《13》

1.1K 145 14
                                    

"Ini, besok kau jangan datang lagi untuk bekerja" kata pria itu memberikan upah terakhir milik Minho.

"Tapi Nyonya, bagaimana dengan saya?" Tanya Minho terkejut mendengar itu. Wanita itu menghela napas panjang.

"Kau membuatku malu, apa kau tahu orang yang kau siram kemarin adalah orang penting. Pokoknya kau aku pecat" kata wanita itu.

"Tapi Nyonya, aku sedang hamil dan sendirian jika aku tidak bekerja bagaimana aku mengurusi hidupku?" Minho berusaha mengejar wanita itu.

"Cari suami mu, maka semua masalah mu akan selesai" kata wanita itu. Mendengarnya membuat Minho terdiam.

"Hmm kau diam kan? Aku tahu sifat mu Minho. Kau bahkan belum menikah tapi sudah hamil. Memalukan" ujar wanita itu. Minho hanya menunduk, dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.

Wanita itu berhasil memojokan Minho, sehingga dia tak bisa berkutik. Tiba-tiba air mata pria itu menetes.

Dia juga merasakan seseorang memegang bahunya.

"Aku menemukan mu" suara itu membuat Minho terkejut. Tiba-tiba tubuhnya ambruk di pelukan pria itu.

"Aku mencari mu ke mana-mana" kata Chan sambil menatap pria itu sambil menyanngga tubuh Minho.

Minho lalu menatap ke depan, wanita itu benar-benar terkejut melihat Chan ada di sana.

"Ayo kita pulang" kata Chan sambil mencoba membawa Minho pergi. Namun terlihat Minho berusaha menolaknya.

"Jangan ganggu aku" kata pria itu mencoba untuk pergi.

"Hmm maaf saya menganggu tapi apa hubungan kalian?" Tanya wanita itu pada Chan.

"Aku suami Minho" kata Chan lalu dia pergi mengejar Minho.

Chan berusaha membujuk pria itu, namun Minho hanya diam dan menepis tangan Chan yang mencoba menyentuh dirinya.

"Hai! Sebaiknya kau pulang, percuma kau ada di sini" kata Minho pada pria itu. Chan dengan cepat menggeleng.

"Aku akan pulang sebelum kau mau ikut dengan ku" kata Chan. Minho mencoba mengatur napasnya, jujur dia benar-benar tidak nyaman sekarang.

Namun tiba-tiba telepon Chan berdering, pria itu langsung mengangkatnya.

"Tunggu Minho" kata Chan lalu dia pergi agak menjauh untuk menerima panggilan itu. Minho sama sekali tak menurut dia langsung pergi dari sana meninggalkan Chan.

Beberapa menit berlalu, Chan baru sadar Minho pergi. Dia mencoba melihat sekeliling namun tidak ada keberadaan pria itu.


🌹🌹🌹


Minho memegang perutnya, jujur dia sangat lapar dan sejak dia di pecat dia belum mendapatkan pekerjaan baru.

"Aku harus kuat" kata pria itu lalu dia meneguk beberapa gelas air putih.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dengan jelas. Minho yang tubuhnya lemah, mencoba bangun dan berjalan ke pintu depan.

Tubuhnya menegang melihat wajah pria dengan kacamata itu. Dia menatap Minho penuh harapan.

"Minho aku datang" kata pria itu. Minho berusaha menutup pintu, namun pria itu dengan cepat mencegahnya dan masuk.

"Kau tidak perlu repot-repot bertanggung jawab, pergilah aku bisa hidup tanpa mu" kata Minho berusaha mendorong pria itu.

"Tapi Minho, aku sudah berjanji pada ayah mu" ujar Chan. Minho menjadi semakin kesal mendengar itu.

"Jika kau tidak ingin pergi dari sini, maka aku yang akan pergi" Pria itu berusaha untuk pergi dari sana. Tapi dengan cepat Chan menangkap tubuh pria itu dari belakang, dia memeluk Minho dari belakang.

"Aku mohon jangan pergi Minho, aku mencari mu" Chan memeluk Minho dengan hangat, entah kenapa membuat Minho diam.

Greeyokk

Suara itu membuat Chan terkekeh, dia sesekali mengelus perut milik Minho.

"Aku rasa kalian lapar, ayo kita makan bersama" kata Chan lalu dia membawa Minho keluar mencari makan.

Chan benar-benar merasa bersalah saat melihat keadaan Minho saat ini. Dia sekarang terlihat lusuh dan kurus. Sangat berbeda dengan Minho yang dulu.

"Mau lagi?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng, dia sebenarnya malu tapi dia benar-benar sangat kelaparan.

"Terima kasih" kata Minho tiba-tiba, Chan tersenyum lalu dia mendekatkan jari tangannya ke sudut bibir bawah Minho. Dia mengelap sisa kuah yang menempel di sana.

"Iya sama-sama" kata pria itu kemudian sambil tersenyum pada Minho.

"Kau Sebaiknya pulang" kata Minho saat Chan masuk duduk di kamar Minho.

"Aku akan tinggal bersama mu" kata Chan sambil tersenyum. Minho menghela napas, dia lalu mendekat dan mencoba meremas baju milik Chan.

"Hai! Lihatlah apa orang berpakaiam rapi seperti kau cocok tinggal di sini? Jangan membuat ku susah, pulanglah" kata Minho sambil merengek. Mendengar itu Chan terkekeh pelan.

"Aku akan membuang jas ku saja" kata Chan.

Saat Minho mencoba untuk duduk di kasurnya, tiba-tiba Chan ada di sampingnya.

"Minho kenapa kau berbohong?" Tanya pria itu tanpa basa-basi. Minho mencoba tidak peduli dengan pertanyaan itu. Dia melanjutkan merebahkan dirinya.

"Minho" panggil Chan. Dia lalu naik ke kasur dan langsung menatap wajah pria itu.

"Jawab aku" kata Chan. Minho memutar bola matanya malas.

"Sudahlah, aku ingin tidur. Sebaiknya kau pulang" usir Minho segera lalu dia menggiringkan tubuhnya ke sisi membelakangi pria Bang itu.

Chan menghela napas, lalu dia melepaskan kacamatanya lalu tidur di samping Minho. Pria itu entah mendapat keberanian dari mana melingkarkan tangannya pada tubuh pria itu.

"Jangan kurang ajar kau" Minho berusaha memberontak, namun Chan memeluknya semakin erat.

"Aku akan melepaskan mu, jika kau mau aku nikahi" tiba-tiba suara itu terdengar di telinga milik Minho. Minho seketika memanas, pipinya benar-benar merah mendengarnya.

"Minho kau mau kan menikah dengan ku?" Tanya Chan sekali lagi, namun kali ini dia bangun lalu melihat pria itu.

"Kau sudah tidur rupanya" kata Chan lalu dia menghela napas dan tidur sambil memeluk pria itu.



🌹🌹🌹

"Aku terlambat" Chan mengatakan itu sambil menyibak selimut. Dia benar-benar terkejut melihat keadaan di sekelilingnya.

"Aku di mana?" Gumam pria itu panik, namun saat dia melihat Minho membawa sebuah piring dia baru ingat.

"Ahh aku lupa" ujar Chan sambil tersenyum pada Minho, dia lalu mendekat ke arah Minho yang menatapnya bingung.

"Ini kau makan lah, lalu pergi" kata Minho memberikan piring berisi sarapan itu.

"Apa kau mencoba mengusir ku?" Tanya Chan sambil mengucek matanya. Minho tanpa basa-basi mengangguk pelan, hal itu membuat gelakan tawa terdengar dari bibir Chan.

"Hmm lihatlah ibu mu mengusir ku" kata Chan sambil menatap perut Minho.

"Sudahlah, sebaliknya kau pergi dari sini" kata Minho dengan wajah kesal.

"Aku harus pergi dari sini" kata Minho sambil membereskan barang-barangnya. Chan sudah pergi untuk bekerja beberapa waktu yang lalu.

"Aku tidak ingin, mereka mencoba membunuh ku lagi" gumam Minho dengan cemas.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang