Minho tidak tahu harus melakukan apa, jujur saja dia benar-benar bosan saat itu.
"Kenapa dia belum pulang juga" gumamnya sambil memegang ponselnya.
"Apa aku telepon dia?" Gumamnya. Minho menghela napas, lalu dia mencoba menelepon suaminya itu. Tapi suara dering itu terdengar di luar.
"Itu dia" gumam Minho, lalu dia mematikan panggilannya. Pria manis itu berjalan menuju ke pintu depan.
Suara pintu dibuka membuat Minho siaga, saat pintu dibuka terlihat seorang pria tengah menatap Minho kebingungan.
"Minho apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Chan saat melihat Minho. Tanpa basa-basi Minho langsung memeluk pria itu, hal itu membuat Chan terkejut.
"Aku merindukan mu" kata Minho sambil memeluk Chan dengan manja. Hal itu membuat Chan benar-benar gemas dan tersenyum.
"Semakin hari, kau semakin menggemaskan saja" kata Chan sambil mengusap rambut pria itu.
Karena hal itu, Chan mengajak Minho untuk keluar jalan-jalan. Mereka menghabiskan waktu bersama malam itu, mulai dari makan malam, berbelanja dan duduk menikmati indahnya malam di taman.
"Minho sudah malam, sebaiknya kita pulang" kata Chan sambil mengurut punggung pria itu dengan lembut. Minho lalu menoleh ke arah Chan.
"Kenapa malam ini sangat cepat" kata Minho sambil menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. Chan terkekeh, lalu dia mengusap rambut Minho.
"Besok kita keluar lagi, banyak yang harus kita lakukan Minho" kata Chan. Minho mengangguk pelan sambil memeluk tubuh pria Bang itu.
"Minho sayang ayo bangun dulu" bisik Chan di telinga pria itu. Minho nampak masih terlelap.
"Hmm apa aku bisa menggendongnya?" Gumam Chan lalu dia mengeluarkan barangnya dari taksi dan membawanya ke teras.
"Tunggu sebentar pak" kata Chan lalu dia membuka pintu taksi di mana Minho diam. Pria Bang itu menggendong Minho ala bridal dan membawanya masuk ke apartemen.
"Pasti kau sangat kelelahan" kata Chan sambil mengusap keringat di kening Minho. Dia melepaskan jaket tebal dan sepatu pria manis itu sebelum menyelimuti tubuh si manis dengan selimut.
"Hmm di mana aku?" Suara itu terdengar dari bibir Minho. Perlahan dia membuka matanya pelan.
"Kau sudah di rumah sayang" kata Chan sambil menatap pria itu. Minho menaikan salah satu alisnya.
"Kau yang membawa ku?" Tanya Minho.
"Iya siapa lagi?" Tanya Chan.
"Apa aku tidak berat?" Tanya Minho lagi, lalu dia memutuskan duduk.
"Agak berat, tapi tidak masalah" kata Chan sambil terkekeh. Hal itu membuat Minho menarik sebuah senyuman di bibirnya untuk pria Bang itu.
"Iya Chan sayang" kata Minho. Mendengarnya seketika membuat Chan berdebar. Dia lalu mendekat dan menegang wajah Minho, Chan mencium bibir pria itu dengan lembut.
Dia melakukannya beberapa kali dan melumatnya saling bergantian. Minho langsung meletakan tangannya di punggung Chan. Setelah puas dengan bibir Minho, Chan merebahkan tubuh pria manis itu lalu dia mulai mengecup leher pria manis itu dan membuat beberapa kiss mark di sana.
Minho memejamkan matanya untuk menikmati sentuhan dari pria Bang itu.
"Tidurlah" kata Chan sambil menatap wajah si manis. Dia mengusap rambut Minho lalu tidur di sampingnya.
"Hmm jangan pernah tinggalkan aku" kata Minho sambil memeluk pria itu. Chan mengangguk sambil mengusap punggung Minho.
"Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan kita" bisik Chan dengan lembut di telinga Minho.
🌹🌹🌹
Minho bangun lebih pagi dari biasanya, dia memutuskan untuk memasak sarapan mulai sekarang.
Saat dia tengah memotong bawang, tiba-tiba Chan datang ke sana dan memeluknya dari belakang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Bisik Chan di telinga Minho sambil mengecup leher pria manis itu.
"Aku sedang memasak sarapan" kata Minho.
"Jangan masak nasi goreng gosong lagi" kata Chan. Minho terkekeh mendengar itu.
"Kau juga suka kan?" Kata Minho sambil mengusap rambut Chan.
"Aku saja yang memasak" kata Chan. Minho menggeleng lalu dia berbalik dan mengalungkan tangannya di leher Chan.
"Jika kau memasak apa yang aku lakukan?" Tanya Minho sambil menatap pria itu. Chan mengecup bibir Minho, jujur dia tidak tahan setiap melihat wajah pria itu.
"Kau duduk diam saja, aku yang akan memasak" kata Chan. Minho terlihat kesal, Chan sangat sulit dirayu rupanya.
"Baiklah kita masak bersama saja" kata Chan.
Hari ini adalah hari libur Chan, maka dari itu dia bisa menemani Minho seharian di rumah. Hal itu membuat Minho benar-benar nyaman dan merasa aman.
"Jangan pergi" kata Minho saat Chan bangun dari sofa.
"Kau sangat manja" kata Chan sambil mengusap rambut pria manis itu.
"Sepertinya ada tamu, aku akan membuka pintu dulu" kata Chan. Minho lalu membenarkan posisi duduknya kemudian dia mengangguk.
Saat pintu dibuka, terlihat dua orang berdiri di depan pintu.
"Chan bagaimana kabar mu?" Tanya seorang wanita paruh baya.
"Ayah ibu?" Tanya Chan, Minho bangun saat mendengar itu.
"Apa kami boleh masuk?" Tanya Tuan Bang Chan mengangguk lalu mereka masuk ke dalam.
Minho menunduk memberi hormat saat melihat mertuannya datang ke sana.
"Bayinya belum lahir?" Tanya Ibu Chan saat melihat Minho masih mengandung.
"Belum ibu, mungkin dua minggu lagi" kata Chan lalu dia berjalan dan berdiri di samping Minho.
"Kalian duduklah, aku akan membuatkan minuman" kata Chan.
"Tidak usah Chan, kami hanya sebentar" kata ayah Chan. Di sana Minho hanya menunduk saja tanpa berani menatap mereka.
"Apa yang membuat kalian datang?" Tanya Chan.
"Chan hampir empat bulan kau meninggalkan rumah. Apa kau tidak ingin pulang? Kami sangat merindukan mu, dan perusahaan juga membutuhkan mu" jelas sang ibu. Chan hanya diam, dia menggenggam tangan Minho dengan erat.
"Aku tidak bisa ibu, aku bahagia di sini bersama Minho" kata pria Bang itu. Terlihat raut wajah mereka nampak sedih mendengar ucapan Chan.
"Kami sudah sadar Chan, kami akan merestui pernikahan kalian. Jadi apa bisa kalian pulang? Di rumah sangat sepi" kata ayah Chan. Mendengar itu Chan menghela napas.
"Aku juga merindukan kalian, tapi.." Chan tidak bisa melanjutkannya.
"Pulanglah Chan" kata sang ibu. Chan lalu menatap Minho.
"Apa kau mau?" Bisik Chan. Minho nampak diam saja, dia lalu menatap kedua orang tua Chan. Terlihat kedua orang itu sangat berharap.
"Minho kau sekarang bagian dari keluarga kami, jadi jangan ragu" kata ayah Chan.
"Bagaimana Minho?" Tanya Chan. Minho akhirnya menganguk dan Chan lalu memeluk pria itu.
"Terima kasih Minho" kata Chan sambil mengusap punggung pria itu. Minho mengangguk, padahal dalam hatinya dia masih ragu dengan mereka.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
![](https://img.wattpad.com/cover/291126019-288-k532018.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RED ROSE | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE : Sebelum baca wajib follow aku author! BANGINHO FANFICTION Kenakan remaja membuat hidup pria dengan mana Lee Minho berubah, bukan orang lain yang merubahnya tetapi keadaan. ⚠️WARNING ⚠️ - BXB (boylove) 🧒❤👦 - Mpreg 👦🤰 - Mature Content 🔞 ...