《22》

1.1K 118 7
                                    

"Kapan kau membeli rumah ini?" Tanya Minho sambil memandang rumah itu.

"Hmmm sebenarnya aku baru membelinya. Hmm maaf jika masih kosong" kata Chan. Minho tersenyum lalu dia mendekat ke arah Chan.

"Aku menyayangi mu" kata Minho sambil memeluk Chan dari depan. Seketika Chan terkekeh mendengar itu, dia benar-benar jarang melihat Minho semanis itu padanya.

"Kau bohong" kata Chan tiba-tiba, hal itu membuat Minho langsung menatapnya.

"Terserah" kata pria manis itu kesal.

"Cium aku dulu, baru aku akan percaya" kata Chan sambil memanyunkan bibirnya. Minho lalu memegang wajah pria itu dan langsung memberikan sebuah kecupan pada Suaminya.

"Sudah puas?" Tanya Minho sambil melepaskan tangannya.

"Tidak" jawab Chan sambil kembali menarik tubuh pria itu dan langsung menautkan bibir mereka.

Entah kenapa seharian itu Minho terus menempel dengan Chan. Ke mana pun pria itu pergi pasti Minho ada. Saat itu mereka tengah menonton TV malam, Minho masih asik memeluk lengan kekar pria itu sambil mengunyah kripik.

"Kau mau ke mana?" Tanya Minho saat Chan ingin bangun.

"Aku ingin ke kamar mandi" kata Chan.

"Kau tidak akan pergi kan?" Tanya Minho tiba-tiba. Chan kebingungan dengan sikap pria itu.

"Tidak sayang, Hmm ada apa dengan mu? Kau masih merasa cemas ?" Tanya Chan lalu dia mengusap rambut Minho. Terlihat pria itu menghela napas.

"Aku merindukan kita berdua seperti ini, sejak pindah ke rumah ibu mu kau selalu sibuk dan jarang di rumah. Jika di rumah pun, aku yang sibuk jadi kita tidak bisa bersama" jelas pria itu. Chan terharu mendengar itu.

"Aww kenapa kau bisa semanis ini Minho?" Kata Chan sambil mencubit pipi pria itu. Dan itu membuat pipi Minho seketika memerah.

"Baiklah Baiklah, kita habiskan waktu berdua mulai sekarang. Mulai besok aku akan pulang lebih awal agar bisa menemani mu" kata Chan sambil memeluk Minho. Pria manis itu mengangguk, jujur dia sangat bahagia menikahi pria seperti Chan.

"Kau ingin anak perempuan atau laki-laki?" Tanya Minho sambil berbaring. Di belakangnya Chan memeluk pria itu sambil mengusap perut Minho.

"Hmmm aku tidak tahu, bagaimana dengan mu?" Tanya Chan.

"Apapun jenis kelaminnya, aku tidak peduli asalkan dia sehat" kata Minho. Chan tersenyum mendengarnya.

"Kau benar" jawab Chan.

"Chan" panggil Minho.

"Hmmm" jawab pria Bang itu sambil menciumi leher pria itu.

"Misalnya jika aku mati apa yang akan kau lakukan?" Tanya Minho tiba-tiba. Mendengar itu Chan langsung terdiam.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Chan.

"Tidak, aku hanya ingin tahu" ujar Minho sambil terkekeh pelan.

"Jika kau mati, aku juga akan mati. Kau tahu kan aku sangat mencintai mu. Aku tidak bisa hidup tanpa mu" kata Chan.

Minho seketika terkekeh mendengar itu, jujur saja apa yang Chan katakan seperti seorang aligator pada mangsanya.

"Baik-baik" kata Minho sambil menahan tawa.

"Minho kau kenapa?" Tanya Chan saat melihat pria manis itu nampak meringis.

"Tidak, perut ku agak sedikit sakit. Tapi belum waktunya lahir jadi tak usah khawatir" kata Minho.

"Ini pergilah ke kantor" kata Minho sambil memberikan kotak makanan itu. Chan nampak cemas menatap pria itu.

RED ROSE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang