《19》

1K 116 4
                                    

"Makanlah, setelah itu kita kembali" ujar Chan pada pria itu. Hyunjin nampak tersenyum.

"Kau tahu kan kita di jodohkan, apa salahnya jika kita dekat" gumam pria itu. Chan lalu menatap pria itu serius.

"Dulu, tapi aku sudah menikah. Apa ayah dan ibu tidak memberitahu mu?" Tanya Chan pada pria itu. Hyunjin nampak terkejut, dia lalu menatap jari manis Chan.

"Ahh apa benar? Aku tidak tahu" kata pria itu.

"Iya aku sudah menikah dan istri ku sedang mengandung. Jadi kita hanya sebatas rekan kerja sekarang" gumam Chan.

Saat Chan berjalan ke mobil, dia tak sengaja melihat seseorang yang nampak familiar. Pria itu menatap lekat ke sana.

"Kenapa dia seperti Minho" gumam Chan. Untuk memastikan  itu, Chan lalu berjalan mendekat ke sana.

"Kau pergi ke mana Chan?" Tanya Hyunjin saat Chan pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.


Minho terkejut saat berbalik ke belakang, ternyata itu adalah Chan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Chan pada Minho. Melihat wajah Chan yang nampak serius membuat Minho tegang.

"Aku sedang berbelanja" kata Minho, tak jauh dari sana pria manis itu melihat Hyunjin datang ke arah mereka.

"Chan apa yang kau lakukan?" Tanya Hyunjin sambil menyentuh bahu pria Bang itu.

Tatapan Hyunjin dan Minho beradu, tentunya hal itu membuat Minho membuang muka. Namun Hyunjin nampak tersenyum miring padanya.

"Kau di sini sendirian? Ayo pulang" kata Chan sambil meraih tangan Minho. Namun Minho nampak menggeleng.

"Tidak, aku bersama ibu dan aku sedang menunggu nya sekarang" kata Minho. Chan nampak menghela napas.

"Ayo pulang Minho, nanti terjadi sesuatu saat kau sendiri di luar. Aku akan menelepon ibu" jelas Chan. Namun Minho nampak menggeleng.

"Tidak, aku akan menunggunya sebentar lagi dia akan datang. Ini jam kerja mu kan, sebaiknya kau kembali ke kantor" kata Minho sambil tersenyum.

"Hmm Baiklah, duduk dan diam di sini ya jangan kemana-mana" kata Chan sambil mengusap rambut pria manis itu.

🌹🌹🌹

"Dia istri mu?" Ujar Hyunjin pada Chan. Pria Bang itu nampak mengangguk sambil fokus menyetir.

"Si bejat itu ternyata" gumam Hyunjin sambil memainkan jarinya.

"Jangan asal bicara" Chan nampak kesal saat mendengar hal itu.

"Hmmm kau masuk ke dalam jebakannya. Aku tidak menyangka, dia benar-benar melakukannya dengan semua orang" jelas Hyunjin sambil tersenyum miring pada Chan.

"Sudahlah Hyunjin, itu masa lalu jangan diungkit lagi" kata Chan yang sudah malas dengan cerita buruk tentang Minho.

Hari itu benar-benar memelahkan bagi Chan, namun entah kenapa saat dia sampai di pekarangan rumahnya dia begitu semangat.

"Ibu? Kau keluar tadi dengan Minho? Di mana dia?" Tanya Chan saat melihat sang ibu tengah menanam beberapa tumbuhan bunga.

"Minho? Ah aku lupa mengajaknya tadi" wanita itu memegang kepalanya. Mendengarnya Chan menghela napas, sambil memegang wajahnya.

"Aku tahu ibu pasti sengaja meninggalkan dia kan? " Chan benar-benar tidak habis pikir dengan ibunya.

"Ibu benar-benar lupa Chan" kata wanita itu dengan wajah memelas. Namun Chan tahu itu hanya pura-pura saja.

"Jika terjadi sesuatu pada Minho, jangan salahkan aku jika aku akan bertindak tegas ibu" ancam Chan pada sang ibu kemudian dia berbalik pergi dari sana.

Namun Chan langsung terhenti saat melihat Minho sudah berdiri di depan gerbang.

"Chan ada apa?" Tanya Minho saat melihat wajah pria Bang itu nampak kesal dan cemas.

"Kau baik-baik saja kan Minho?" Tanya Chan pada Minho. Pria manis itu nampak mengangguk pelan.

"Ibu" panggil Minho saat melihat mertuannya tengah berdiri menatap mereka.

"Seperti ini?" Tanya Minho pada mertuanya. Saat ini mereka tengah membuat kue.

"Tidak, kurang rapi. Kenapa kau sangat tidak berbakat" gumam wanita itu sambil mengambil kue itu di tangan Minho.

"Aku akan membuat ulang lagi" gumam pria itu.

"Baik buatlah, aku akan tidur" kata wanita itu lalu dia pergi dari sana. Minho menghela napas, kenapa wanita itu tidak menyukai dirinya padahal Minho sudah berusaha untuk berbuat baik.

Malam itu Minho tidak tidur, dia terus mencoba membuat kue sampai hasilnya sempurna.

"Kenapa gagal terus" gumam pria itu sambil duduk. Dia sudah beberapa kali mengulangnya.

"Bagaimana ini?" Gumamnya.

"Kau di sini? Aku mencari mu ke mana-mana" jelas Chan. Minho nampak menunduk, dia benar-benar tidak bersemangat saat itu.

"Aku tidak berbakat" kata Minho. Chan menaikan salah satu alisnya.

"Ini kau yang membuat?" Tanya Chan lalu dia mengambil sepotong kue itu lalu memakannya.

"Ini enak Minho, kau berbakat" gumam Chan. Minho lalu menatap pria itu.

"Benarkah?" Tanya Minho berbinar.

"Iya, aku akan makan semua ini" kata Chan sambil tersenyum. Minho akhirnya merasa lega.

"Masukan saja ke lemari pendingin, besok aku akan makan lagi" kata Chan, Minho langsung mengerjakannya dan membereskan alat-alat.

"Sudah biarkan saja, asisten rumah tangga yang akan mengerjakannya. Sekarang kau tidur, ini sudah malam" jelas Chan.

"Tapi masih berantakan" kata Minho. Karena merasa kesal Chan langsung mengangkat tubuh Minho ala bridal.

"Jangan lakukan ini" gumam Minho sambil menatap wajah pria itu.

"Kenapa?" Tanya Chan.

"Aku kan berat" gumam Minho, Chan terkekeh lalu dia mendekatkan hidungnya ke hidung milik pria manis itu.

Semakin lama Minho semakin sibuk dan semua kelembutan yang di dapatkan saat pertama kali datang ke sana kini hilang.

"Lakukan dengan benar! Kau ini benar-benar bodoh" gumam sang ibu mertua pada Minho.

"Jangan kira Chan perhatian pada mu, kau bisa melakukan apapun di sini. Hai! Asal kau tahu, kami sama sekali tidak menerima mu" jelas wanita itu. Minho hanya diam, dia takut jika dia melawan masalah akan semakin benar.

"Bereskan! Kalian jangan mencoba membantunya" kata wanita itu pada asisten rumah tangga mereka.

"Arhh" rintih Minho saat mengobati luka di lututnya. Saat menyiram tanaman tadi, dia tak sengaja terjatuh.

"Anak Bang Chan tolong bergerak" gumam pria itu sambil memegang perutnya. Dia benar-benar khawatir saat bayi itu tidak bergerak 1 jam belakangan ini.

Dan tendangan ibu dirasakannya, membuat Minho bisa bernapas lega.

"Untung saja" gumam Minho.

"Hai! Kenapa kau masih di sini? Kerjakan pekerjaan rumah" tiba-tiba ibu Chan datang ke sana marah-marah padanya.

"Ibu aku tahu kau tidak menyukai ku, tapi kenapa kau berpura-pura suka pada ku di depan Chan. Sebaiknya kau tampilkan sifat asli mu di depan anak mu" jelas Minho. Jujur dia tak tahan lagi.

"Kau berani pada ku? Aku rasa anak ini ingin mati" gumam Wanita itu.

"Jika kau berani, bunuh ku, tapi sebelum itu aku akan mengadukan mu pada Chan" gumam Minho.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang