Bagian 13 || Anak Pembantu

38.4K 3.8K 47
                                    

Seorang laki-laki tengah duduk sendiri di sebuah bangku taman. Bintang di langit malam menjadi objek penglihatannya. Namun ingatannya kembali mengingat kenangan tentang kebersamaannya dengan gadisnya.

Seorang perempuan cantik dengan dress selutut yang di kenakan nya tampak memegang kue ulang tahun, dengan angka 18 di atasnya. Senyum nya tampak menawan, menatap lembut penuh cinta laki-laki di depannya.

"Happy birthday to you ... happy birthday to you ... happy birthday ... happy birthday ... happy birthday Sasha ..." nyanyi nya begitu merdu. Laki-laki di depannya menatap penuh haru, raut khawatir di wajahnya berganti dengan raut bahagia.

"Astaga ... jadi, jadi kamu bikin surprise ini? Aku udah khawatir tahu, kamu nelpon minta tolong kayak tadi. Hampir jantungan tahu gak aku di buatnya!" laki-laki itu memeluk erat perempuan di depannya. Dadanya yang tadi bergemuruh takut kenapa-napa dengan gadisnya. Kini telah tenang.

"Hehe, maaf. Udah-udah. Sekarang mending tiup lilinnya dulu deh. Jangan lupa make a wish, pelukannya lanjut nanti aja." perempuan itu melerai pelukan antara mereka.

Arsha, laki-laki itu menurut. Ia memejamkan mata, berdo'a kepada Tuhannya. Setelahnya membuka kembali matanya dan meniup lilin tersebut.

"Selamat ulang tahun pacar nya Anara Maurendarhyna. Semoga panjang umur, sehat selalu dan bahagia terus ya ..., apapun yang terjadi, pokoknya tetap harus bahagia." ucapnya dengan tersenyum manis. Ucapan sederhana, namun seperti mengandung banyak makna.

Laki-laki itu balas tersenyum, terlihat bolongan di pipi sebelah kirinya. Menambah kesan tampan pada dirinya.

"Asalkan ada kamu di sisi aku, aku bakal terus bahagia kok." ia memeluk kembali perempuan itu. Mencium puncak kepalanya, menghirup dalam aroma stoberi yang menguar di rambut hitam gadis itu.

"Kita potong kue nya di sana yuk, pegel berdiri terus di sini,"

"Yaudah hayuk." mereka duduk berhadapan dengan meja bulat yang menjadi pembatas keduanya. Ada sebuah lilin di tengah-tengahnya yang menjadi penerang. Dari tadi, tatapan Arsha tak lepas dari wajah cantik gadisnya.

"Kenapa? Kok ngeliatin aku terus?" perempuan itu menyerahkan sebuah piring kecil yang berisi potongan kue.

Arsha menggeleng. "Kamu cantik banget malam ini. Emangnya salah, kalo ngeliatin pacar sendiri?"

Ana terkekeh mendengarnya. Ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, merasa sedikit salah tingkah mendengar ucapan kekasihnya.

"Udah ah, di makan gih kue nya. Oh iya, aku punya hadiah buat kamu." perempuan itu menyerahkan sebuah paper bag pada laki-laki di depannya.

"Wah apa nih, isinya?" ia sedikit mengintip isi paper bag itu.

"Cuman hadiah kecil, aku tahu kamu udah punya segalanya. Btw itu aku sendiri yang buat. Tapi buka nya nanti ya. Pas udah di rumah,"

"Bikin penasaran aja sih. Tapi oke deh, nanti pulang aku buka." Arsha menyuapi sesendok kue itu kedalam mulutnya.

"Di simpen baik-baik ya, itu kenangan terakhir dari aku." Ana terkekeh sumbang.

ARSHAWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang