《15》

1.1K 131 13
                                    

Suara pecahan botol terdengar di ruangan itu. Seorang pria paruh baya melempar semua botol anggur yang ada di sana.

"Dia menikah dengan pria itu?" Tanya pria itu sekali lagi pada bawahannya. Pria itu menunduk sambil mengangguk.

"Tuan Chan sudah mendaftarkan pernikahannya" kata pria itu. Hal itu membuat sang ayah menjadi naik darah.

"Dasar anak keras kepala kenapa dia melakukan ini. Padahal aku sudah melarangnya" kata pria itu sambil mengusap wajahnya.


"Kau tidak bisa mendidik anak mu dengan baik. Lihat bajingan itu? Dia sama sekali tidak pulang dan tidak mengurus perusahaan" kata Tuan Bang pada istrinya.

"Semua ini karena pria itu, kau jangan salahkan aku" kata Nyonya Bang tak mau kalah.

"Cepat atau lambat, kita harus membawa Chan pulang" kata Tuan Bang dengan frustasi.

"Bujuk anak mu, apapun yang terjadi dia harus pulang" kata pria paruh baya itu kemudian dia langsung pergi dari sana.

Setelah satu Minggu menginap di hotel, Chan mengajak Minho untuk pindah ke sebuah apartemen kecil.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Chan saat melihat Minho ada di dapur. Dengan terkejut Minho langsung tersenyum kikuk seperti menyembunyikan sesuatu.

"Minho kau kenapa?" Tanya Chan mendekat ke sana. Minho menggeleng pelan lalu dia mundur.

"Aku memasak" jawab pria manis itu. Hal itu sukses membuat Chan tersenyum.

"Coba aku cicipi" kata Chan, dengan cepat Minho menggeleng. Dia terlihat panik saat Chan semakin mendekat.

"Coba kita lihat apa yang kau masak" kata Chan. Minho langsung mendorong pria itu untuk pergi, jujur dia sangat malu.

"Pergi kau!" Kata Minho, namun Chan tidak mudah di runtuhkan.

"Nasi goreng kimchi?" Tanya Chan saat melihat wajan yang berisi masakan itu. Minho menghela napas, dia sudah pasrah. Setelah ini pasti Chan akan menertawainya.

"Tidak enak kan?" Tanya Minho saat Chan memakan sesuap nasi itu. Chan lalu menatap pria itu.

"Enak, aku suka" jawab pria itu. Mendengarnya Minho benar-benar merasa senang. Untuk pertama kalinya ada orang yang menyukai masakannya.

"Benar begitu? Kau makan ya, nanti aku akan buatkan lagi" kata Minho sambil mengambil piring. Chan langsung tersentak.

"Hmm tidak Minho" kata Chan, Minho langsung berhenti.

"Sudah ku duga tidak enak" kata Minho dengan wajah layunya. Entah kenapa saat bersama Chan dia kalem dan lembut.

"Bukan tidak enak, tapi nasi goreng yang pernah ku makan rasanya berbeda. Seperti ada yang kurang Minho. Tapi tidak masalah aku menyukainya, jadi Hmm ya kau bisa belajar lagi membuatnya. Aku akan makan semuanya ini" Chan berusaha menjelaskannya, lalu dia mengambil piring yang Minho bawa.


"Kau tidak bekerja?" Tanya Minho saat melihat Chan duduk di sofa sambil menonton TV. Pria itu memakai baju santai ala rumahan saat itu.

"Aku ingin beristirahat hari ini, mulai besok aku akan bekerja di tempat baru" jawab Chan dengan santai. Mendengarnya membuat Minho kebingungan, bukankah Chan tengah mengelola perusahaan keluarganya?

"Jangan terlalu di pikirkan Minho, sepertinya kita harus mandiri. Aku tidak ingin memakai uang keluarga ku" jawab Chan. Minho lalu menganguk sambil menghela napas.

"Kenapa kau tidak suka melihat aku diam di rumah?" Tanya Chan lalu dia bangun.

"Tidak" jawab pria itu singkat.

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang