《8》

1.3K 159 6
                                    

Chan memegang tangan Minho dan mereka masuk ke dalam bis itu.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Chan pada pria itu. Minho nampak diam saja tidak menjawabnya.

"Baiklah jika kau tidak ingin bicara, apa rumah ayah mu masih jauh?" Tanya pria Bang itu berusaha membuat Minho berbicara.

"Sudah dekat" jawab Minho singkat, mendengarnya Chan hanya mengangguk lalu dia kembali menatap jalanan dari jendela bis.

Sampailah mereka di sebuah rumah sederhana yang ada di pinggir jalan. Di dalam sana terlihat listrik masih hidup yang menandakan ada penghuni.

Chan menghela napas sebelum mencoba mengetuk pintu.

"Kau benar-benar akan melakukannya?" Tanya Minho saat melihat wajah Chan yang begitu gugup. Pria itu lalu mengangguk dan meraih tangan Minho dan membawanya mendekat ke arah pintu.

Tok

Tok

Tok

Tiba-tiba pintu itu dibuka memperlihatkan seorang pria patuh baya tengah menatap mereka.

"Kau!" Pria itu langsung memukuli Chan membuat pria Bang itu tersungkur jatuh.

"Kau membuat anak ku hamil seperti ini, rasakan ini!" Pria itu memukul Chan beberapa kali. Nampaknya pria Bang itu hanya diam tanpa melakukan pelawanan.

"Ayah sudah hentikan" Minho berusaha menangkan ayahnya.

Minho benar-benar kasihan melihat wajah Chan yang sudah babak belur karena dipukul oleh sang ayah.

"Paman aku akan bertanggung jawab, tolong izinkan aku menikah dengan Minho" kata pria Bang itu dengan cepat. Ayah Minho nampak tersenyum miring.

"Keluarga mu telah menghina kami, jadi kau cukup berani rupanya" kata pria itu pada Chan yang duduk di depan mereka.

"Maafkan aku, tolong restui kami" kata Chan pada pria itu lagi.

"Enak saja kau ingin membawa anak ku, aku tahu pasti keluarga ku tidak setuju. Aku tidak ingin anak ku disakiti nanti oleh mereka jika dia bersama mu" jelas pria itu.

"Aku pastikan Minho akan baik-baik saja paman, aku akan menjaganya seperti aku menjaga nyawa ku sendiri" jelas pria itu. Minho menghela napas mendengar apa yang Chan katakan, jujur dia merasa malu pada dirinya. Padahal penyebab semua itu awalnya adalah perbuatan Minho.

"Baiklah, aku akan merestui nya. Tapi jika Minho sampai terluka atau celaka kau akan berhadapan dengan ku" kata pria itu, Chan langsung menganguk pelan.

"Minho ajak dia ke dalam kamar mu, jangan pergi ke kota malam ini. Kalian menginap saja di sini" kata pria itu lalu pergi dari sana.

"Kak" panggil Minho pada Chan yang tengah duduk sambil menunduk di atas sofa itu.

"Ayo!" Seru Minho sambil menarik tangan Chan.

"Arhh" rintih Chan saat Minho mengobati luka yang ada di wajahnya.

"Maaf aku sangat merepotkan" kata Chan sambil menatap pria itu. Minho hanya diam saja, dia benar-benar tidak tahu harus bereaksi apa.

"Kacamata mu pecah" ujar Minho saat melihat kacamata yang Chan pakai pecah.

"Hmm iya, tidak masalah nanti aku akan ganti" kata Chan sambil tersenyum tipis.

"Lepas saja nanti pecahannya jatuh ke mata mu" kata Minho.

"Tapi jika aku lepas, aku tidak bisa melihat dengan jelas" ujar Chan. Minho lalu menghela napas, lalu dia membereskan alat-alat yang dia gunakan.

Saat Minho kembali dari kamar mandi, dia terkejut melihat pria itu tidak ada di kamar itu.

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang