Bagian 28 || Cerai?

64.7K 3.8K 154
                                    

"Ceraikan Nawa." Arsha mematung dengan kepalan tangan yang begitu kuat. Buku-buku tangannya bahkan memutih sangking kuatnya. Giginya bergeletuk kuat. Rahangnya mengeras.

"Gak akan." tekannya dingin. Matanya sudah memerah saat ini.

Nafas Eirin semakin memburu mendengar itu. Emosi nya meluap-luap kembali.

Plakk!

"Mama gak pernah ngajarin kamu jadi laki-laki brengsek Arsha! Kamu tahu?Mama malu! Mama malu sama Fathan ..." Eirin kembali terisak, mengingat hal itu.

"Kamu fikir ... mama gak tahu, hah?!" Eirin membuka layar ponselnya, dan menunjukkan sebuah artikel yang saat ini sedang panas-panasnya menjadi bahan perbincangan.

"Selain itu, mama juga udah cek cctv rumah kamu. Kamu tahu? Hiks ... mama ngerasa gagal jadi ibu! Mama gak nyangka, kamu bahkan sekeji itu sama istri kamu sendiri. Dia ... dia itu manusia, bukan hewan." di akhir katanya, suara Eirin melemah. Tubuhnya merosot kelantai.

Arsha mematung melihat itu. Ia menunduk setelahnya, menghalau air mata yang tiba-tiba jatuh. Beberapa detik kemudian, ia turut meluruhkan tubuhnya. Memegang kedua tangan Eirin, dengan mata yang memerah.

"M-mah ..." tenggorokannya terasa tercekat. Bibirnya bahkan bergetar saat ini.

Eirin menyentak tangan Arsha, yang menggenggam erat kedua tangannya.

"Mama, salah paham." Arsha masih bersimpuh, duduk di lantai rumah sakit yang dingin itu. Sedangkan Eirin, telah di tarik Gavino untuk duduk di kursi tunggu yang tersedia di depan ruang ICU.

"Aku- aku gak ngelakuin apa-apa dengan perempuan itu. Ak- aku,"

Plakk!

Nenek Qylae yang dari tadi menangis dalam dekapan kakek Arya, kini melepaskan pelukannya. Ia beralih menampar wajah cucu kesayangannya, yang telah ia rawat sejak kecil itu.

"Udah ada bukti, masih mau ngelak? Hah?!"

Arsha menggeleng. "Nek, aku beneran gak ngelakuin apapun. Aku cuma nenangin dia yang lagi ada masalah, aku-"

"Kamu fikir nenek masih percaya, sama kamu Arsha? Ngeliat kamu udah nyakitin putri semata wayangnya Fathan aja, nenek udah kehilangan itu semua untuk kamu! Gak ada secuil kepercayaan lagi untuk kamu! Dan ... apa lagi ini? Nawa ... dia di lecehin. D-dia bahkan nekat ngelakuin hal ini. Kamu gagal jagain dia. Kamu malah sakiti dia, Dia itu-" nenek Qylae menangis tergugu, tak sanggup untuk berkata lagi. Dirinya benar-benar merasa kecewa.

"Maaf ... maafin aku. Aku ngaku salah, udah nyakitin Nawa. Tapi, aku benar-benar gak ngelakuin macam-macam, seperti apa yang tertulis di artikel itu. Ak-"

"Cukup!"

"Kamu ... bukan anak saya lagi!" Eirin menatap lelah putranya itu. "Ceraikan Nawa sekarang juga! Dia udah cukup menderita hidup di neraka, dan bersama iblis seperti kamu." tangannya teracung, menunjuk tepat pada wajah anaknya. Ia bahkan telah mengganti kata menjadi 'saya'.

"GAK MAH! KENAPA GAK ADA YANG PERCAYA SAMA AKU?" kepala laki-laki menggeleng keras. Matanya kembali memerah seperti menahan air mata. "SAMPAI KAPAN PUN, AKU GAK BAKAL CERAIIN NAWA. DIA BAKAL TETAP JADI ISTRI AKU!"

"KAMU ITU GAK PANTAS BUAT DIA!" Eirin balas membentak anaknya itu. Seumur-umur, ini kali pertama Arsha membentaknya.

"Bukannya, kamu benci dia?" senyum miring dengan tatapan sendu, tercetak di wajah Eirin. "Kamu ... gak cin-ta sama dia. Kamu gak pernah ngang-gap dia. Kamu selalu nyakitin dia. Dengan alasan yang tidak jelas! Kalau kamu bisa kasih alasan yang kuat untuk menolak pernikahan ini, sebelumnya. Mungkin saya bakal pertimbangkan. Kamu tahu? Saya menyesal menikahkan gadis sebaik dia dengan iblis seperti kamu. Dan sekarang ... kamu bukan lagi anak saya. Perusahaan, rumah, mobil, dan segalanya, kamu tinggalkan. Silahkan angkat kaki dari sini, dan jangan pernah kembali menunjukkan wajah kamu di depan saya. Pergi, tanpa membawa sepeserpun, kecuali pakaian." tangannya menunjuk arah keluar. Dengan lantang mengucapkan kalimat tersebut. Ia bahkan juga menekankan kata 'cinta' dan 'anggap' pada perkataannya.

ARSHAWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang