24

481 87 49
                                    

Musim
.
.
.
.

°...:*•~.:•♪°..*..

Mon maap klo ad Typo:v

Pagi hari, pukul 08:00

Jam alarm berdering membangunkan Osamu dari tidur nyenyak nya. Saat tangan nya sibuk meraba tempat yang sudah kosong disebelahnya, ia mulai membuka separuh mata dan agak terkejut.

"RIN!?" teriak Osamu.

Dan tanpa aba-aba, pintu kamar terbuka dengan tidak etis. Sosok di ambang pintu mengenakan celemek memasak dan memegang sebutir telur ditangan kanan nya serta piring di tangan yang lain. Wajahnya terlihat panik saat berjalan mendekat kearah Osamu dan menepuk kepalanya ringan.

"Ada apa? Kau mimpi buruk? Tenang, aku disini" tutur Suna dengan nada lembut.

Osamu tiba-tiba mencengkram tangan Suna erat-erat, terliha seperti tak berniat untuk melepaskan nya. Suna agak terkejut melihat mimik wajah Osamu yang berubah drastis, ia terlihat sangat panik.

"Rin, jangan pergi...." lirih Osamu.

Suna tertegun sejenak. Memandang sepasang mata kelabu itu. Entah itu hanya perasaan Suna atau mungkin sepasang mata kelabu murni yang ia lihat 5 tahun yang lalu, sangat, sangat, sangat berbeda dari sekarang. Kali ini matanya nampak kosong dengan kepanikan dan kegelisahan. Tapi separuh nya lagi ada tatapan pasrah yang sulit dijelaskan. Semuanya tidak lagi sama dengan mata yang menatap nya dengan berbinar dulu.

Suna dengan cepat memeluk Osamu sambil menenangkan nya lagi. "Shhhh, aku disini. Bukan kah aku bilang tidak akan pergi? Jadi apa yang bisa ku lakukan? Kita terikat Osamu, bahkan tuhan tidak akan bisa memisahkan kita"

"Pembohong besar" batin Osamu saat dirinya menggigit bibir bawahnya dengan kuat.

Musim [SunaOsa] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang