

"Lepaskan aku!! " teriaknya. Namun mereka benar-benar senang melihat pria itu menjadi tidak berdaya.

Mereka mulai meraba bagian tubuh pria itu. Hal itu membuat Minho memberontak, namun apa yang bisa dia lakukan saat ini.

"Ku mohon lepaskan aku" kata pria itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sejak lama aku ingin meremas ini" kata Hyunjin sambil memegang bokong pria itu. Minho kemudian menggeleng, tapi Hyunjin lalu meremasnya berkali-kali. Dan dua pria lainnya meremas area sensitif milik Minho.

"Menangislah" kata mereka sambil tertawa melihat keadaan Minho. Entah kenapa sangat sepi di sana, tidak ada orang atau mobil pun yang lewat.

"Tolong!" Teriak Minho sambil menangis.

"Hai! Tidak ada siapapun yang akan mendengar mu" kata Hyunjin sambil menampar pipi pria itu. Setelah melakukan perbuatan mesum, mereka lalu memukuli Minho.

"Rasakan ini brengsek" kata Hyunjin. Minho terengah-engah, dia benar-benar sudah kesakitan.

"Biarkan dia! Ayo kita pergi" kata salah satu dari mereka.

"Tidak, aku tidak puas melihat dia hidup dan bernapas" kata Hyunjin lalu dia menjangkok dan mencengkram dagu milik pria itu.

"Minho sebaiknya kau mati saja, orang seperti mu tidak pantas hidup" kata Hyunjin. Lalu mereka pergi dari sana. Minho mencoba kembali bangkit dengan sisa kekuatannya.

Minho melihat ke bawah sana, air sungai itu entah kenapa membuat perasaannya tenang.

"Jika aku melompat apa aku bisa terbebas dengan semua ini?" Pertanyaan itu keluar dari benaknya. Lalu dengan sisa kekuatannya, Minho naik ke jembatan itu.

"Ayah maafkan aku" ujar pria itu sambil mengambil ancang-ancang untuk melompat ke bawah sana.

"MINHO APA YANG KAU LAKUKAN!!" Seorang pria dengan kacamata itu berlari ke arahnya. Minho melihat itu, dia tersenyum lalu tanpa basa-basi langsung melompat ke sungai itu.

"TIDAK!!!" Teriak Chan saat tubuh pria itu masuk ke dalam air. Pria Bang itu kemudian naik ke jembatan lalu dia ikut melompat.

Air dingin itu menusuk tubuh milik Chan saat masuk ke dalam air. Untung saja sungai itu tidak berarus deras, namun benar-benar dalam.

Chan melihat tubuh Minho sudah tenggelam, dengan cepat dia menyelam lebih dalam dan menggapai tubuh pria itu.

"Minho bangun!" Kata Chan sambil membuat napas buatan untuk pria itu. Namun Minho belum juga sadar, Chan menekan dada Minho untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam saluran napasnya.

"Tidak Minho, jangan pergi" kata Chan dengan cemas, dia tidak sadar air matanya keluar.

Sampai pada saat Minho terbatuk-batuk, membuat Chan bisa bernapas lega.

Mata besar pria itu terbuka, dengan napas yang belum beraturan dia melihat di sekeliling.

"Kenapa kau melompat Minho?" Suara itu mengalihkan pandangannya.

"Chan" suara serak itu memanggil namanya.

"Minho jawab pertanyaan ku, kenapa kau berusaha mengakhiri hidupmu?" Tanya Chan lagi.

"Aku sudah lelah hidup seperti ini" jawaban itu membuat Chan memeluk pria itu. Pria itu menangis sambil memeluk Minho.

"Aku bersama mu Minho, jadi jangan merasa sendirian" kata Chan. Mendengar itu membuat Minho berkaca-kaca.

"Arrhh" Minho meringis saat tendangan itu dia rasakan.

"Dia masih hidup" kata Minho spontan. Chan lalu melepaskan pelukannya.

"Apa benar?" Tanya Chan sambil menatap perut buncit milik Minho.

"Coba rasakan di sini" Minho membawa tangan Chan ke perutnya

"Bagaiamana?" Tanya Minho. Chan tersenyum sambil meraba di sana.

Chan menggendong Minho ala bridal saat ini karena pria itu tidak bisa bangun.

"Lepaskan saja aku bisa duduk sendiri" kata Minho.

"Minho, dia benar anak ku kan?" Tanya Chan memastikannya.

"Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya lagi dengan mu, iya Chan. Tapi jika kau memang tidak siap mengakuinya, tidak apa. Aku bisa mengurusnya sendiri. Kau hiduplah dengan damai dengan keluarga mu" jelas Minho. Chan lalu mengangguk pelan.

"Bagaimana jika kita tes saja Minho" kata Chan. Minho menghela napas pelan.

"Sudah Chan, jika kau memang tidak siap. Kau bisa meninggalkan aku, jangan paksakan diri mu" kata Minho.

"Tapi Minho, aku takut kau" Minho langsung menutup mulut Chan.

"Iya aku bohong, kau bukan ayah anak ini puas? Aku hanya memanfaatkan mu saja agar tidak sendiri merawatnya. Itu yang kau inginkan jawabannya kan?" Tanya Minho. Chan kemudian mengangguk.

"Kalau begitu, tolong antar aku pulang dulu. Lalu pergilah pulang ke rumah mu. Kau bebas dari ku" kata Minho sambil tersenyum.





🌹🌹🌹

"Pulanglah, maaf aku sudah memanfaatkan mu. Hmmm jangan khawatir aku akan menceritakannya pada ayah jika kau bukan ayahnya. Mungkin ini pertemuan terakhir kita. Terima kasih sudah menjaga ku" kata Minho.

"Kau tidak akan melakukan hal yang aneh kan?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng.

"Aku baru sadar, hidupku sangat berharga sekarang. Bukan bagi ku, tapi bagi dia. Padahal aku berusaha keras menggugurkannya dulu dan banyak banyak sekali pukulan yang dia terima. Hal itu membuktikan dia ingin hidup dan aku akan menjaganya mulai sekarang" jelas Minho. Chan tersenyum.

"Aku senang kau jujur Minho, jadi aku merasa lega sekarang" kata Chan.

"Hmm iya seperti kau sangat terbebani karena aku" kata Minho sambil terkekeh.

"Pulanglah!" Suruh Minho.

"Aku akan kembali besok" kata Chan.

"Tidak usah, sebaiknya kau jangan pernah kembali" jawab Minho.

Minho tersenyum melihat pintu rumahnya dikunci. Dia lalu berbaring ke sofa.

"Maaf aku berbohong agar kau pergi dari ku" gumam Minho, tetesan bening itu muncul di matanya.


Satu minggu kemudian.......


"Ini hasil tes nya Tuan" kata seorang dokter pada Chan. Dengan cepat Chan membukanya.

Mata Chan terbelakak melihat hasil tes DNA yang dia ambil pada Minho saat dirawat di rumah sakit.

"Ini benar?" Tanya Chan. Dokter itu mengangguk.

"Kenapa anda meragukan istri anda, dia memang mengandung anak anda" kata dokter itu. Tiba-tiba tubuh Chan menegang.

"Ternyata Minho tidak bohong" kata pria itu.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang